ANDALKAN TUHAN MENEGAKKAN KEADILAN
Dalam mempelajari
kitab Perjanjian Lama dikenal dua jenis nabi, yaitu nabi besar dan nabi kecil.
Perbedaan ini bukan karena tubuh mereka tinggi atau pendek dan gemuk atau kurus
(juga bukan yang satu nabi putih dan yang lain nabirong), tetapi
dibedakan atas tebal atau tipisnya tulisan mereka. Namun, setipis-tipisnya
tulisan para nabi itu tidaklah setipis daun sangge-sangge.
Selain perbedaan nabi
besar dan kecil ada juga yang disebut nabi tanpa ‘atribut’ dan nabi dengan
atribut. Nabi yang dengan ‘atribut’ disebut nabi palsu (panurirang
pargapgap). Nabi yang dengan atibut dan para pemimpin umat Tuhan inilah
yang dikritik oleh nabi Mikha pada bacaan kita ini.
Israel adalah umat
milik Allah, dan para nabi adalah juru bicara Allah yang secara khusus
dipanggil oleh Allah sendiri. Nabi berfungsi untuk menyampaikan
petunjuk-petunjuk (kritik) kepada bangsa dan Negara dalam kaitannya dengan
segala persoalan. Nasib dan masa depan bangsa adalah juga tanggung jawab para
nabi.
Selain raja, Israel
dipimpin oleh ‘kepala daerah’
dari masing-masing kaum Israel. Mereka dilengkapi dengan para kepala (hakim) yang berwewenang memutuskan segala perkara, para imam yang bertugas memberi pengajaran (moral), dan
dilengkapi dengan nabi
sebagai ‘penyambung lidah Allah’ agar bangsa itu tidak melenceng. Mereka semua
memiliki tugas agar hidup bangsa (umat) itu sesuai dengan kehendak Allah.
Wajarlah jika mereka menerima upah (gaji). Tetapi mereka menjadi ‘kurang ajar’
karena mereka menyelewengkan tugas jabatannya.
Para
kepalanya (Hakim) memutuskan hukum karena
suap.
Mereka menangani
untuk memutuskan segala perkara rakyat. Namun dalam memutuskan perkara, mereka
tidak berlaku adil. Keputusan yang mereka buat selalu menyakiti hati rakyat.
Mereka memutuskan perkara bukan dengan keadilan. Persoalan akan selalu
dimenangkan oleh orang-orang yang sanggup memberi suap. Mereka memperkosa
hak-hak umat. Para pemimpin telah memimpin tanpa keadilan.
para
imamnya memberi pengajaran karena bayaran.
Para imam memiliki
tugas untuk mendidik rakyat, secara khusus pengajaran moral. Namun mereka tidak
menjalankan tugasnya dengan baik bila tidak mendapat upah tambahan (bayaran).
Mereka lebih banyak duduk di kantin atau dan pura-pura membaca Taurat. Mereka
tidak memiliki tanggung jawab moral sekalipun mereka mengajarkan tentang ahlak.
para
nabinya menenung (bernubuat) karena
uang.
Nah ini dia ….
nabi-nabi yang secara khusus dikritik oleh Mikha dalam nas ini. Merekalah yang
disebut nabi palsu. Mereka adalah nabi yang bertugas mengawasi agar
penyelengaraan Negara berlangsung dengan benar. Mereka harus mengingatkan para penguasa
jika kebijakannya melenceng. Namun para nabi ini tidak menyampaikan kritik, sekalipun
para pemimpin bangsa telah melanggar titah Tuhan. Mereka membiarkan bahkan
mendukung tindakan para pemimpin membengkokkan kebenaran.
Nabi palsu memang
nabi yang lebih mementingkan perutnya. Pemimpin yang berlaku tidak adil tetapi
mendapat dukungan dari nabi palsu. Para nabi palsu itu memberitakan ‘damai’
kalau mereka mendapat imbalan cukup untuk khotbah-khotbah mereka. Namun mereka
akan memberitakan ancaman kalau mereka tidak mendapat imbalan yang cukup (Mikha
3:5-8). Tidak ada kejelasan nubuat (ramalan) mereka. Bagi nabi palsu hanya satu
yang jelas, mendapat imbalan. Kebijakan para pemimpin selalu mendapat dukungan
dari nabi palsu, sekalipun itu menghasilkan ketidakadilan. Bahkan tanpa ada
rasa malu dan bersalah para nabi palsu menyatakan bahwa tindakan para pemimpin
dibenarkan oleh Tuhan. Sautma maup bangso i….
Mikha tergolong nabi kecil. bekerja dan bernubuat di daerah terpencil, bergaul dengan orang-orang
kecil, miskin, dan berserah diri sepenuhnya kepada Tuhan. Nabi Mikha tampil dengan kritiknya atas para
pemimpin bangsa, khususnya para ‘nabi negara’. Nabi Mikha memberi kecaman yang
sangat pedas terhadap para nabi yang menipu rakyat.
Persekongkolan para
pemimpin dan nabi palsu ini merupakan penyelewengan yang hebat. Sebagai hukuman
terhadap penyelenggaraan Negara yang penuh ketidakadilan itu, maka Mikha
menubuatkan, bahwa kota Yerusalem sendiri akan hancur dan bahkan Bait Allah
yang suci itu akan tinggal puing-puing. Yerusalem akan menjadi timbunan puing,
dan gunung Bait Suci akan menjadi bukit yang berhutan (9-12).
Kita harus melakukan keadilan. Di tengah-tengah dimana kita berada, baik di kota
maupun di desa, kita dapat menyaksikan kesenjangan sosial. Ada yang kaya dan
miskin. Mereka yang miskin menjalani hidup dengan berbagai penderitaan diiringi
cucuran keringat dan air mata untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ada
kehidupan yang kontras, kesenjangan sosial. Salah satu penyebab kondisi ini
adalah banyaknya penyelenggara negara yang korupsi. Jika saudara salah seorang
di antaranya, maka mulai sekarang hentikan itu sebelum anda menjadi penghuni
kamar 13.
Kerja merupakan sebuah
tanggung jawab dan kesempatan untuk berkarya sebagai bagian dari panggilan
Tuhan bagi hidup kita. Memang, kita tidak dapat
memungkiri bahwa bekerja adalah memperoleh uang. Tetapi kita harus tetap
memperhatikan unsur keadilannya. Kita
juga perlu merenungkan akan segala yang kita peroleh. Perenungan atas semua itu
akan membawa kita untuk menemukan makna kehidupan ini.
Para pengkhotbah yang melayani di kantor
(pemerintah) harus mau berkata kebenaran. Ingatkan mereka untuk tugas dan
tanggung jawab serta tidak korupsi. Demikian juga yang melayani di perusahaan.
Ingatkan para pemilik akan gaji layak bagi pegawai, jangan hanya mangoncop keringat
mereka. Ingatkan juga para buruh untuk bekerja sebaik-baiknya. Jangan takut
anda tidak lagi dipanggil berkhotbah. Pilih : anda hamba Tuhan atau anda budak
penguasa dan pengusaha ?
Sebagai umat Tuhan, kita juga harus mewarisi sifat-sifat yang mau
berkorban. Kelakuan yang berkeadilan perlu kita aplikasikan di dalam berbagai
kehidupan kita. Keadilan harus kita upayakan secara terus menerus. Kita
melakukan itu sebagai bagian dari kesetiaan kita pada Tuhan. Dan itu kita
lakukan dengan segala rendah hati, sebab kita dapat melakukan itu karena Tuhan
telah lebih dahulu mengasihi kita. Kita dimampukan melakukan keadilan hanya
bila kita mengandalkan Tuhan. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar