21 April 2020

Roma 3:1-8 (Minggu, 26 April 2020)


              KESETIAAN ALLAH
                 
Sudah lebih sebulan, kita yang di Indonesia mengalami pandemic corona. Keadaan ini sangat membuat kita tertekan. Kita belum paham sepenuhnya tentang corona ini, sehingga banyak pertanyaan yang dapat dimunculkan. Apa – siapa – mengapa – bagaimana  berapa lama ; adalah bentuk pertanyaan yang tak  mudah dijawab. Situasi corona juga membuat kita mengalami tekanan, dimana kita harus berubah dalam kehidupan. Tinggal di rumah saja. Corona menimbulkan kekhawatiran, bahkan sangat menakutkan.  
Sulitnya menjawab pertanyaan sekitar corona ini dan beratnya tekanan yang dialami, membuat kita mempertanyakan Tuhan, ‘mengapa Tuhan membiarkan peristiwa ini –apa dosa yang kami perbuat – apakah Tuhan sedang murka – dimanakah keadilan dan kesetiaan Tuhan ?’
Allah adalah benar, demikian Paulus menegaskan dalam nas renungan ini. Allah telah mempercayakan firmanNya, pertama-tama kepada orang Yahudi. Allah menghendaki ketaatan mereka kepada firman itu sebagai penuntun hidup mereka. Mereka seharusnya menghidupi diri mereka dengan firman itu. Namun mereka jauh dari firman itu. Mereka memang melakukan sunat, yang sedikit disinggung dalam firman itu. Itu sebabnya dikatakan (Roma 2:25) : ‘Sunat memang ada gunanya, jika engkau mentaati hukum Taurat; tetapi jika engkau melanggar hukum Taurat, maka sunatmu tidak ada lagi gunanya’. Sesungguhnya, sekalipun mereka melakukan sunat, itu bukan karena firman itu. Mereka melakukan itu hanya karena tradisi saja. Dapat dikatakan, mereka tidak dihidupi oleh firman itu. Mereka bukanlah umat yang setia. Sekalipun mereka tidak setia, tetapi Allah tetap setia. Allah setia dengan kasihNya. Dalam kemurahanNya, Allah menuntun setiap orang kepada pertobatan (Roma 2:4b).

Allah kita adalah Allah yang setia. Ia mengasihi saudara dan saya. Dalam pengasihanNya, Allah menuntun kita untuk lebih mengenalNya. Allah telah memberikan firmanNya bagi kita, sebagai penuntun hidup. Firman Tuhan (Alkitab) telah tersedia dalam berbagai bentuk. Kita makin mudah menemukannya seiring dengan kemajuan zaman. Kita juga mendengan firman Tuhan melalui sapaan para hamba Tuhan. Namun, sejauhmana kita makin memahami dan memberlakukannya dalam kehidupan ini ? Adakah firman Tuhan mengubahkan kita dengan tuntunan firman itu ? Atau, hidup kita hanya sebagai tradisi saja ? Jika kita mau menolong atau memberi kepada orang lain, benarkah itu karena didasari oleh firman Tuhan. Bukankah karena didasari ‘take and give’ saja. ‘Ro au tu pestana asa ro sogot ibana tu pestaku’. Bukankah juga banyak ‘perbuatan baik’ kita hanya sekedar popularitas saja ? Adakah semua itu kita lakukan didasari dan digerakkan oleh kasih Kristus ? Adakah ibadah yang kita selenggarakan selama ini demi kemuliaan Tuhan ? Bukankah kemegahan dan fasilitas gedung gereja yang utama ? Juga bukan rahasia ; jabatan dan kuasa menjadi bahan perebutan, baik oleh pejabat gereja maupun tingkat jemaat. Sementara, pertumbuhan iman stagnan saja, bahkan tak sedikit yang merasakan makin gersang. Saat ada gerakan sekarang ‘ibadah di rumah saja’, bukankah kita lebih disibukkan medianya : zoom, live streaming, youtube, online, facebook. Bukankah di dalam Alkitab ada juga ibadah ‘di rumah saja’ dengan fasilitas yang jauh dari memadai ? Rasanya, ‘pertobatan’ menjadi penting kita gumuli lebih dalam, agar kita menjadi manusia yang setia kepada Tuhan.
Allah tetap setia. Peristiwa saat ini bukanlah murka Allah. Saya mengimani, Allah tidak melibatkan diri atas pembuatan corona ini, sebab Allah itu itu baik dan setia. Tetapi orang-orang yang terlibat atas terjadinya peristiwa yang mengguncangkan dunia ini adalah manusia bebal. Mereka adalah gambaran dari kejahatan manusia. Di dalamnya ada keangkuhan, keserakahan, penyalahgunaan. Mungkin …., sekali lagi mungkin, kita juga pernah melakukan kejahatan seperti yang mereka perbuat. Hanya saja, kejahatan yang kita lakukan itu setingkat atau dua tingkat atau lebih dibawah para pelaku.  Semua manusia pembohong, tetapi Allah itu benar (4).
Situasi saat ini boleh mengajar kita untuk mengenal Allah. Allah tidak sedang menghukum kita, melainkan menuntun kita untuk hidup dengan firmanNya. Kiranya pandemic corona ini segera berakhir, dan kita dapat memulai hidup baru. AMIN


Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar