ALLAH YANG MAHA
KUDUS PENOLONG DAN PENEBUS
Tuhan mengutus
hambaNya untuk menyatakan kabar baik bagi umatNya. Hamba yang diutus bukanlah
hamba murahan tetapi hamba yang berkwalitas. Karena itu, Tuhan yang memanggil,
memilih, dan membentuk hambaNya sedemikian rupa agar setiap firman yang
disampaikan tidak kembali dengan sia-sia. Tuhan yang memilih dan mengutus itu
adalah Allah yang Mahakudus.
Tuhan memilih dan
akan mengutus Yesaya yang disebut sebagai ‘cacing’ Yakub dan ‘ulat’ Israel.
Cacing adalah binatang yang lemah dan ulat adalah kehinaan. Sesungguhnya,
Yesaya itu adalah manusia lemah dan hina. Karena itu, sebelum mengemban tugas
pengutusan itu, maka Tuhan akan lebih dahulu membentuk Yesaya menjadi ‘papan pengirik yang tajam dan
baru.’ Dengan demikian ia dapat mengirik gunung-gunung dan menghancurkannya,
dan bukit-bukit pun akan dibuatnya seperti sekam.
Bahasa kiasan ini
hendak mengatakan bahwa sekalipun Yesaya hanya manusia lemah dan hina tetapi dengan
kekuatan dari sang Mahakudus, ia dimampukan memporakporandakan kekuatan musuh.
Babel adalah musuh yang memiliki kekuatan luar biasa, namun Yesaya akan tampil
dengan kekuatan Allah yang Mahakudus itu. Selanjutnya, Yesaya akan menampi
mereka. Musuh-musuh itu akan lenyap dan terserak begitu saja. Semua itu boleh
terjadi karena kemahakudusan Tuhan menyertai Yesaya. Sementara umat Tuhan akan
bersorak-sorai atas kemenangan.
Tuhan bukan hanya
membebaskan dari cengkeraman musuh tetapi Allah yang kudus itu akan memelihara
kehidupan umatNya. Tuhan tidak membiarkan umatnya hidup dalam kesengsaraan dan
kehausan. Tuhan juga akan memberikan kesejahteraan bagi umatNya ; membuat
sungai-sungai memancar di atas bukit-bukit yang gundul, membuat mata-mata air
membual di tengah dataran; membuat padang gurun menjadi telaga dan memancarkan
air dari tanah kering. menanam pohon aras di padang gurun, pohon penaga, pohon
murad dan pohon minyak; menumbuhkan pohon sanobar di padang belantara dan pohon
berangan serta pohon cemara di sampingnya,
Tuhan yang
Mahakudus itu sungguh – sungguh memberkati umatNya. Tuhan menunjukkan
kemahakuasaan dan kekudusanNya. Tuhan yang menolong umatNya dari pembuangan dan
menebus dari belenggu dosa. Tuhan akan melimpahkan kebutuhan umatnya,
menyegarkan jiwa dengan makanan dan minuman, menyediakan taman taman rindang
yang indah dan hutan hutan kecil. Pemeliharaan penuh rahmat ini menguatkan iman
umat Tuhan dan bersukacita.
Apa yang tak
terpikirkan manusia, tapi Tuhan dapat melakukannya (mujizat). Maksud dari semua
yang Tuhan perbuat ini adalah (41:20) ‘supaya semua orang melihat dan
mengetahui, memperhatikan dan memahami, bahwa tangan TUHAN yang membuat
semuanya ini dan Yang Mahakudus, Allah Israel, yang menciptakannya.’
Kekudusan Allah
memisahkan-Nya dari seluruh makhluk lain, yang membuat-Nya terpisah dan jauh
dari segala hal duniawi. Kekudusan itu membuatNya tidak akan terjangkau pikiran.
Kekudusan Allah membentuk misteri mengenai kedahsyatan Allah. Yesaya melihat
dan merasakan kekudusan Allah. Walaupun ia adalah nabi dan orang benar, tetapi
membuatnya menjadi sangat peka kepada kenajisannya dan merasa dirinya akan
celaka (Yes 6:5). Bahkan, malaikat di hadirat Allah, yang menyerukan “Kudus,
kudus, kuduslah TUHAN Mahakuasa,” menutup wajah dan kaki mereka dengan empat
dari enam sayap mereka. Menutup wajah dan kaki ini menunjukkan kekaguman dan
hormat akan kehadiran Allah secara langsung.
Allah kita
sungguh Mahakudus. Allah yang Mahakudus itu tidak kompromi dengan dosa. Karena
kekudusannya itu, Allah menolong umatNya. Pertolongan Tuhan akan genap ketika
umatNya mengenal dan percaya kepadaNya. Demikianlah ia bersukacita di dalam
persekutuan bersama Tuhan. Melalui kekudusanNya, Tuhan menebus kita dari
cengkeraman dosa, yang membuat hidup manusia dilingkupi kegelisahan. Tuhan yang
Mahakudus telah menolong dan menebus
kita, sehingga kita layak menjadi anak-anakNya.
Tuhan memakai
umatNya. Kelemahan dan kehinaan bukan menjadi penghambat bagi kita untuk
diutus/melayani Tuhan. Tuhan justru mengutus Yesaya yang hanya cacing dan ulat.
Pengutusan kita bukanlah karena kemampuan diri kita sendiri melainkan kuasa
Tuhan. Yang utama kita menyadari kemahakudusan Tuhan dan berkenan
mempersembahkan diri kepadaNya.
Segala yang kita miliki bukanlah atas kuasa dan kekuatan kita. Tuhan
menata kehidupan kita. Perbuatan Tuhan bagi kita adalah karena Dia kasih kepada
kita dan agar kita menyadari kemahakuasan Tuhan. Hanya Dia lah Tuhan yang patut
kita sembah. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar