MENGUJI APA YANG BERKENAN KEPADA TUHAN (Efesus 5:8-14)
Paulus
menjuluki dirinya: “Orang yang dipenjarakan karena Kristus” (4:1). Paulus
memang menuliskan surat penggembalaan ini saat ia berada di penjara. Sekalipun
Paulus menuangkan tulisannya di dalam penjara tetapi pokok pikirannya cukup
jelas, yaitu bahwa Allah, di dalam Kristus, telah menebus manusia dan
dunia dengan segala isinya menjadi milik-Nya. Oleh sebab itu, dunia dan
manusia dengan semua pikiran, kehendak dan ucapannya harus kudus dan menjadi
pujian kemuliaan Allah.
Surat Efesus dikenal
sebagai Surat Penggembalaan, yang dialamatkan pada Jemaat Efesus. Paulus
menasehatkan supaya mereka yang telah terhisab ke dalam persekutuan anak-anak
terang jangan menentukan tingkah laku mereka menurut ukuran-ukuran moral yang
mereka pakai sebelum menjadi Kristen. Hidup lama mereka berada dalam kegelapan
; percabulan, kecemaran, keserakahan, perkataan yang kotor, kosong, sembrono,
penyembah berhala. Kehidupan demikian sah-sah saja pada hidup masyarakat umum
Efesus, sekalipun itu sesungguhnya penderitaan (Mazmur 107:10) dan kebodohan
(Pengkhotbah 2:14). Namun, setelah mereka memasuki persekutuan baru, dimana
mereka telah menjadi anak-anak terang, maka dunia kegelapan itu harus
ditinggalkan.
Jemaat
Efesus sekalipun sudah menjadi Kristen tetapi mereka masih hidup dalam
pola lama, mereka hidup dengan tingkah laku masyarakat Efesus umumnya. Padahal
mereka sudah menjadi anak-anak terang. Mereka adalah terang : bukan terang dari
dalam diri mereka sendiri, tetapi terang dari Tuhan. Mereka adalah terang di
dalam Tuhan, mereka telah dipindahkan dari ‘kuasa kegelapan’ dan ditempatkan di
dalam’Kerajaan Kristus (Ef. 5:5). Jika menjadi anak-anak terang, maka semua
bentuk kehidupan lama itu harus ditinggalkan. Bila perlu, anak-anak terang
tidak lagi berkawan dengan mereka yang masih hidup dalam kegelapan (Ef. 5:7).
Semua kegelapan itu hanya mendatangkan murka Allah.
Hidup
sebagai anak-anak terang haruslah memiliki sifat hidup dalam terang, yaitu
berbuahkan kebaikan, keadilan, dan kebenaran. Ketiganya tidak ada pada manusia
lama, hanya pada manusia baru sebagai anugerah Allah padanya. Hidup dengan
kebaikan, keadilan, dan kebenaran, maka anak-anak terang menunjukkan adanya
hasrat untuk memperkenankan kasih Allah itu memenuhi dirinya. Kasih Allah yang
memenuhi dirinya itu akan membuat anak-anak terang menikmati hidup sukacita.
Dalam hidup
masyarakat Efesus banyak yang sangat bertentangan dengan kehidupan Kristen.
Bagi Paulus, menyebutkan saja tidak layak dalam kehidupan Kristen. Paulus
mengingatkan anak-anak terang, bahwa mereka sekarang tidak sama lagi seperti
dahulu. Sejak mereka bertobat dan menjadi anggota tubuh Kristrus (jemaat),
situasi mereka telah berubah.
Orang
Kristen tidak hanya menghindari praktek dan pekerjaan jahat; mereka juga
bertanggung jawab menelanjangi sifat salah dari dunia di sekitar mereka, dengan
cara hidup yang berlawanan dengan cara hidup dunia. Orang Kristen sebagai
anak-anak terang di dunia harus memancarkan sinar menerangi pojok-pojok
kegelapan dari masyarakat, dimana praktek-praktek kejahatan dilakukan. Terang
harus menelanjangi kegelapan itu.
Pada
akhirnya, Paulus mengutip syair sebuah kidung, ‘Bangunlah, hai kamu yang tidur
dan bangkitlah….’. Nyanyian ini merupakan dorongan sebagai kebangkitan orang
yang bertobat dari kematian dosa menuju ke persekutuan dengan Tuhan yang hidup.
Tujuannya agar mereka memiliki kekuatan untuk meninggalkan pola hidup lama itu.
Jika mereka menghayati syair lagu itu, maka Kristus akan bercahaya atas mereka.
Kita bukan
lagi generasi pertama dalam kehidupan Kristen. Namun masih banyak orang-orang
Kristen yang hidup dalam pola lama. Kita mestinya meninggalkan sifat-sifat lama
dan hidup sebagaimana layaknya anak-anak Tuhan. Agar kita dapat hidup sebagai
anak-anak terang maka haruslah ditatang oleh doa, percakapan dan ‘perundingan’
yang terus menerus dengan Dia. Selanjutnya, hidup terang pastilah berbuahkan
kebaikan dan keadilan dan kebenaran. Itulah kehidupan yang Tuhan kehendaki
sebagai kasih dan rasa syukur. Dengan demikian, kita nampak sebagai orang-orang
yang telah hidup dalam kebaharuan.
Minggu kita hari ini
disebut Letare, bersukacitalah kamu. Hidup sukacita adalah dimana orang itu
dapat melepaskan diri dari beban yang melekat pada dirinya. Sukacita hanya akan
dialami oleh orang-orang yang hidup dalam terang. Hanya orang-orang yang hidup
dalam terang mampu berletare. Sukacita yang utama anak-anak terang adalah
keyakinan, bahwa Kristus telah menyelamatkannya. Pengorbanan Kristus telah
membuatnya menjadi terang dan pewaris Kerajaan Sorga. Kekayaan Kristus itu
adalah, dimana kita akan dianugerahi kehidupan sorgawi yang penuh sukacita.
Kekayaan Kristus itu harus sudah nampak dalam kehidupan berjemaat, sebab jemaat
adalah tubuh Kristus. Dengan demikian, maka seluruh jemaat akan mengalami
sukacita yang luar biasa dalam menjalani hidup ini. AMIN