RENDAHKANLAH DIRI
Tingkat
keegoisan manusia begitu tinggi, yang hanya
mementingkan diri sendiri, tanpa peduli dengan kepentingan orang lain. Sifat
ini memang bisa memuaskan orang itu sendiri tetapi tidak bagi orang lain,
sebaliknya sifat egois dapat merugikan orang lain.
Bagi Paulus,
sifat seperti ini sangat
merusak tatanan persekutuan. Persekutuan bukan hanya
hubungan manusia
dengan Tuhan tetapi terciptanya hubungan yang baik antara seluruh
anggota persekutuan itu. Oleh sebab itu, seorang anggota persekutuan tidak
boleh mementingkan dirinya sendiri.
Kehidupan yang
paling indah adalah ketika manusia hidup bersama Kristus. Hidup bersama Kristus
bukan berarti hidup sendirian tetapi hidup bersama. Di dalam kebersamaan itu
ada saling menasehati, saling menghibur, bersekutu, dan saling mengasihi.
Kristus menghendaki supaya setiap orang hidup
sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan.
Dan yang tidak
boleh mencari kepentingan diri sendiri, agar ia mendapat
pujian. Orang yang hidup di dalam Kristus justru merendahkan diri sendiri, dan
memposisikan orang lain sebagai yang lebih utama.
Bagi manusia
sangat sulit merendahkan diri, sebab seolaholah merendahkan diri itu menjadi hina. Padahal, secara rohani justru yang merendahkan diri itu yang
kemudian ditinggikan. Yesus sungguh-sungguh memberlakuan
itu ; Yesus tidak mempertahankan dirinya sebagai Allah,
tetapi Ia menjadi seorang hamba yang sama dengan manusia. Ia seolah-olah
mendapat kekalahan dengan kematian di kayu salib, tetapi Allah meninggikan Dia
diatas segala yang ada di bumi ini. Bahkan pada akhirnya semua tunduk kehadapan
Yesus.
Ini suatu sikap
yang perlu diteladani oleh orang-orang percaya. Orang percaya tidak perlu
mencari ‘kehebatan’, mengatakan diri sebagai yang paling benar, meremehkan orang lain. Semestinya, setiap orang percaya hidup
dalam kerendahan hati. Dr. William C. Robinson menuliskan
pengalaman seorang pendeta di Skodlandia yang dikenal sebagai pelayan yang
baik. Pendeta itu mengatakan ‘Bila saya melihat ke
dalam hatiku, saya tidak melihat selain kegelapan, kejahatan, dan kesombongan.
Saya teringat bahwa Kristus adalah Nabi yang dapat menerangi kegelapan saya ;
Kristus adalah Imam yang dapat menyingkirkan dosa-dosa saya ; Kristus adalah
Raja yang dapat menghilangkan kesombongan saya sehingga dapat rendah hati. Beruntunglah
saya karena dapat berjumpa dengan Kristus.’ AMEN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar