BERTEKUN
DI DALAM DOA
Adalah sepasang suami-isteri yang sejak
masa muda mereka sudah bergaul dengan Allah. Setiap bulannya mereka menyisihkan
10 % dari pendapatan masing-masing. Uang yang disisihkan itu kemudian
dimasukkan ke dalam sebuah kotak.
Setiap memasukkan perpuluhan itu ke dalam
kotak, mereka selalu mendahuluinya dengan doa. Saat mereka sudah mempunyai
anak-anak, kebiasaan itu tetap mereka lakukan, dan menjelaskan kegunaannya
kepada anak-anaknya. Ketika anak-anak itu beranjak dewasa dan sudah bekerja,
maka anak-anak itu turut serta melakukannya. Semua mereka menyisihkan
pendapatannya dan selalu didahului dengan doa.
Uang yang disebut perpuluhan itu diberikan
kepada setiap kebutuhan yang berkaitan dengan gereja ; pembangunan,
penginjilan, diakonia, beasiswa untuk mahasiswa teologi, bantuan untuk pendeta
yang pensiun dsb. Semua itu dilakukan dengan sukacita tanpa pernah mengharap
balasan ataupun supaya dihormati. Keluarga ini tidak pernah batal menyisihkan
pendapatannya sekalipun ada kebutuhan lain yang mendesak. Keluarga ini
sungguh-sungguh melakukan semua itu dengan penuh ketulusan. Keluarga ini
senantiasa hidup dalam doa dan menikmati kebaikan Tuhan.
Minggu ini disebut Minggu Rogate (=berdoa).
Doa menjadi sangat penting dalam menggerakkan keseluruhan hidup orang percaya.
Nas bacaan kita ini mengajak jemaat Roma untuk menjalani kehidupan Kristen
dengan benar. Jemaat sesungguhnya sudah mendapat pengajaran dari dasar
kehidupan orang percaya, yaitu berbuat kasih, saling menghormati, perlunya
kerajinan, hidup dengan sukacita. Praktek kehidupan seperti itu sebenarnya
berlaku juga dalam masyarakat umum (non Kristen). Orang-orang Kristen harus
ikut serta dalam tatanan kehidupan masyarakat itu agar tidak menjadi masyarakat
yang terisolasi. Kalau demikian, apakah perbedaan praktek hidup orang Kristen
dengan orang yang belum menerima Kristus ? Orang Kristen harus mengikuti
komunitas masyarakat dunia itu tetapi tidak bertentangan dengan kehendak Tuhan.
Dalam Roma 12:2, Paulus mengatakan, ‘Janganlah
kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan
budimu…’. Praktek hidup di tengah dunia ini merupakan tuntutan etis untuk menjalin relasi manusia.
Tetapi praktek kehidupan itu perlu dibaharui.
Dengan pembaharuan itu, Jemaat Kristen tetap melakukan kebiasaan masyarakat,
sehingga tidak perlu tersingkir dari kehidupan umum.
Sebagai contoh, kasih. Mengasihi adalah
tuntutan etis dalam kehidupan manusia. Namun, dalam prakteknya kasih itu
seringkali dilakukan dengan kepura-puraan ; penuh sandiwara, ada kepentingan
diri sendiri, kepopuleran, sanjungan, penghormatan, dan mengharapkan balasan.
Hidup yang demikian adalah cara hidup yang berlaku di dalam semua lapisan
masyarakat. Tetapi, sebagai orang Kristen semuanya itu haruslah diubahkan.
Kasih hendaknya dilakukan dengan segala ketulusan. Itu terjadi jika seluruh
praktek kehidupan itu dilakukan dengan doa. Doa kepada Tuhan memampukan kita
menjalani praktek kehidupan itu dengan benar. Hidup menjadi indah.
Doa merupakan bagian yang sangat penting
dalam kehidupan orang percaya. Martin Luther berkata, ‘Doa adalah nafas hidup orang Kristen‘. Doa adalah
komunikasi kita dengan Tuhan. Doa menjadi cara kita membangun persahabatan dengan Tuhan. Persahabatan
yang senantiasa terjalin dengan Tuhan akan membuat bertumbuh makin
mesra dan hidup. Sesuatu yang kita rencanakan dan dilakukan haruslah dibawa
dalam doa. Doa akan membimbing kita untuk bertindak, dengan tidak melawan suara
hati nurani (suara Roh Kudus). Dengan demikian, kita dimampukan mengungkapkan
isi hati kita kepada Tuhan.
Apakah Tuhan mengabulkan doa kita ?
Doa yang dipanjatkan dengan benar
akan didengarkan Tuhan. Amin !
(Mazmur 66:19-20), “Sesungguhnya, Allah telah
mendengar, Ia telah memperhatikan doa yang kuucapkan, yang tidak menolak
doaku.” Siapapun yang
berdoa kepada Allah dengan benar, maka Allah pasti akan mengabulkanNya. Hanya
saja, kita harus bisa menangkap dan mengenali jawaban Tuhan.
Di dalam doa ada
kuasa Allah, sehingga doa dapat menjangkau hal-hal yang kelihatannya mustahil.
-
Doa
membuka Laut Merah.
-
Doa
memancarkan air dari batu dan menurunkan roti dari surga.
-
Doa
menyembuhkan orang sakit.
-
Doa
telah membawa pertobatan sekian banyak jiwa.
Menghadapi Pergumulan Hidup
Ditengah-tengah
dunia ini kita menghadapi tantangan : ekonomi, sosial, politik, dan tindak
kejahatan yang cenderung meningkat. Selain tantangan umum, kita juga menghadapi
pergumulan pribadi ; baik dalam keluarga, Rumah Tangga, penyakit, dan
pekerjaan. Semangat hidup kita juga dapat kendor karena berbagai faktor,
hilangnya pengharapan. Hidup menjadi tidak sukacita.
Saat ini ada ketegangan mengenai budaya
(Batak). Timbul pro-konta dalam memahami budaya, sehingga ada yang memandangnya
secara negative dan positif. Orang yang yang memandangnya secara negatif karena
memahami budaya itu penuh okultisme, dan menyebabkan terkurasnya materi, waktu,
dan tenaga untuk melaksanakan upacara adat. Tetapi banyak juga yang memandang
budaya itu perlu dilestarikan, bahkan harus dikembangkan, karena dipahami
justru Tuhan yang memberikan budaya itu untuk mengatur kehidupan sosial
masyarakat. Ketegangan ini akan dapat diakhiri jika setiap orang percaya
membawakannya dalam doa.
Persoalan rumah
tangga yang sebenarnya sangat sederhana dapat saja menimbulkan konflik yang tak
terselesaikan sampai matahari terbenam. Itu akan menimbulkan penderitaan yang
berat. (Efesus 4:26), apabila
kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam,
sebelum padam amarahmu.
Banyak lagi praktek kehidupan dan
pergumulan yang kita hadapi/alami. Satu hal yang membawa kita pada kemenangan
pergumulan hidup ini adalah, seperti nama minggu kita ROGATE = berdoa. Roh akan
membimbing kita untuk berdoa kepada Allah. Dengan doa, kita memiliki kekuatan
menghadapi pergumulan hidup ini. Bergembiralah dalam Tuhan dengan doa. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar