FIRMAN
TUHAN ADALAH KEKUATAN
Ketika selesai ibadah minggu, seorang ibu jemaat
menyapa pendeta, ‘terima kasih pak pendeta, wah…khotbahnya enak sekali’. Sang
pendeta menjawab, ‘yah, puji Tuhanlah’. Lanjut si pendeta, ‘Tapi bu…, apanya
yang enak ?’ Wah, pokoknya enaklah – kena sekali pak pendeta !!!, lanjut sang
jemaat. Si pendeta heran dan kembali bertanya, ‘siapa yang kena ?’ Jemaat tersebut
menjawab, “Itu, bapak yang banyak kritiknya…kena kali dia’. Kata sang pendeta, ‘Oh…kalau
begitu yang enak bukan ibu, tetapi bapak itu….hehehe….”’.
Yesus adalah guru yang mengajar dengan
kuasa dan menunjukkan kepada murid-muridnya jalan yang benar. Pengajaran Yesus
bukan hanya menunjuk pada kehidupan masa lalu tetapi lebih terarah pada
kehidupan masa depan. Kitab Matius cukup menonjolkan Yesus sebagai guru. Metode
Yesus dalam mengajar sering kali menggunakan perumpamaan, yang biasanya diambil
dari bagian hidup keseharian pendengar. Karena itu, lazimnya perumpamaan tidak
lagi diberi penjelasan, sebab pendengar akan segera mengerti maksud dan
tujuannya. Apalagi dalam perumpamaan kali ini, Yesus juga memberi penjelasan,
maka pendengarnya tentu sudah cukup paham.
Melalui perumpamaan dan penjelasan ini maka
dapat dimengerti, bahwa yang dimaksud dengan benih adalah firman Tuhan. Seorang
petani akan selalu memilih benih yang baik, sehingga mampu bertumbuh dengan
baik. Namun, faktor yang cukup penting lagi adalah jenis/bentuk tanah, tempat
benih ditaburkan. Jika tanahnya buruk maka buah yang dihasilkan juga buruk
(sedikit) ; dan jika tanahnya baik maka yang dihasilkan juga buah yang banyak.
Tanah yang dimaksud di sini adalah sikap manusia menerima firman itu.
Firman Tuhan disampaikan oleh Yesus maupun
para hambaNya. Tempat firman Tuhan dapat dikumandangkan dimana saja ; di darat,
di laut, di gunung. Lalu, bagaimanakah sikap setiap orang yang diberi firman
itu ? Ada empat sikap manusia terhadap firman Tuhan. Mendengar tetapi tidak
mengerti. Ada orang yang rajin mengikuti persekutuan, dimana firman
dikumandangkan. Akan tetapi setiap firman yang dikumandangkan tidak pernah
menjadi perhatiannya. Baginya, firman Tuhan tidak penting, apalagi melakukannya
dalam hidupnya. Yang justru melakukan firman itu adalah orang-orang yang tidak
pernah ikut beribadah. Mendengar tetapi tidak berakar. Firman Tuhan bukan
sekedar enak di telinga tetapi ia harus tinggal di dalam hati. Jika firman
Tuhan itu diterima dengan benar maka ia menjadi suatu kekuatan yang luar biasa
(Roma 1:16-17). Orang yang sungguh-sungguh mengerti firman Tuhan, maka ia akan
memperoleh kekuatan sekalipun ada godaan, penindasan atau penganiayaan dan
ancaman. Baginya, Yesus adalah Tuhan yang menjaga dan memelihara hidupnya. Ia
selalu setia pada Tuhan. Mendengar tetapi tidak dihidupi. Firman Tuhan bukan
alat memenuhi kebutuhan duniawi. Banyak orang yang mengaminkan firman Tuhan
apabila hal itu memberi kesuksesan (kekayaan, jabatan dsb) dalam hidupnya.
Namun, apabila kesuksesan tidak menyertai hidupnya, ia segera kuatir dengan
hidupnya. Firman Tuhan hanya dimengerti pada kehidupan dunia. Mendengar –
Mengerti – berbuah. Mendengar firman Tuhan itu sangatlah penting. Orang yang
disapa firman Tuhan akan segera merasakan sukacita dalam hidupnya. Namun,
firman Tuhan tidak sekedar didengarkan tetapi perlu dimengerti. Firman Tuhan
bukan ‘terjaminnya’ kehidupan dunia ini tetapi adanya kekuatan menghadapi dunia
ini. Firman Tuhan yang berakar di dalam hidup orang-orang percaya akan
membuatnya kuat menghadapi godaan dunia, menggunakan segala sesuatu yang Tuhan
anugerahkan bagi hidupnya. Seluruh hidupnya diserahkan pada kehendak Tuhan.
Dengan demikianlah ia menghasilkan buah. Buah yang perlu dihasilkan bukan
soal-soal kepentingan duniawi melainkan hal yang berkaitan dengan Kerajaan
Sorga (19). Karena itu, kesetiaan kepada segala perintah Tuhan serta
melakukannya menjadi yang utama. Kesetiaan melakukan firman Tuhan itu akan
memberi kekuatan kepada murid-murid Yesus untuk menghadapi segala godaan dan
tantangan dunia ini.
Setiap saat (setidaknya tiap minggu) kita
mendengar firman Tuhan beserta dengan renungannya. Buah dari firman Tuhan itu
adalah agar kita dapat hidup dengan benar dan menjadi berkat bagi orang lain.
Dengan firman itu, maka kita memiliki kekuatan dalam menjalani hidup ini ;
tidak perlu takut dengan berbagai ancaman hidup, tidak khawatir dengan
kebutuhan hidup sebab Tuhan memenuhi segala hidup umatNya. Kita juga tidak
boleh tergoda oleh tawaran-tawaran dunia yang dapat membuat kita meninggalkan
keyakinan kita pada Yesus Kristus. Firman Tuhan bukan alat mencapai kesuksesan
(kekayaan, jabatan, isteri yang banyak) ; melainkan kekuatan untuk hidup dengan
benar.
Pada akhirnya kita boleh memahami bahwa
firman Tuhan bukan saja untuk kepentingan dunia yang sesaat ini tetapi kita
perlu memeliharanya sepanjang hidup ini sampai kita menerima mahkota kehidupan
kekal.
Karena itu, peliharalah dan hasilkan buah
dari firman Tuhan dalam hidupmu supaya engkau berkenan bagi Tuhan. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar