TUHAN SATUSATUNYA
ALLAH (Yesaya 44:6-8)
Seorang Kristen yang sakit berdoa : ‘Ya
Tuhan, Engkau adalah Tuhan yang Maha Kuasa, Tabib dari segala tabib. Tolonglah
aku, ya Tuhan, supaya Engkau menjamahku. Sembuhkanlah aku, ya Tuhan’. Seorang
Kristen lain, yang bergumul tentang biaya sekolah anaknya berdoa : ‘Ya Tuhan,
Engkau adalah Tuhan yang Maha Baik, Penolong orang-orang yang miskin. Tolonglah
aku, ya Tuhan, agar dapat membiayai anak-anakku, supaya mereka dapat
melanjutkan studinya. Engkau adalah Tuhan yang Maha Kaya’.
Kedua orang yang berdoa di atas berseru
kepada Tuhan dengan sebutan berbeda. Yang seorang menyebut Tuhan sebagai Tabib
; dan seorang lagi menyebut Tuhan itu sebagai Penolong orang miskin. Perbedaan
akan sebutan itu bukan berarti Allah mereka tidak sama. Mereka berseru kepada
Tuhan sesuai dengan keinginan yang akan Tuhan perbuat bagi hidup mereka.
Dalam nas ini, Yesaya menyebut Tuhan dalam
dua nama, yaitu Raja dan Penebus. Kedua sebutan ini menjadi penting bagi umat
Tuhan yang sedang berada di pembuangan Babel. Yesaya melihat posisi seorang
raja di Babel silih berganti ; mulai dari Nebukadnezar – Evil Merodakh
(berkuasa 2 tahun) – Nergal Serezer (berkuasa 4 Tahun), dan yang terakhir
Belsyazar. Masing-masing raja itu memiliki kebijakan tersendiri. Misalnya, pada
masa Nebukadnezar, sebenarnya umat Tuhan di pembuangan Babylon hidup seperti
orang bebas, tidak ada tekanan. Peristiwa politik di Babel ; kekuasaan raja
yang silih berganti memberi pemahaman bagi Yesaya, bahwa sesungguhnya ada Raja
yang kekal, yaitu Tuhan. Dia adalah Raja dari segala raja.
Pada masa kekuasaan Belsyazar datanglah
Cyrus (Kores) raja Persia merebut Babylon. Keberhasilan Persia menguasai Babel
merupakan kehendak Tuhan. Sebagaimana Tuhan mengizinkan Israel memiliki
raja-raja (Yes. 43:15), demikian juga Tuhan memperkenankan raja Persia berkuasa
atas Babel. Melalui raja Persia ini, Tuhan akan menebus umatNya dari tawanan
Babel. Raja Persia ini kelak memberi kebebasan bagi umat yang tertawan di Babel
untuk kembali ke tanah air mereka. Demikianlah Tuhan menebus umat pilihanNya.
Siapakah Tuhan itu ? Tuhan memperkenalkan
diriNya sebagai ‘yang terdahulu dan yang terkemudian’. Dia adalah Pencipta alam
semesta, dan Dia adalah satusatunya Allah yang memelihara ciptaanNya. ‘Tuhan
itu Allah kita, Tuhan itu esa’ (Ulangan 6:4). Tuhan dikenal sebagai Raja Israel
tetapi Ia adalah Allah segala bangsa. Tuhan berkuasa atas alam semesta, Ia
berkuasa atas segala raja, dan Ia berkuasa atas segala kehidupan manusia. Tuhan
adalah satusatunya Allah. Dia adalah Tuhan si Pemberi penghiburan dan
pengharapan bagi umat pilihan yang hidup di pembuangan di Babel. Tuhan Israel
akan membuka jalan bagi umat untuk kembali ke Yehuda dan memulihkannya.
Allah mau menyelamatkan bangsanya dari
pembuangan, tetapi Dia juga mau memakai umat pilihan itu menjadi terang bagi
bangsa-bangsa lain. Melalui penebusan ini, Allah menekankan agar umat Tuhan ;
(a) jangan gentar dan jangan takut. Tuhan menenteramkan hati umatNya. Mereka
tidak perlu goyah menghadapi pergolakan yang silih berganti. Tuhan memiliki
kuasa atas semua peristiwa yang terjadi di pembuangan. (b) Supaya umat menjadi
saksi. Peristiwa demi peristiwa di pembuangan turut dilihat dan dirasakan umat
Tuhan di pembuangan. Sekalipun banyak pergolakan tetapi Tuhan yang
mengendalikannya. Tuhan menjadi Raja atas segala raja. Karena itu, umat Tuhan
yang akan kembali dari pembuangan harus menjadi saksi atas kebesaran Tuhan.
Tuhan bukan hanya Raja bagi Israel tetapi Tuhan bagi seluruh bangsa.
Hanya satu Tuhan Allah, yang lain itu bukan
Allah melainkan allah buatan. Kalaupun ada yang disembah orang selain Allah
yang satu itu, maka itu adalah allah imitasi (misalnya patung, kayu, dsb). Oleh
karena itu, kita jangan membuat allah lain. (Galatia 4:8) : ‘Dahulu, ketika
kamu tidak mengenal Allah, kamu memperhambakan diri kepada allah-allah yang
pada hakekatnya bukan Allah’. Kita hendaknya tidak mengulangi yang diperbuat
orang-orang Galatia itu.
Allah berdaulat
penuh, yang memiliki kehendak sendiri. Baginya tidak berlaku rumusan-rumusan
manusia, sebab-akibat. Rumusan manusia seringkali berbanding terbalik, sehingga
mengejutkannya. Tetapi, bagi yang sungguh-sungguh mengenal, memahami dan
percaya akan Tuhan, maka sesuatu yang terjadi, termasuk yang berbanding
terbalik dengan logika manusia - tidaklah mengherankan. Manusia membuat rumusan
; orang yang pandai bersekolah – rajin bekerja – kemudian menjadi kaya. Lalu
bagaimana kalau ada orang pandai – rajin bekerja – tetapi tidak kaya ? Mungkin,
manusia menambah logika tambahan, ‘ia belum bertobat dan karena tidak berdoa’.
Orang percaya harus memahami, bahwa Allah memiliki kehendakNya bagi hidup manusia.
Apabila manusia memaksakan kehendaknya sendiri sedemikian rupa, maka ia telah
membuat allah lain. Tetapi percayalah, Tuhan yang adalah satusatunya Allah
mengasihi setiap umatNya. Hanya saja manusia mestilah melakukan perintah Allah serta
tidak gentar dan takut menghadapi kehidupan ini. Selanjutnya, manusia
menyerahkan hidup sepenuhnya pada Allah.
Biarkan Allah mengatur hidupmu. Syukurilah segala yang Allah perbuat bagi hidup
kita, sebab segala yang Allah perbuat adalah untuk mengasihi umatNya.
Allah di dalam Yesus Kristus telah
menyelamatkan, menebus manusia dari dosa. Allah tidak pernah meninggalkan
umatNya. Allah memberikan jaminan bagi umatNya. Karena itu, kita jangan pernah
gentar dan takut menjalani kehidupan di dunia ini. Marilah kita menjadi saksi
Tuhan dengan memuliakanNya dan menyalurkan berkatNya bagi dunia ini. Allah
menyertai kita.
AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar