GEREJA
YANG BERSAKSI
Sebahagian dari nas ini dikutip dari kitab
Mazmur 8 : 4 – 6 ; Jika aku melihat
langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan: apakah
manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau
mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan
telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. Mazmur ini merupakan puisi
yang berisi pujian tentang kemuliaan manusia seperti yang dimaksudkan oleh
Allah. Puisi pujian dalam Mazmur ini merupakan perluasan dari janji Allah ketika
menciptakan alam semesta dalam kitab Kejadian 1:28. Allah berfirman, supaya
manusia berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas
segala binatang yang merayap di bumi. Jadi, manusia itu sungguh mulia ; dimana
manusia diciptakan hampir sama dengan Allah, dan Allah memberi kuasa kepada
manusia atas segala yang ada di dunia ini.
Namun, kitab Ibrani mengatakan, bahwa keadaan yang kita hadapi sekarang ini berbeda
sekali. Manusia dimaksudkan untuk menguasai segalanya, tetapi nyatanya tidak.
Manusia menjadi makhluk yang mengalami frustasi karena keadaaan, ditaklukan
oleh godaan-godaan, dan dibelenggu oleh kelemahannya sendiri. Manusia yang
mestinya bebas, malah terikat ; yang mestinya sebagai raja, malah menjadi budak
belian.
Dalam kondisi manusia yang sudah berubah
itulah Yesus Kristus datang. Dia menderita dan mati. Semua penderitaan,
kematian, dan kemuliaanNya itu adalah untuk manusia, sebab Dia mati supaya
manusia menjadi seperti yang semula. Dia mati supaya manusia terlepas dari rasa
frustasi, belenggu, dan kelemahannya. Dia mati untuk memberi manusia kuasa yang
asli. Dia mati untuk menciptakan manusia kembali menjadi makhluk seperti yang
dikehendaki Allah waktu penciptaannya. Mereka yang menerima Kristus telah
berpindah dari maut ke dalam hidup.
Salib adalah jalan yang harus dilalui Yesus
untuk menjalankan misi penyelamatan itu. Yesus Kristus mengalami penderitaan
untuk menguduskan semua manusia. Pengorbanan Kristus adalah kasih karunia Allah
untuk orang yang menerimaNya. Dan karena Yesus bersedia menderita dan mati maka
Dia masuk ke dalam kemuliaan.
Nas ini memperlihatkan beberapa tentang
manusia : (a) manusia itu akrab dengan Allah yang menguasai alam semesta, (b)
manusia mengalami frustasi, gagal dan tidak berkemuliaan, (c) keadaan manusia
dapat diubah menjadi idaman melalui Kristus. Penulis surat Ibrani melihat bahwa
Kristus satusatunya tokoh yang oleh penderitaannya dan kemenanganNya dapat
menjadikan manusia kembali seperti yang dikehendaki Allah ; tanpa Kristus,
manusia kehilangan segalagalanya.
Manusia telah jatuh ke dalam dosa. Manusia
itu tidak mungkin melepaskan dirinya sendiri dari gelimang dosa. Dan Allah
tidak akan membiarkan manusia yang telah diberi kuasa itu. Kita tahu bahwa
dalam segala hal Allah turut bekerja untuk kebaikan (Roma 8:28). Oleh sebab
itu, ketika kita menghadapi pergumulan/kesulitan dalam hidup ini, kita tidak
harus putus asa tetapi kita perlu mengingat penderitaan Yesus di dalam dunia
ini. Kita boleh percaya, bahwa kasih Kristus tidak memutuskan hubungan kita
dengan Allah tetapi akan lebih menguatkan kita untuk hidup dalam pengharapan. Allah
tidak mungkin memberikan pencobaan melampaui kekuatan kita ( I Kor. 13:10). Allah
dalam diri Yesus Kristus yang telah menyelamatkan manusia itu senantiasa
bekerja untuk kebaikan manusia.
Dalam perubahan zaman yang demikian cepat
saat ini, orang sering bertanya: Dunia yang bagaimanakah yang akan kita hadapi
di masa yang akan datang ? Tetapi sebagai orang Kristen, maka pertanyaan kita :
orang yang bagaimanakah yang dapat menghadapi masa depan ? Jawabnya : orang
yang hidupnya dikuasai oleh Tuhan! Dalam kehidupan dunia sekarang ini, manusia
seperti dipacu untuk mengejar segala sesuatu, termasuk kehormatan. Sayangnya,
kecenderungan manusia untuk memperoleh itu sering mengorbankan sesamanya. Orang
yang demikian akan binasa. Yudas Iskariot menjual Yesus dengan ciuman (mautnya)
untuk mendapatkan uang 30 keping. Yudas dikenang sebagai orang yang terlalu menyayangi
hidupnya sendiri, sehingga ia binasa secara tragis.
Ketika manghadapi cobaan dan penderitaan, pandanglah
kepada Tuhan yang jauh lebih besar dan berkuasa atas masalah yang kita hadapi.
Paulus berkata (2 Korintus 12 : 9) : "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu,
sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna. Orang yang berharap
kepada Tuhan akan diberi kesegaran ditengah-tengah kelelahan, kelemahan,
penderitaan, dan kita dimampukan menghadapi persoalan hidup ini seperti
rajawali yang mampu menaklukkan badai. Dengan memandang Tuhan, kita diberi
semangat baru menghadapi semua pergumulan hidup ini.
Sebagai orang-orang yang telah
diselamatkan, Tuhan menghendaki supaya manusia membangun persekutuan di dalam
jemaat Tuhan, yang dilandasi pada Bapa dan AnakNya, Yesus Kristus. Ditengah-tengah
persekutuan itu orang-orang percaya memuliakan Tuhan atas segala pengasihanNya
bagi kehidupan umatNya. Gereja
sebagai tempat persekutuan yang indah, penuh sukacita seharusnya dirasakan oleh
setiap orang yang tergabung dalam persekutuan sambil menantikan hidup kekal
itu. Itulah yang menjadi bentuk kesaksian kita atas pengasihan Tuhan.
Karena itu, marilah kita bersyukur kepada
Tuhan Yesus yang telah menyediakan apa yang tidak pernah dapat kita capai
dengan kekuatan sendiri. Ya, Tuhan Yesus menyediakan keselamatan dan hubungan
yang kekal dengan Allah, Bapa di surga. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar