FIRMAN
TUHAN LEBIH MANIS DARIPADA MADU
Ada kewajiban bagi pengendara sepeda motor
untuk menggunakan helm. Suatu kali saya naik sepeda motor dengan tidak
mengenakan helm. Memang tidak ada polisi yang menangkap tetapi rasa was-was
menghantui hati, sebab bagi yang melanggar aturan akan kena tilang. Hati saya
tidak nyaman selama mengenderai. Hati yang tidak nyaman itu adalah akibat
melanggar aturan lalu lintas, yang mestinya saya taati.
Dalam nas ini, umat Tuhan diajak untuk
mematuhi aturan Tuhan. Ketaatan terhadap peraturan Tuhan ini bukan soal
ditangkap atau tidak tetapi menyangkut bagaimana manusia menikmati hidup ini.
Disebutkan, firman Tuhan itu sempurna dan tepat. Aturan Tuhan itu memang cukup
banyak sebagai pengembangan dari Hukum Taurat. Tetapi, aturan itu tidak usah
dihafalkan.Sesungguhnya semuanya itu sudah Tuhan masukkan di dalam hati setiap
orang-orang percaya. Maksudnya, kita sebenarnya sudah tahu akan firman Tuhan
itu, tapi apakah kita mau menjalankan atau tidak. Itu sangat tergantung pada
kemauan hati kita. Bagi setiap orang yang mau merenungkan dan memberlakukan Taurat
Tuhan akan memperoleh manfaat langsung di dalam hidupnya. Melalui renungan ini
ada 4 manfaat bagi kehidupan manusia.
1.
menyegarkan jiwa
(8)…….memberikan hikmat.
Taurat Tuhan itu bukan sekedar aturan yang
menilai benar atau salah. Lebih dalam lagi, firman Tuhan itu mengingatkan manusia itu pada hakekatnya. Manusia itu
adalah gambaran Allah, manusia itu memiliki jiwa yang Allah kehendaki. Kehendak
Allah itu dituangkan dalam firmanNya yang setiap saat dapat kita nikmati. Firman
Tuhan penuh dengan hikmat yang dapat memberi pengetahuan baru bagi yang
berkenan merenungkannya. Firman Tuhan menyadarkan manusia akan segala perbuatan
yang telah dan akan dilakukan. Mungkin manusia itu sudah jauh melangkah atau
mengejar yang tak bermanfaat, yang hanya melelahkan dirinya sendiri. Manusia
menjadi stress. Atau, manusia itu merasa jenuh menjalani hidup ini karena menurutnya
tidak ada lagi yang baru. Tidak ada lagi pengharapan.
Firman Tuhan mengingatkan manusia yang jauh
dari Tuhan, agar berkenan melepaskan berbagai beban hidupnya. Firman Tuhan juga
memberikan hikmat, agar manusia tahu apa yang perlu dilakukannya. Dengan
demikian, manusia itu memiliki pengharapan baru dan menjadi dinamis dalam
hidupnya. Itu sebabnya disebutkan, firman Tuhan menyegarkan jiwa. Manusia itu di-refresh
dari stressnya. Orang yang merenungkan firman Tuhan akan memperoleh kesegaran
jiwa.
Ada kisah seorang Bapak, yang selama
hidupnya bekerja keras. Selama bekerja ia mengabaikan banyak hal ; keluarga,
sosial, bahkan kerohanian/gereja. Setelah mengakhiri masa kerjanya, ia berhasil
mengumpulkan banyak harta ; dan puji Tuhan, anak-anaknya juga berhasil dalam
berbagai hal. Tapi setelah beberapa lama pensiun, ia menjadi bingung, ia tidak
tahu apa yang harus dilakukannya. Ia tidak diperhitungkan di dalam komunitas
(keluarga, parsahutaon, parmargaon, bahkan di gereja ia menjadi kikuk). Semua
ini terjadi karena sejak aktif ia tidak membiasakan diri berkumonitas. Si Bapak
ini makin bingung ketika ia membicarakan hartanya pada anak-anaknya, tetapi
tidak ada anak-anaknya yang tertarik. Sebab semuanya memang sudah mapan. Bapak
ini memandang hidup ini telah gelap gulita. Hidup stagnan, tiada perubahan dan
pengharapan. Kesaksian Bapak ini, ia kemudian sering membaca firman Tuhan. Ia
merasa memperoleh hikmat, sehingga ia kembali memiliki semangat hidup. Salah
satu Nas menjadi pegangan, yang membuatnya bersemangat dan diberlakukannya di
dalam hidupnya adalah (Kisah 20:35) : “Adalah lebih
berbahagia memberi dari pada menerima." Ia kemudian
beraktifitas dalam kegiatan sosial, dengan membantu banyak orang-orang yang
lemah. Dengan pelayanannya itu, ia mengalami pembaharuan. Ia memperoleh
kesegaran jiwa.
2.
menyukakan hati
(9)…….membuat mata bercahaya.
Tuhan memberikan hati bagi manusia, supaya
manusia bertindak (bekerja, melayani, berbuat sesuatu) didorong oleh hati itu.
Semua firman Tuhan itu sudah melekat dalam hati manusia itu. Itu sebabnya,
firman Tuhan itu menyukakan hati manusia. Misalnya. Firman Tuhan berkata :
‘Kasihilah sesamamu manusia’. Manusia tentu
meng-ya-kan dan meng-amin-kan itu, sebab firman itu sesuai dengan hati
manusia. Tetapi karena terlalu mengandalkan pikiran, maka kita sering gagal mengasihi, padahal itu yang Tuhan
kehendaki dari manusia. Mestinya manusia memberlakukan firman Tuhan sebab itulah
yang membuat kita bersukacita. Hati yang bersukacita akan terpancar melalui
wajah/mata kita.
3.
takut akan Tuhan
(10-11).
Orang yang takut akan Tuhan adalah orang yang
malu melakukan dosa, yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Ia bebas dari
kungkungan dosa, merdeka, melampaui hidup duniawi, hidup yang penuh sukacita. Ia
berkenan bagi Tuhan. Hidup yang demikian disebutkan (11) ‘lebih indah dari pada
emas, bahkan dari pada banyak emas tua; dan lebih manis dari pada madu, bahkan
dari pada madu tetesan dari sarang lebah.’
4.
Bebas dari yang tak
disadari (13).
Tuhan sesungguhnya memberikan manusia
kesadaran. Tindakan yang dilakukan dengan penuh kesadaran akan memberi manfaat
bagi dirinya sendiri dan orang lain. Tetapi perbuatan yang tidak disadari dapat
menimbulkan kekacauan. Kacau karena terjadi kesalahan, kesesatan, tidak sopan,
dapat menyakiti orang lain.
Kesalahan yang tidak disadari sebenarnya
bisa dimaafkan orang lain. Tetapi kesalahan yang berulang-ulang apalagi
menyakiti orang lain tentu sangat berbahaya. Suatu saat, orang yang tersakiti
itu akan menegur orang yang melakukan kesalahan itu. Namun, karena ia tidak
sadar akan kesalahannya, maka ia tidak akan pernah mengakuinya. maka terjadilah
‘perang argumen’. Firman ini mengungkapkan, orang yang diterangi firman Tuhan
akan bebas dari kesesatan yang tidak disadari.
Dengan demikian, orang-orang yang taat pada
peraturan, Taurat Tuhan akan hidup dengan dinamis, memperoleh kehendak hatinya,
tidak berbuat dosa, dan bebas dari kesesatan. Ia hidup dalam anugerah Tuhan. Ia
menikmati manisnya kehidupan ini. Hidup ini menjadi indah.
Pemazmur mulanya memandang kehidupan dunia
ini penuh pergumulan ; kegelisahan, tak terpuaskan, bagaikan tanah yang tandus
dan kering, tanpa pengharapan. Pemazmur sadar, bahwa hidup yang demikian akibat
manusia tidak taat pada firman Tuhan. Pemazmur bersaksi, bahwa hanya ketaatan
pada firman Tuhanlah maka manusia ciptaanNya dapat mengalami kesegaran jiwa dan
hati yang penuh sukacita.
Kesaksian pemazmur ini mengajak kita juga
untuk hidup dalam firman Tuhan. Kita mau membaca, merenungkan dan memberlakukan
firman Tuhan di dalam seluruh kehidupan kita, sebab firman Tuhan itu bagaiman
emas yang indah dan lebih manis dari madu. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar