MENGIKUT
YESUS : MENYANGKAL DIRI, MEMIKUL SALIB
Betapa mudah dan enak untuk mengatakan bagi
orang Kristen, saya mau ikut Yesus. Apalagi menyanyikan lagi Kidung Jemaat No.
375 dengan meresapinya, kita menjadi orang yang begitu teguh dan tulus hendak
mengikut Yesus. Namun, seberapa besar ketulusan dan keteguhan kita mengikut Yesus.
Bukankah kita berkehndak mengikut Yesus agar dapat menikmati kehidupan dunia
yang penuh pesona ini. Adakah kita pernah membayangkan bahwa mengikut Yesus
berarti melepaskan diri dari kemegahan dunia ini, dan itu berarti kesiapan
menderita ?
Petrus begitu antusias mengikut Yesus dan
tergolong murid yang tampaknya paling setia mengikut Yesus. Wajar, karena bagi
Petrus, Yesus adalah Mesias, ‘sang juruselamat’. ‘uji coba’ ketaatan Petrus
segera rubuh ketika Yesus mengatakan bahwa Ia harus menderita. Petrus menjadi
malu atau dan ketakutan atas kesiapan Yesus untuk menderita. Pengakuan Petrus
hanyalah didasarkan pada kenikmatan dunia, seperti dipikirkan manusia umumnya. Karena
itu Yesus berkata (ay. 33) : "Enyahlah
Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa
yang dipikirkan manusia."
Yesus adalah kebenaran. Yesus terbuka memberitahukan
apa sesungguhnya yang terjadi jika orang mengikut Yesus. (1) mau menyangkal
diri. Menghilangkan segala keinginan-keinginan dunia, yang mengganggu kehidupan
kita sendiri, maupun orang lain. Karena itu, jauhi segala sifat sombong,
dengki, iri, benci, dan kejahatan lainnya. (2) kehilangan nyawa. Siapapun pasti
takut kehilangan nyawa. Tetapi, bagaimanapun, manusia pasti akan kehilangan
nyawa. Masalahnya, untuk apa saya kehilangan nyawa ? Tuhan Yesus berkata,
barangsiapa kehilangan nyawa karena Aku, dan Injil, ia akan menyelamatkannya.
Siapa yang kehilangan nyawa, siapa yang berlelah demi kemuliaan Tuhan, Allah
akan memberi keselamatan baginya. Ay. 36 dikatakan : “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan
nyawanya.”
Kita mungkin akan mulai ragu jika dikatakan
bahwa mengikut Yesus adalah penderitaan. Murid Yesus sendiri sulit menerima
realita jika mengikut Yesus adalah penderitaan. Mengikut Yesus memang
membutuhkan kesiapan hati. Mengikut Yesus secara jasmani sangat mungkin
menderita, namun dibalik semua penderitaan itu, setiap orang yang mengikut
Yesus akan menemukan kekayaan rohani yang sangat berharga. Kita akan mengalami
keteguhan iman di dalam menjalani kehidupan ini. Orang yang mengalami keteguhan
iman itulah sesungguhnya orang yang mengalami kebahagiaan. Dan yang terutama,
setiap orang yang mengikut Yesus pasti akan memperoleh Kerajaan Allah sebagai
upah bagi setiap orang percaya kepada Tuhan Yesus.
Jangan dustai dirimu untuk mau mengikut
Yesus tetapi sesungguhnya tujuanmu untuk beroleh kesenangan dunia ini. Setiap
orang yang mengikut Yesus haruslah dalam kesadaran. Pengikut Yesus yang tidak
menyadari tujuan dari mengikut Yesus bukan hanya akan mengecewakan dirinya
sendiri, tetapi juga dapat mengganggu/menghambat misi Yesus. Mengikut Yesus
berarti berjalan bersama Yesus, menerima Yesus, mengasihi Yesus, menyerahkan
diri sepenuhnya kepada Yesus, berkarya untuk misi Yesus. Mengikut Yesus berarti
: (a) menyangkal diri. Menyangkal
diri berarti mengabaikan kepentingan diri sendiri, bahkan melawan keinginan
diri sendiri, tidak memaksakan keinginan hati dan pikiran sendiri. Sebab, siapa
yang menginginkan kehendaknya dirinya berarti melawan keinginan Tuhan Yesus.
(b) memikul salib. Salib adalah
lambang penderitaan ; beban berat, yang harus dipikul. Yang dimaksud dengan
salib adalah penderitaan yang bukan karena perbuatan jahat oleh diri sendiri,
melainkan penderitaan yang disebabkan oleh orang lain. Memikul salib adalah
orang yang taat mengikut Yesus sekalipun ia sedang menanggung penderitaan.
Pengikut Yesus yang sejati tidak takut menyangkal diri dan memikul salib, sebab
para pengikut Yesus tidak lagi dikuasai oleh dunia yang justru sering membuat
manusia itu menderita. Mereka yang mengikut Yesus adalah orang-orang yang hidup
dalam roh Allah. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar