KUASA YESUS
MENYELAMATKAN ORANG BERIMAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita berjumpa
dengan orang-orang kecil. Sejauh mana kita mau mendengar atau peduli dengan
orang-orang kecil. Bukankah orang yang demikian sering terabaikan ? Keuntungan
apa yang diperoleh dengan mendengar suara orang bawah, apalagi seorang pengemis
yang buta. Namun, mereka adalah orang-orang yang mendambakan sentuhan dan
harapan. Demikianlah sesungguhnya keinginan orang kecil.
Pengemis yang buta ini sadar bahwa ia tidak
memiliki sesuatu apapun yang membuat orang menjadi peduli kepadanya. Hanya satu
harapannya, ada yang berbelas kasih. Dia pernah mendengar nama Yesus, yang mau
mengasihi banyak orang. Ketika si pengemis yang buta ini tahu bahwa Yesus sedang
lintas dihadapannya, maka ia berseru : "Yesus, Anak Daud, kasihanilah
aku!"…. "Anak Daud, kasihanilah aku!". Sekalipun banyak yang
menegur dan meremehkan seruan si pengemis yang buta itu tetapi tak menghalanginya
untuk beroleh belas kasih Yesus. Semangat si pengemis buta ini tidak pernah
surut untuk berseru kepada Yesus. Si pengemis yang buta berseru berulang kali.
Atas belas kasih itulah Yesus memanggilnya.
Yesus selalu peduli terhadap orang-orang yang berseru kepadaNya, lebih lagi
orang-orang yang memohon belas kasihan, sebab Yesus sendiri adalah belas kasih.
Yesus meminta orang yang mengerumuninya untuk menghadirkan si orang buta
dihadapanNya.
Panggilan Yesus disambut begitu penuh
sukacita oleh pengemis yang buta itu, dengan menanggalkan jubahnya yang kumal
itu. Kita perlu membersihkan diri ketika
kita berkehendak menjumpai Yesus. Sekalipun Yesus tetap mau bersahabat dengan
orang berdosa, tetapi ada upaya menyucikan diri.
Yesus
bertanya dengan lembut kepada pengemis buta itu, “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Sebuah pertanyaan yang sangat menyejukkan hati
si pengemis yang buta. Tuhan Yesus sebenarnya tahu apa yang diminta.…’karena Bapamu mengetahui apa yang kamu
perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya’ (Matius 6:8) ‘. Namun bagi Yesus, sejauhmana ketulusan
jawaban dari si pengemis yang buta ini.
Sang
pengemis yang buta itu menjawab : “Guru,
supaya aku dapat melihat” (biarlah aku menerima terangku). Ada keinginan
yang kuat bagi si pengemis yang buta agar dapat melihat. Permintaan si pengemis
yang buta begitu tulus dan jelas, tegas, kongkrit, dan terukur, dan berguna. Permintaannya
itu logis karena ia sudah memiliki mata. Hanya saja, matanya itu tidak
berfungsi. Ia ingin agar matanya itu berfungsi. Dan ketika Yesus mencelikkan matanya,
ia segera menggunakan matanya untuk mengikut Yesus.
Yesus telah menerima segala kuasa dari
Allah. Yesus berkuasa untuk menyembuhkan dan menyelamatkan manusia. Bahkan
Yesus adalah keselamatan itu. Yesus menjawab : “pergilah, imanmu telah
menyelamatkan engkau.” Yesus berkuasa atas kehidupan manusia. Terlebih bagi
orang beriman, Yesus mau dan berkuasa untuk menyelamatkannya.
Jawaban Yesus ini menunjukkan bahwa iman
bukanlah fasif tetapi aktif. Si pengemis yang buta ini tidak berdiam diri tetapi
berseru dan bergerak menjumpai Yesus. Iman si buta ini tumbuh dari pendengaran
(akan firman), bukan karena melihat (bdk Ibrani 11:1). Iman tumbuh dari
pendengaran. Walau mata si Bartemeus tidak berfungsi, tetapi ia menggunakan telinganya,
sehingga ia dapat mengetahui sekelilingnya. Ia dapat mendengar dan
sungguhsungguh percaya pada firman Tuhan.
Bagaimana dengan kita yang bisa mendengar firman Tuhan dan melihat ciptaan
Tuhan, adakah kita lebih percaya ?
Iman yang tumbuh di dalam hati harus
dipelihara dengan teguh pada Tuhan Yesus. Seruan yang berulang-ulang
disampaikan pengemis yang buta itu adalah bentuk keimanannya pada Yesus.
Orang beriman juga senantiasa mempersiapkan
diri, senantiasa berupaya untuk hidup suci. Orang beriman juga tahu menggunakan
segala pemberian Tuhan. Si Buta tahu, apabila Tuhan memulihkan matanya maka ia
mau dipakai Tuhan.
Hidup manusia di dunia ini menjadi penuh
penderitaan karena buta dengan firman Tuhan. Kita seringkali tidak mau dituntun
firman Tuhan. Andaikan kita memahami fiman Tuhan dan memberlakukannya dalam
hidup ini, maka hidup adalah anugerah. Hidup ini menjadi sangat menyenangkan. Kita
telah menerima berbagai anugerah Tuhan tetapi manusia seringkali tidak menyadari
tujuan dari anugerah Tuhan itu. Kita buta atas anugerah yang Tuhan berikan.
Tuhan memberikan kita kesehatan, kekayaan, pekerjaan, jabatan, waktu dsb.
Pernahkah kita tahu untuk apa semua itu ? Lihatlah orang buta itu. Tuhan mencelikkan
matanya, dan ia segera mengikut Yesus.
Kita perlu menempatkan diri sebagai orang
miskin dihadapan Tuhan. Sebab (Matius 5 :3 ) : ‘Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang
empunya Kerajaan Sorga.’ Kita boleh dan layak mengemis kepada Tuhan.
Namun, barangkali kita tidak hanya
terus-menerus mengemis dalam bentuk
tradisional, yaitu meminta harta, jabatan, jabatan, kesehatan, atau
bagaimana saya besok masuk sorga. Tetapi karena kita sudah moderen maka kita
juga perlu mengemis secara moderen kepada Tuhan : ‘Untuk apa atau bagaimana saya menggunakan anugerah yang Tuhan telah berikan
ini ?’ Atau, apakah Tuhan harus mencabut kembali anugerahNya, atau kita menunggu
sampai kita meninggalkan anugerah itu tanpa pernah menggunakannya ? Tuhan
berkuasa atas semua itu. Oleh sebab itu gunakanlah segala anugerah Tuhan untuk
kehendak sang Mahakuasa.
Si buta pengemis ini
sangat beruntung karena ia dapat bertemu dengan Yesus, menyampaikan
keinginannya, dan menerima anugerahNya. Lebih bersyukur lagi, dengan anugerah
Tuhan yang diperoleh maka ia mempersembahkan matanya dengan mengikut Yesus.
Jika sekarang ini adalah saat-saat terakhir saudara dapat berkomunikasi dengan
Tuhan, apa yang hendak saudara katakan kepada Tuhan atas segala yang saudara
miliki ? AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar