BAPTISAN
Baptis mulai dikenal dalam Perjanjian Baru.
Tokoh yang cukup sentral memperkenalkan baptisan ialah Yohannes ; sampai ia
kemudian dijuluki Yohannes Pembaptis. Baptis mempunyai arti mencemplungkan
diri, menyelamkan diri dengan sekujur tubuh ke dalam air. Kegunaan baptisan
pada awalnya adalah untuk mereposisi masyarakat Yahudi yang menyelewang dari
norma Hukum Taurat. Kata ‘baptis’ kemudian
menjadi bahasa rohani yang berarti : penyucian diri/pembersihan diri,
menguburkan segala dosa.
Yesus juga datang menerima baptisan. Yesus
menerima baptisan pada umur 30 Tahun, di sungai Yordan, dengan cara diselamkan.
Patut diperhatikan, bahwa baptisan bagi Yesus
adalah : pemenuhan segala kebenaran dan perbuatan penyerahan kepada
pelayananNya.
Ada peristiwa misteri yang terjadi setelah
Yesus menerima baptisan, yang tidak dialami oleh orang lain saat dibaptis.
Peristiwa misteri ini memisahkan Yesus dari semua orang lain dan menandai bahwa
Yesus memiliki hubungan yang khas dengan Allah. Peristiwa baptisan Yesus
sekaligus menjadi proklamasi kepada orang banyak, bahwa Yesus mendapat
pengurapan sehingga Yesus memiliki keillahian.
Melalui peristiwa ini, kitab Markus memberi
makna, bahwa baptisan bukan pekerjaan manusia tetapi pekerjaan Roh Kudus. Apa
yang dilakukan oleh Yohanes, adalah simbol dari Roh Kudus. Artinya, tanpa
kehadiran Roh Kudus, maka baptisan tidak mempunyai arti.
Segera setelah baptisan, Yesus dipimpin Roh
ke padang gurun. Di sini Yesus dicobai oleh iblis. Tetapi Iblis tak kuasa
“merayu” Yesus. Dengan demikian kita dapat mengambil suatu makna, bahwa orang
yang dipenuhi roh sangat mungkin mengalami godaan dunia, tetapi orang yang
demikian tidak terpengaruh oleh hal duniawi ini.
Dan selanjutnya (15), Yesus menyampaikan
“khotbahNya” yang pertama, kata-Nya: "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah
sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!" Kalimat Yesus ini
hendak mengatakan, bahwa Kerajaan Allah yang lama ditunggu umat Tuhan sudah
dekat. Mengingat akan kedatangan Kerajaan Allah itu, manusia dimana-mana
dituntut supaya bertobat dan percaya. Inilah yang menjadi kata kunci dalam
baptisan : bertobat dan percaya. Jelas, bahwa Kerajaan itu dikaitkan dengan
kehadiran Yesus. Orang yang menerima Yesus di dalam dirinya, maka ia telah
mengalami hidup dalam Kerajaan Allah. Itulah hidup yang sukacita.
Masalah baptisan sepertinya tidak perlu
diperdebatkan ; (1) mengapa anak-anak, (2) mengapa tidak diselam, mengapa hanya
dipercik ? Baptisan itu bukan soal anak-anak, bukan soal percik, tetapi yang
utama adalah iman percaya dan pertobatan. Roh Kudus, itulah yang bekerja untuk
baptisan. Dengan baptisan, kita telah diperkenankan menjadi anak-anak Allah.
Dan yang terutama, orang yang telah
menerima baptisan hidup dalam iman dan dikuatkan menghadapi segala kuasa-kuasa
jahat. Tentu saja, orang yang telah menerima baptisan tidak lagi
kompromi dengan si jahat, tetapi akan hidup baru dalam kebenaran(Roma 6 : 4). AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar