BIARLAH
SEGALA BANGSA MENGENAL NAMAMU YA TUHAN
Salomo adalah
anak dari pasangan Daud dengan Batsyeba. Ia dikenal sebagai orang yang berhikmat.
Salomo kemudian menjadi raja ketiga atas Israel Raya setelah Saul dan Daud. Salomo
memiliki 700 isteri dan 300 gundik, semua cantik-cantik sebab seleranya memang tinggi.
Isteri utamanya adalah orang asing, yaitu putri Firaun, raja Mesir.
Bangsa yang dipimpin
Salomo tergolong bangsa termasyur diantara bangsa-bangsa, baik karena kekuatan maupun
budayanya. Seluruh kehebatan bangsa ini dan hikmat Salomo membuat banyak orang
asing tertarik datang ke Israel. Kedatangan orang asing ini menjadi peluang
bagi umat Tuhan untuk ‘menginjili’. Umat Tuhan dapat memperkenalkan Allah yang
mereka sembah. Orang asing akan takjub akan kehebatan yang dimiliki umat Tuhan.
Mereka boleh meyakini bahwa Tuhan adalah sumber atas segala yang dimiliki
bangsa pilihanNya. Dengan demikian, mereka akan turut menyembah dan percaya kepada
Allah Israel yang perkasa itu.
Salomo memang
tidak main-main dengan misi yang Tuhan embankan kepada umatNya. Dalam acara pentahbisan
Bait Suci yang dibangunnya, Salomo secara khusus menaikkan doa syafaat. Melalui
nas bacaan ini, ada dua pokok doa syafaat yang disebutkan, yaitu rasa syukur
atas kasih setia Tuhan kepada hamba-hambaNya dan orang asing yang datang mengunjungi
negeri Israel. (a) Salomo memuji kebesaran Tuhan yang hebat. Allah setia akan
janjiNya kepada hamba-hambaNya. Daud yang semula berinisiatif membangun Bait
Allah, tak berhasil. Tetapi Allah berjanji akan memberkati keturunannya untuk
mendirikan Bait Allah itu. Bait Suci itu telah terwujud di dalam masa kerajaan Salomo.
Allah tak ingkar janji, Dia memelihara perjanjian dan kasih setiaNya. Itulah yang
menjadi rasa syukur Salomo yang meluap-luap saat pentahbisan Bait Suci Allah. (b)
Salomo berdoa agar orang asing yang datang ke Israel turut mengenal Allah Si Pemberi
hidup. Ini merupakan kehendak Allah terhadap bangsa pilihanNya, agar mereka
dapat menjadi berkat bagi seluruh suku bangsa. Dengan demikian, orang asing pun
akan turut menyatu dalam arak-arakan yang panjang menuju hidup kekal.
Bait Suci merupakan tempat yang penting dan kudus.
Bait Suci menjadi tempat perjumpaan Allah dan manusia. Dalam perjumpaan itu
Allah menghendaki umatNya hidup dalam persekutuan dan akan berkenan mendengar
setiap permohonan umat. Bait Allah adalah tempat berdoa.
Bait Suci memang bukan soal gedungnya melainkan
orang-orang yang bersekutu (berkumpul) di dalamnya. Orang-orang yang membangun
persekutuan dalam suatu pengharapan menantikan Tuhan datang kembali. Karena
itu, agar penantian itu tidak membosankan maka ikatan persekutuan harus
dibangun dalam jalinan cinta kasih Tuhan. Dengan demikian, penantian berlangsung
dalam suasana penuh kesabaran dan sukacita.
Tuhan tidaklah mengkhususkan hanya orang-orang yang
telah percaya saja beroleh keselamatan. Justru Tuhan menghendaki orang-orang percaya
itu bergerak memperkenalkan Allah yang mereka nantikan sehingga orang lain turut
percaya kepada Allah, memuliakan Allah, dan mendapat bagian dalam kehidupan
kekal. Upaya yang setiap waktu dapat memperkenalkan Allah kepada orang-orang asing
adalah turut serta mendoakan mereka. Tuhan akan mendengar doa-doa orang
percaya, untuk kemudian menggerakkan orang asing turut menyembahNya. Pada
saatnya segala bangsa di bumi tahu, bahwa Tuhan kita adalah Allah bagi semua
bangsa, tidak ada yang lain.
Orang banyak akan
datang ke rumah Tuhan apabila ia merasakan kehadiran Tuhan di rumahNya yang
kudus itu. Namun, orang-orang akan meninggalkan rumah kediaman Tuhan jika
orang-orang yang di dalamnya menjadikan persekutuan sebagai ajang
mempertontonkan kehebatan diri, sombong, angkuh, menghina dan menyakiti orang
lain.
Gereja adalah
tempat persekutuan. Gereja harus memelihara kasih. Jika kasih itu tidak ada di
antara sesama, bagaimana mungkin melakukan kehendak Allah yang jauh lebih besar
untuk mengasihi orang asing. Gereja hadir untuk menyaksikan Kasih dan kuasa
Allah di dunia ini. Kehidupan warga gereja harus menjadi cermin dari kehidupan
Yesus Kristus yang mengasihi semua orang tanpa memandang suku bangsa. Gereja
hadir bukan untuk diri kita sendiri, tapi gereja hadir untuk mewartakan kasih
Allah sehingga banyak orang mengenal dan menyembah Allah, dan beroleh berkat. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar