SATU
ROH DAN SATU TUHAN (1 Kor. 12:3-13)
Persekutuan Kristen merupakan sebuah dari
banyak arena memuliakan Tuhan atas pengasihanNya dan bersyukur. Di dalamnya,
orang percaya membangun hubungan yang akrab dengan Tuhan dan sesama. Agar
hubungan dengan sesama terpelihara dengan baik maka setiap anggota hendaklah
melakukan yang berguna dan membangun. Dengan demikian, maka setiap anggota
merasa dikuatkan, diberkati, dan merasakan sukacita. Di tengah-tengah
persekutuan indah itu, tentu saja Tuhan akan mencurahkan berkat rohani dan
jasmani. Jemaat pun akan mengaminkan bahwa berkat jasmani dan rohani itu
bersumber dari satu Roh yang satu dan yang sama. Dan bila seluruh warga
menggunakan berkat yang diterima bagi kemuliaan Tuhan, maka gereja itu akan
sungguh mengagumkan.
Namun, gambaran persekutuan di atas
seringkali berbanding terbalik. Akibat kehidupan yang masih sangat duniawi,
persekutuan Kristen acapkali diwarnai
konflik. Tujuan gereja bukan saja tidak tercapai tapi membuat dosa makin nyata.
Fungsi Roh begitu pentingnya dalam
pembentukan dan perjalanan gereja di dunia ini. Roh adalah kuasa yang
menggerakkan murid-murid untuk mewartakan Injil itu, yakni “Yesus adalah
Tuhan”. Hanya dengan kuasa Roh itulah maka orang-orang percaya dimampukan
mengungkapkan imannya pada Yesus Kristus.
Roh memberikan kepada tiap-tiap orang aneka
karunia. Paulus menyebutkan sembilan daftar karunia ; berkata-kata dengan
hikmat, pengetahuan, iman, menyembuhkan penyakit, mujizat, bernubuat,
membedakan macam-macam roh, bahasa roh, dan menafsirkannya. Karunia yang
dimiliki jemaat sungguh-sunguh menjadi suatu kekuatan bagi persekutuan jika
dikelola dengan baik.Jika tidak, maka yang timbul adalah kesombongan, iri hati,
perselisihan, dan berakhir pada perpecaha. Satu hal yang perlu direnungkan oleh jemaat
Korintus yang telah menerima karunia itu, adalah ; bagi siapakah karunia yang
diberikan oleh Roh itu ? Karunia itu diberikan oleh Roh kepada perorangan
tetapi untuk kepentingan bersama (7).
Ragam karunia itu ruparupanya menjadi
permasalahan di tengah-tengah jemaat Korintus, yang menimbulkan ketegangan. Keadaan
ini tidak dapat dilepaskan oleh latar belakang jemaat Korintus yang
animisme, yang dicirikan dengan iri
hati dan perselisahan. Karunia
yang berbeda-beda itu tidak dilihat sebagai pemberian Tuhan, tetapi
memandangnya sebagai kelebihannya yang menimbulkan kesombongan. Seiring dengan
itu, maka penggunaannya juga bukan untuk kepentingan bersama melainkan untuk
kesombongan semata. Akibatnya iri hati dan atau
perselisihan masih
mewarnai hidup persekutuan. Karunia yang semestinya menjadi suatu kekuatan akan
dapat menjadi batu sandungan.
Roh memberikan karunia-karunia kepada
masing-masing jemaat, agar mereka diperlengkapi. Roh yang memberi kuasa itu,
dan Dia juga yang mengerjakannya. Sedangkan jemaat yang menerima karunia dari
Roh menjadi alat kelengkapan bagi persekutuan. Oleh sebab itu, setiap anggota
jemaat harus memberdayakan fungsi karunia yang ada padanya sehingga menjadi
keindahan persekutuan. Ketika jemaat memainkan fungsinya maka tampaklah peran
persekutuan sesuai dengan yang dikehendaki Roh. Sesungguhnya segala sesuatunya
bersumber dari Roh dan dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama. Dengan
demikian, tiap-tiap orang tidak perlu sombong, sehingga tidak menimbulkan
persaingan dan iri hati bagi yang lain, sebab seluruh karunia bermanfaat bagi
kebersamaan. Lalu, gereja dimampukan melakukan tugas panggilannya di dunia ini.
Letak kota Korintus sangat strategis
menjadi tempat berkumpulnya orang-orang dari berbagai bangsa dan latar
belakang, ada Yahudi dan non-Yahudi. Kemajemukan
itu pulalah yang terbentuk di dalam persekutuan Korintus. Namun, mereka semua
telah dipersatukan di dalam persekutuan yang didasarkan pada baptisan. Upacara
baptisan dilaksanakan bagi setiap orang yang hendak memasuki persekutuan
Kristen, tanpa membedakan latar belakang atau budayanya. Baptisan menjadi
syarat masuk ke dalam persekutuan yang hidup dari tubuh Kristus. Karena itu,
tiap-tiap anggota persekutuan yang telah diperlengkapi ragam karunia itu
haruslah menjadikan Kristus sebagai Kepala.
Sebagai orang percaya kita patut bersyukur
atas semua berkat anugerah Tuhan yang dilimpahkan bagi kita masing-masing.
Ragam talenta (berkat) yang dianugerahkan ; kepintaran, kekuatan, kekayaan, dan
ragam kuasa lainnya. Tuhan menganugerahkan semua itu untuk memperlengkapi
jemaatNya di dalam menjalani kehidupan ini.
Karena itu, anugerah yang kita terima baiklah digunakan untuk kemuliaan
Tuhan.
Secara khusus di dalam persekutuan, segala
yang Tuhan anugerahkan dalam hidup kita hendaklah kita berdayakan menjadi suatu
kekuatan bagi kepentingan jemaat. Perlu kita sadari, bahwa orang-orang dalam
satu persekutuan memiliki banyak perbedaan satu dengan yang lain. Jika seluruh
jemaat memberdayakan talenta yang digunakan untuk melayani, maka hal itu akan
menjadi suatu potensi luar biasa bagi kepentingan bersama. Dengan demikian,
tekanan pada satu tubuh merupakan pemberdayaan dari kepelbagaian perbedaan
untuk menjadi suatu kekuatan baru. Jika tiap warga jemaat memberdayakan karunia yang Tuhan anugerahkan dan
bagi kepentingan bersama di tengah jemaat, maka gereja akan bertumbuh sungguh
luar biasa.
Pada hari ini merupakan
peringatan atas peristiwa penting dalam kehidupan umat percaya, yaitu hari
Pentakosta. Saat itu, Tuhan mencurahkan RohNya, yang membangkitkan spiritual
bagi murid-murid maupun orang banyak. Roh yang ada dalam hati murid-murid
memberikan semangat (spirit) baru yang menumbuhkan keberanian untuk mewartakan
Kabar Baik kepada semua orang. Petrus yang sebelumnya orang ragu-ragu, tapi
dengan kuasa Roh telah dimampukan berkhotbah dan membaptiskan sebanyak 3000
orang.
Hari itu telah menjadi hari lahirnya
Gereja. Turunnya Roh Kudus pada murid-murid
menggambarkan babak baru dalam pelayanan. Setelah mereka menerima kuasa
Roh Kudus, mereka mengalami pembaharuan dan bergerak mengabarkan Injil.
Demikianlah seharusnya Gereja. Seluruh jemaat
harus hidup secara rohani dan hendaklah seluruhnya saling melayani. Terlebih di dalam
gereja, janganlah
karunia (berkat) yang Tuhan menimbulkan kesombongan, iri hati dan perselisihan. Tapi seluruhnya saling melayani. Dengan demikian
seluruh jemaat hidup dengan penuh sukacita dan menikmati damai
sejahera. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar