INJIL YANG MEMBEBASKAN
Pendidikan dalam bentuk ajar – mengajar sebuah
tradisi dalam kehidupan umat Tuhan. Proses belajar tentu sangat memberikan
pencerahan. Layak kemudian jika Israel dikenal sebagai bangsa yang ‘hebat’.
Tempat utama untuk melaksanakan proses ajar-belajar adalah rumah ibadat.
Yesus telah dikenal sebagai seorang guru. Oleh
sebab itu, ketika Yesus ‘pulang kampung’ ke Nazaret, wajar sekali Ia diminta
mengajar oleh pengelola rumah ibadat. Bahan pengajaran yang diberikan kepada
Yesus untuk diajarkan diambil dari kitab Yesaya. Yesus mengajar dengan mengutip
nas Yesaya 61 : 1 – 2.
Yesus menyampaikan tugas panggilan diriNya. Dia
adalah guru yang disertai oleh Roh Allah. Yesus bukanlah guru biasa tetapi guru yang telah menerima pengurapan.
Dengan demikian, Dia adalah guru yang sungguh-sungguh diutus oleh Tuhan untuk
memberitakan Tahun Rahmat Tuhan.
Yesus mengajarkan agar setiap orang ;
menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin, memberitakan pembebasan
kepada orang-orang tawanan, penglihatan bagi orang-orang buta, membebaskan
orang-orang yang tertindas, memberitakan Tahun Rahmat Tuhan.
Pengajaran Yesus ini tidak selalu dipahami
secara harafiah tetapi dapat dimengerti secara rohani.
‘miskin’ tidaklah semata-mata hanya berkaitan
dengan harta. Orang miskin harta akan haus dengan kekayaan. Mereka ingin
memperoleh harta kekayaan dunia. Harapannya, dengan kekayaan itu ia akan
beroleh hidup bahagia. Tetapi benarkah orang yang dipenuhi harta kekayaan
beroleh kebahagiaan. Yesus begitu tajam mengkritik pandangan seperti itu.
(Matius 19:23) : Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan
Sorga.
Kritik Yesus terhadap orang kaya ini adalah,
karena orang kaya ini merasa terpenuhinya seluruh kehidupannya, sehingga ia
(merasa) tidak berharap atau bergantung kepada siapa (apa) pun. Ia tidak
bergantung. Baginya tidak perlu ada penolong. Ia hidup dengan keangkuhannya.
Sementara, orang miskin menyadari perlunya penolong dalam hidupnya. Lau, kepada
orang-orang miskin yang bagaimanakah yang perlu disampaikan kabar baik ? Sesungguhnya
bukan kepada orang yang miskin harta atau kaya harta, melainkan kepada
orang-orang yang membutuhkan penolong agar beroleh kebahagiaan.
Yesus berkata (Matius 5:3) ; ‘Berbahagialah orang yang miskin di hadapan
Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.’ Dengan demikian,
kebahagiaan bukan ditentukan oleh harta dunia, melainkan ketergantungan setiap
orang kepada Tuhan. Dengan memiliki pencerahan tentang harta, maka manusia akan
dimampukan menempuh jalan yang benar. Itulah kabar baik bagi mereka.
Demikian halnya dengan tawanan (bagaimana orang
merasa bebas dari rasa bersalah), kebutaan (buta rohani sangat banyak di zaman
ini), ketertindasan (kita perlu mendoakan penguasa yang selalu menindas orang
kecil dan minoritas) ; semuanya perlu dilihat secara rohani. Pada akhirnya,
Yesus ingin agar seluruh umat menikmati Tahun Rahmat Tuhan. Tahun Rahmat Tuhan
adalah, terwujudnya keselamatan di bumi ini, dimana setiap orang dapat
menikmati Rahmat Tuhan ; berkat dan bahagia, secara jasmani dan rohani. Tahun
rahmat Tuhan, dimana manusia mengalami perubahan ; hati, jiwa, pikiran dan
tindakannya. Orang yang menerima kabar baik, yang bebas dari kungkungan akan
merasakan berkat dan kebahagiaan. Ia memperoleh pengertian baru akan arti hidup
ini, yang membuatnya bersukacita. Orang yang hidup dalam sukacita akan
memancarkan kasih Allah itu. Kasih Allah yang terpancar dari hati, pikiran,
tindakan, dan perkataan akan mempengaruhi hidup dalam keluarga, gereja, dan
masyarakat sehingga semuanya bersukacita. Inilah sesungguhnya tujuan dari
kehadiran Gereja di dunia ini, dimana setiap orang dapat menikmati anugerah
Tuhan di dalam hidupnya.
Di zaman ini, Pendidikan rohani menjadi sangat
penting. Kita perlu mendiskusikan dan menggumuli berbagai kehidupan ini secara
rohani. Sering sekali warga gereja berhadapan dengan masalah kehidupan ini dan
selalu mengatasinya secara duniawi pula. Lalu tidak pernah ada jalan keluar.
Pendidikan Rohani ini perlu dikembangkan agar kita makin dicerahkan. Dengan
pencerahan itu kita tidak lagi dibalut oleh pikiran kita sendiri tetapi kita
makin menyadari makna dan tanggung jawab kehidupan.
Kita semua anak-anak Tuhan adalah ‘guru’, yang
telah diberi Roh dan diurapi oleh Allah. Ada tugas kita, apapun profesi kita
agar dapat memberi pencerahan bagi banyak orang. Kita memberitakan Injil
melalui kata, prilaku, dan perbuatan kita. Dengan demikian, banyak orang
terbebas dari belenggubelengu yang mengikat dirinya.
Dalam hidup sekarang ini, kita berhadapan dengan berbagai perubahan, dan
perubahan ini disebut kemajuan. Tidak sedikit orang, yang karena perubahan itu
membuatnya menjadi ‘tertekan/tertawan/terbelenggu’ karena ingin agar dapat
mengikuti semua perubahan itu. Sebagai orang percaya, kita tidak harus serta
merta mengikuti semua perubahan itu tetapi kita perlu belajar. Dan sumber
pengajaran kita adalah firman Tuhan (Alkitab). Firman Tuhan akan menjadi
landasan kita untuk menyikapi semua perubahan ini. Firman Tuhan akan
mencerahkan hati, jiwa, pikiran kita sehingga segala yang terjadi dalam
kehidupan ini membuat kita dapat menikmati anugerah Tuhan. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar