KUATKANLAH HATIMU,
ALLAH MENYELAMATKANMU
Di dalam hidup ini banyak peristiwa yang
terjadi, ada yang menyukakan hati tetapi tidak sedikit yang membuat hati kita
bersedih. Kita bisa memberikan analisa tentang suatu peristiwa tetapi pada
akhirnya Tuhan memiliki kuasa atas alam dan kehidupan manusia.
Umat Tuhan berada di dalam penderitaan di
pembuangan. Mereka menjadi orang tawanan dan sudah tawar hati (putus asa) untuk
mengalami perubahan hidup. Apakah pembuangan merupakan penghukuman atau ada
kehendak Tuhan di dalamnya ?
Tuhan memanggil Yesaya untuk mengingatkan
umat Tuhan agar memiliki ‘hati yang kuat, dan jangan takut’, sebab Tuhan akan
melakukan sesuatu yang luar biasa. Tuhan akan menyelamatkan umatNya. Saat menghadapi satu situasi sulit, seringkali dibarengi dengan rasa
takut. Rasa takut ini cukup mempengaruhi kehidupan lainnya; keluarga,
kesehatan, pekerjaan, dan ekonomi. Ketakutan yang berlebihan juga dapat membawa
orang menjadi depresi.
Yesaya memahami bahwa (a) Tuhan adalah penguasa
alam semesta. Dia berkuasa atas langit dan bumi serta kehidupan manusia, (2) Sang
kudus Israel. Tuhan itu kudus, tidak bercacat, tidak bersalah, tidak pernah
silap, tidak lalai. Yesaya memandang Tuhan itu sebagai yang kudus, yang duduk
di tahkhtanya dengan kuasa penuh. Kekudusan Tuhan akan memenuhi seluruh bumi.
Tuhan menghendaki supaya bumi ini baik adanya dan manusia hidup dengan penuh
sukacita dan bahagia.
Yesaya tahu bahwa pembuangan yang dialami
oleh umat Tuhan adalah karena moral mereka begitu bobrok, mereka bergelimang
dengan dosa. Tuhan memakai kekuasaan dan kekuatan orang Asyur untuk menghukum
orang Israel, tetapi dia juga tahu bahwa kekuasaan orang Asyur dibatasi pula
oleh Allah yang sama. Tuhan berkuasa menyelamatkan umat Tuhan. Keselamatan itu
bukan oleh usaha manusia melainkan oleh karena kasih dan kuasa Allah semata.
Allah punya kuasa dan cara sendiri untuk menyelamatkan umatNya. Umat Tuhan akan
mengalami suatu pembaharuan. Keselamatan yang dilakukan Tuhan akan memberikan
perubahan bagi umat Tuhan ; ‘mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga
orang-orang tuli akan dibuka’. Umat Tuhan mengalami ketulian dan kebutaan
karena mengabaikan firman Tuhan. Kini, Allah akan mencelikkan mata dan membuka
telinga mereka, agar segera dengar-dengaran firman Tuhan. Firman Tuhan itu akan
menumbuhkan pengharapan, yang memberi semangat (hidup baru) sehingga segala
sesuatu diubahkan. Semangat yang luar biasa dapat menimbulkan perubahan (fisik)
pada manusia ; ‘orang lumpuh menjadi dapat berjalan, orang bisu dapat berteriak’.
Orang-orang yang penuh pengharapan bukan saja mengalami perubahan fisik tetapi
lebih dari itu mereka dimampukan merasakan hidup yang begitu indah. Ungkapan :
‘mata air memancar di padang gurun, dan
sungai di padang belantara; tanah pasir yang hangat akan menjadi kolam, dan
tanah kersang menjadi sumber-sumber air’ merupakan gambaran hati dan jiwa
dari orang yang berpengharapan. Hidup bukan soal fisik, jasmani, materi saja, tetapi
soal hati, ketenangan jiwa, kedamaian. Hidup demikian hanya dimiliki oleh
orang-orang yang berpengharapan.
Tuhan memang senantiasa mengasihi umatNya
dan Tuhan sungguh-sungguh berkuasa atas kehidupan manusia. Pengharapan adalah
suatu kekuatan bagi setiap orang yang mengalami kehilangan pegangan hidup.
Kita adalah orang-orang yang telah
diselamatkan Tuhan. Tuhan memberikan pengampunan atas dosa-dosa kita.
Sesungguhnya kita perlu menyadari maksud Tuhan atas diri kita. Kita patut
bersyukur, sebab Tuhan memberi kita hidup, sekalipun kita diperhadapkan dengan
berbagai kesulitan. Kita memang sering mengalami suatu kondisi berat. Saat itu
kita tidak layak mengatakan bahwa Tuhan meninggalkan kita. Itu hanya akan
membuat kita sebagai orang-orang yang najis bibir dan manusia yang tak
berpengharapan. Tetapi kita sebagai umat percaya supaya tetap percaya kepada
Tuhan dikala menghadapi keadaan sulit. Setiap peristiwa bukan membuat kita jauh
dari Tuhan tetapi hendaknya menyadarkan dan mengingatkan kita atas panggilan
sebagai orang-orang percaya.
Kita semua menginginkan untuk cepat keluar
dari masalah demi masalah. Namun, sebagai orang Kristen, kita jangan terjebak
dengan jalan pintas yang mungkin kita
tempuh. Seringkali kita bersandar pada sandaran yang rapuh sehingga kita
terjebak kembali pada masalah yang sama. Firman Tuhan (Amsal 3:5), mengingatkan kita untuk tidak bersandar pada
pengertian kita sendiri, tetapi bersandarlah kepada Tuhan. Tetapi kita perlu
menguatkan hati, dan tidak takut menghadapi problema hidup.
Janji keselamatan yang disampaikan nabi
Yesaya kepada Yehuda adalah juga janji Tuhan kepada kita umat masa kini. Karena
itu, sebagai orang percaya, sekalipun kita diperhadapkan dengan berbagai
problema di muka bumi ini, janganlah kita sekali-kali meninggalkan Tuhan.
Tetapi tetaplah kita berseru kepadaNya.Selamat bersukacita. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar