1 Juni 2014

1 Korintus 12:3-13 (Minggu, 8 Juni 2014)


SATU ROH DAN SATU TUHAN (1 Kor. 12:3-13)

Persekutuan Kristen merupakan sebuah dari banyak arena memuliakan Tuhan atas pengasihanNya dan bersyukur. Di dalamnya, orang percaya membangun hubungan yang akrab dengan Tuhan dan sesama. Agar hubungan dengan sesama terpelihara dengan baik maka setiap anggota hendaklah melakukan yang berguna dan membangun. Dengan demikian, maka setiap anggota merasa dikuatkan, diberkati, dan merasakan sukacita. Di tengah-tengah persekutuan indah itu, tentu saja Tuhan akan mencurahkan berkat rohani dan jasmani. Jemaat pun akan mengaminkan bahwa berkat jasmani dan rohani itu bersumber dari satu Roh yang satu dan yang sama. Dan bila seluruh warga menggunakan berkat yang diterima bagi kemuliaan Tuhan, maka gereja itu akan sungguh mengagumkan.

Namun, gambaran persekutuan di atas seringkali berbanding terbalik. Akibat kehidupan yang masih sangat duniawi, persekutuan Kristen  acapkali diwarnai konflik. Tujuan gereja bukan saja tidak tercapai tapi membuat dosa makin nyata.
Fungsi Roh begitu pentingnya dalam pembentukan dan perjalanan gereja di dunia ini. Roh adalah kuasa yang menggerakkan murid-murid untuk mewartakan Injil itu, yakni “Yesus adalah Tuhan”. Hanya dengan kuasa Roh itulah maka orang-orang percaya dimampukan mengungkapkan imannya pada Yesus Kristus.
Roh memberikan kepada tiap-tiap orang aneka karunia. Paulus menyebutkan sembilan daftar karunia ; berkata-kata dengan hikmat, pengetahuan, iman, menyembuhkan penyakit, mujizat, bernubuat, membedakan macam-macam roh, bahasa roh, dan menafsirkannya. Karunia yang dimiliki jemaat sungguh-sunguh menjadi suatu kekuatan bagi persekutuan jika dikelola dengan baik.Jika tidak, maka yang timbul adalah kesombongan, iri hati, perselisihan, dan berakhir pada perpecaha.  Satu hal yang perlu direnungkan oleh jemaat Korintus yang telah menerima karunia itu, adalah ; bagi siapakah karunia yang diberikan oleh Roh itu ? Karunia itu diberikan oleh Roh kepada perorangan tetapi untuk kepentingan bersama (7).
Ragam karunia itu ruparupanya menjadi permasalahan di tengah-tengah jemaat Korintus, yang menimbulkan ketegangan. Keadaan ini tidak dapat dilepaskan oleh latar belakang jemaat Korintus yang animisme, yang dicirikan dengan iri hati dan perselisahan. Karunia yang berbeda-beda itu tidak dilihat sebagai pemberian Tuhan, tetapi memandangnya sebagai kelebihannya yang menimbulkan kesombongan. Seiring dengan itu, maka penggunaannya juga bukan untuk kepentingan bersama melainkan untuk kesombongan semata. Akibatnya iri hati dan atau perselisihan masih mewarnai hidup persekutuan. Karunia yang semestinya menjadi suatu kekuatan akan dapat menjadi batu sandungan.
Roh memberikan karunia-karunia kepada masing-masing jemaat, agar mereka diperlengkapi. Roh yang memberi kuasa itu, dan Dia juga yang mengerjakannya. Sedangkan jemaat yang menerima karunia dari Roh menjadi alat kelengkapan bagi persekutuan. Oleh sebab itu, setiap anggota jemaat harus memberdayakan fungsi karunia yang ada padanya sehingga menjadi keindahan persekutuan. Ketika jemaat memainkan fungsinya maka tampaklah peran persekutuan sesuai dengan yang dikehendaki Roh. Sesungguhnya segala sesuatunya bersumber dari Roh dan dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama. Dengan demikian, tiap-tiap orang tidak perlu sombong, sehingga tidak menimbulkan persaingan dan iri hati bagi yang lain, sebab seluruh karunia bermanfaat bagi kebersamaan. Lalu, gereja dimampukan melakukan tugas panggilannya di dunia ini.
Letak kota Korintus sangat strategis menjadi tempat berkumpulnya orang-orang dari berbagai bangsa dan latar belakang, ada Yahudi dan non-Yahudi.  Kemajemukan itu pulalah yang terbentuk di dalam persekutuan Korintus. Namun, mereka semua telah dipersatukan di dalam persekutuan yang didasarkan pada baptisan. Upacara baptisan dilaksanakan bagi setiap orang yang hendak memasuki persekutuan Kristen, tanpa membedakan latar belakang atau budayanya. Baptisan menjadi syarat masuk ke dalam persekutuan yang hidup dari tubuh Kristus. Karena itu, tiap-tiap anggota persekutuan yang telah diperlengkapi ragam karunia itu haruslah menjadikan Kristus sebagai Kepala.

Sebagai orang percaya kita patut bersyukur atas semua berkat anugerah Tuhan yang dilimpahkan bagi kita masing-masing. Ragam talenta (berkat) yang dianugerahkan ; kepintaran, kekuatan, kekayaan, dan ragam kuasa lainnya. Tuhan menganugerahkan semua itu untuk memperlengkapi jemaatNya di dalam menjalani kehidupan ini.  Karena itu, anugerah yang kita terima baiklah digunakan untuk kemuliaan Tuhan.
Secara khusus di dalam persekutuan, segala yang Tuhan anugerahkan dalam hidup kita hendaklah kita berdayakan menjadi suatu kekuatan bagi kepentingan jemaat. Perlu kita sadari, bahwa orang-orang dalam satu persekutuan memiliki banyak perbedaan satu dengan yang lain. Jika seluruh jemaat memberdayakan talenta yang digunakan untuk melayani, maka hal itu akan menjadi suatu potensi luar biasa bagi kepentingan bersama. Dengan demikian, tekanan pada satu tubuh merupakan pemberdayaan dari kepelbagaian perbedaan untuk menjadi suatu kekuatan baru. Jika tiap warga jemaat memberdayakan karunia yang Tuhan anugerahkan dan bagi kepentingan bersama di tengah jemaat, maka gereja akan bertumbuh sungguh luar biasa.
Pada hari ini merupakan peringatan atas peristiwa penting dalam kehidupan umat percaya, yaitu hari Pentakosta. Saat itu, Tuhan mencurahkan RohNya, yang membangkitkan spiritual bagi murid-murid maupun orang banyak. Roh yang ada dalam hati murid-murid memberikan semangat (spirit) baru yang menumbuhkan keberanian untuk mewartakan Kabar Baik kepada semua orang. Petrus yang sebelumnya orang ragu-ragu, tapi dengan kuasa Roh telah dimampukan berkhotbah dan membaptiskan sebanyak 3000 orang.
Hari itu telah menjadi hari lahirnya Gereja. Turunnya Roh Kudus pada murid-murid  menggambarkan babak baru dalam pelayanan. Setelah mereka menerima kuasa Roh Kudus, mereka mengalami pembaharuan dan bergerak mengabarkan Injil. Demikianlah seharusnya Gereja. Seluruh jemaat harus  hidup secara rohani dan hendaklah seluruhnya saling melayani. Terlebih di dalam gereja, janganlah karunia (berkat) yang Tuhan menimbulkan kesombongan, iri hati dan perselisihan. Tapi seluruhnya saling melayani. Dengan demikian seluruh jemaat hidup dengan penuh sukacita dan menikmati damai sejahera. AMIN

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar