Matius 8:23-27 ANGIN RIBUT STP

             YESUS PENOLONG KITA

Kita hidup di alam yang beraneka ragam. Ada daerah panas atau dingin, ada yang curah hujan banyak dan sedikit. Ada pemandangan yang indah dan asri tetapi ada juga gersang. Setiap manusia yang tinggal di daerah tertentu sudah menyesuaikan dirinya dengan alam itu. 

Tapi bagaimana jika alam itu mengalami perubahan ? Tentu muncul kegelisahan, kekhawatiran, bahkan mungkin ketakutan yang luar biasa. Ancaman kondisi alam yang sangat ditakutkan sekarang ini di Indonesia belahan Barat dan Selatan adalah hentak-hentak bumi (gempa). Ini sangat mengerikan. Selain takut atas rubuhnya bangunan/rumah, segera muncul ancaman tsunami. Dan kalau itu yang terjadi, benar sebuah kalimat : gempa sekian detik membuat orang memanggil Tuhan, tapi mendengar khotbah satu jama saja tidurnya pulas. Begitulah banyak manusia.

Nas ini sebuah pengalaman perjalanan Yesus bersama dengan murid-muridNya. Perjalanan Yesus memang bukan tertuju hanya kepada satu daerah, sebab Dia bukan konsumsi local saja, melainkan  global-universal.

Murid-murid sesungguhnya sudah terbiasa berlayar di danau Galilea ini. Danau yang tenang dan teduh. Namun, hidup ini tidak dapat mengandalkan pengalaman dan profesionalitas saja. Kali ini danau Galilea mengamuk …. Ada angin ribut yang membuat gelombang laut menderu. Perahu yang dinaiki murid-murid sudah ditimbus (ditimbuni) gelombang. Ada ketakutan yang luar biasa. Ketakutan menggerakkan mereka untuk membangunkan Yesus, dan berkata : ‘Tuhan, tolonglah, kita binasa’. Ungkapan ini bukanlah suatu permohonan untuk minta tolong tetapi lebih cenderung kepada keputusasaan.

Yesus tidak mengatakan, ‘kamu yang binasa bukan kita’ …. Hahaha…. Tapi Yesus berkata : ‘Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?’ Yesus melihat, ketakutan murid-murid adalah karena kurang percaya. Tingkat pengenalan tentang Yesus masih kabur.

Ada dua jenis ketakutan : (a) ketakutan terhadap peristiwa yang belum terjadi. (b) peristiwa yang sedang terjadi di luar dugaan. Murid-murid mengalami ketakutan atas peristiwa yang sedang terjadi. Dan tak berlama-lama, Yesus menghardik angin dan danau itu, sehingga danau itu menjadi teduh kembali. Yesus mampu memberikan ketenangan bagi setiap orang yang percaya kepadaNya.

Peristiwa ini menjadi pengalaman rohani yang sangat berharga bagi murid-murid Yesus bagi pelayanan mereka memberitakan Kerajaan Allah.

Kita sebagai orang-orang percaya sedang berlayar dalam dunia ini. Sebagai manusia kita tidak mampu memastikan apa yang terjadi dalam perjalanan ini. Tetapi Yesus, yang kita percayai itu mampu melakukan perkara-perkara besar yang tidak dapat kita lakukan.

Gelombang dahsyat berupa persoalan di dalam masyarakat bisa terjadi dan mengguncang kehidupan kita. Kadang persoalan itu sudah sangat besar dan kita hampir tenggelam. Dalam situasi itupun kita terus berharap dan berserah kepada Tuhan

Sama seperti murid-murid Yesus, kita pun sebagai orang beriman memiliki prinsip untuk bekerja secara maksimal.  Tetapi setiap pekerjaan harus diawali dengan penyerahan diri dan berdoa kepada Tuhan. Sehingga bila terjadi sesuatu di luar perkiraan semula, kita melihatnya sebagai bagian dari bimbingan Tuhan. Tuhan akan terus mengajar kita untuk semakin memahami dan menghayati kuasaNya.

Terkadang, kita diuji melalui hal-hal yang tidak terlalu besar. Mungkin melalui peristiwa persoalan anak atau angin ribut di antara suami-isteri. Angin ribut antara atasan dan bawahan atau pekerjaaan dan usaha kita.

Bagi orang yang beriman, angin ribut apa saja saja dapat dihadapi dengan baik sampai reda.

Marilah kita terus membangun iman kita, kita percaya bahwa Yesus tak membiarkan umatNya tenggelam dalam badai, tetapi kita dimampukan menghadapi segala pergumulan hidup. Tuhan Yesus akan menolong kita bila kita percaya atas kuasaNya.AMIN

Artikel Terkait