IBADAH
YANG BERKEADILAN
Amos 5:18-24
Umat Tuhan memiliki perayaan keagamaan yang
sangat banyak. Perayaan dilakukan dengan ibadah-ibadah, yang diisi dengan
nyanyian dalam iringan alat musik tradisional. Setiap ibadah memang telah dikemas sedemikian
rupa. Ibadah diselenggarakan begitu semarak dengan full nyanyian dengan
sentuhan musik gambus.
Ibadah-ibadah itu dilakukan dengan
penghayatan rasa syukur kepada Tuhan atau supaya Tuhan memberkati, dan agar
ikut serta saat tiba hari Tuhan. Mereka juga tak lupa dengan memberikan
persembahan korban-korban bakaran sebagai rasa syukur dan korban keselamatan.
Hari Tuhan dipahami sebagai hari
penghakiman Tuhan. Saat itu Tuhan akan menghakimi setiap manusia. Yang taat
pada Tuhan akan masuk sorga menikmati hidup baru nan indah, sedangkan yang
tidak taat maka pintu neraka dibukakan bagi mereka.
Umat Tuhan memahami bahwa ibadah merupakan
bentuk ketaatan pada Tuhan. Namun, kini nabi Amos mewartakan bahwa hari Tuhan
itu adalah kegelapan. Hari Tuhan menjadi menakutkan, seperti orang berlari
menghadap singa, seekor beruang mendatanginya, dan bagaikan ular yang
memagutnya. Itulah hari Tuhan yang dinubuatkan Amos. Mengerikan !!!
Lalu, mengapa nabi Amos mewartakan bahwa Tuhan
membenci dan menghinakan ibadah itu ? Ibadah adalah seremonial hidup
keseharian. Peran umat dalam sehari-hari ‘dipuncakkan’ dalam ibadah. Hidup yang
memuji dan memuliakan Tuhan dalam keseharian dirayakan pula dengan memuji dan
memuliakan Tuhan dalam ibadah.
Tuhan memperlihatkan kepada Amos, bahwa
umat Tuhan sudah sangat menyimpang. Penyimpangan umat Tuhan adalah terjadinya praktek
ketidakadilan di tengah-tengah umat Tuhan
:
-
(2:6) ada yang menjual orang benar
karena uang dan orang miskin karena sepasang kasut,
-
(4:1) ada yang memeras orang lemah,
yang menginjak orang miskin,
-
(6:3) penguasa memerintah dengan kekerasan.
Umat Tuhan
adalah sebuah bangsa yang sedang jaya ; kuat dan makmur. Namun kemakmuran yang
dimiliki negara hanya dinikmati oleh segelintir orang. Sementara orang-orang
kecil mengalami penindasan dan hak-hak mereka dikebiri. Orang-orang kuat
menindas orang-orang kecil. Ketidakadilan adalah dosa !
Para pelaku
ketidakadilan itu tahu bahwa perbuatan tersebut adalah dosa. Para pelaku
ketidakadilan itu menutupi dosanya dengan ibadah. Mereka berbuat dosa dari hari
Senin sampai Sabtu, lalu pada hari minggu sebagai penghapusan dosa. Ibadah yang
penuh kemunafikan. Perbuatan jahat yang mereka lakukan seolah-olah dapat
diselesaikan dengan ibadah. Padahal, dosa manusia tidak terhapus karena ritual
ibadah.
Karena itu, perayaan
mereka tidak benar. Mereka tidak dalam keadilan. Hidup yang tidak benar, tak
berkeadilan tapi dirayakan dengan memuliakan Tuhan adalah kemunafikan. Inilah
yang dikritik nabi Amos, sang orang desa.
Tuhan
menghendaki hidup yang benar dan dirayakan dalam ibadah. Itulah ibadah yang
benar.
Firman Tuhan
menjadi ukuran bagi kita, apakah kita masih lurus atau sudah bengkok dihadapan
Tuhan ? Jangan pernah mengukur kebenaran dengan diri sendiri karena hanya akan
menghasilkan ketidakadilan lagi.
Tuhan mengutus
setiap orang percaya untuk tugas mulia, yaitu menyatakan keadilan di tengah
dunia ini. Gereja dipanggil untuk menciptakan keadilan dan membaharui bumi ini.
Keadilan dapat kita lakukan di lingkungan dimana kita berada ; dalam keluarga,
gereja, dan ditempat bekerja.
Kita memberi persembahan
karena Tuhan telah mengaruniakan kita berkat-berkat yang berkelimpahan. Barangkali
kita semua sudah mempersiapkan persembahan. Perlu kita renungkan, layakkah
sebesar itu kita berikan kepada Tuhan ? Cara mengukurnya, bukan dibandingkan
dengan yang diberi orang lain. Tetapi berdasarkan jumlah yang kita terima dari
Tuhan. Kalau kita belum mematuhinya, maka kita sendiri pun belum memberlakukan
keadilan.
Dengan penyembahan
dan persembahan yang benar, maka ibadah kita menjadi sukacita. Sebab, semua
yang kita perbuat adalah untuk kemuliaan Tuhan.
Kita akan
dimampukan menegakkan keadilan melalui berkat rohani yang Tuhan karuniakan.
Tuhan telah melimpahkan kepada kita segala hikmat, pengertian., dan kekayaan
Dengan semua pemberian Tuhan dan kekuatan dari Roh Kudus marilah kita melakukan
kebenaran. Tuhan akan menyertai kita jika kita sungguh-sungguh untuk memuliakan
namaNya.
AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar