HIDUP DALAM
KEBENARAN KRISTUS
Salah satu tugas
gereja dan menjadi yang utama adalah memberitakan Injil. Tanpa memberitakan
Injil maka gereja itu telah kehilangan arah. Tugas utama ini pada mulanya
diembankan kepada murid-murid Tuhan Yesus, kemudian kepada semua orang percaya.
Memberitakan
Injil, baik ke dalam maupun ke luar merupakan pekerjaan yang mulia tetapi
berat. Mulia karena memberitakan Injil merupakan amanat Tuhan Yesus, dan berat
karena banyak tantangan yang harus dihadapi.
Korintus memang
area yang menjanjikan untuk persemaian Injil. Kota ini cukup maju dalam
bidang ekonomi, dan juga dikenal sebagai kota budaya. Kota ini dihuni
oleh para filsuf, yang melahirkan banyak pengajar-pengajar, termasuk aliran
sesat. Semua itu tentu saja memberi pengaruh besar bagi gaya hidup dan cara
berpikir masyarakat Korintus.
Paulus yang
telah mempersembahkan seluruh hidup bagi Tuhan, turut ambil bagian di kota ini.
Paulus memberitakan Injil dan berhasil membentuk Persekutuan Gereja Tuhan (PGT) di
Korintus. Paulus terus mewartakan Injil dan melayani jemaat Korintus dengan
segenap hati.
Jemaat Korintus
itu kemudian hari disusupi oleh pengajar lain. Mereka seolah-olah mengabarkan
Injil. Mereka memposisikan dirinya sebagai rasul, sama dengan Paulus. Mereka
memang lihai sehingga tampak meyakinkan. Mereka pintar berbicara dan tampil bagaikan
rasul yang kudus. Padahal, ajaran mereka menyesatkan. Tujuan mereka
hanyalah menyenangkan pendengar untuk memperoleh upah.
Jemaat Korintus memperbandingkan Paulus
dengan pengajar lain itu. Mereka
menganggap bahwa pengajar lain itu jauh lebih hebat dari Paulus. Sementara, Paulus yang rendah hati itu rupanya dipahami sebagai orang bodoh karena tidak
banyak bicara.
Paulus sungguh
menghadapi situasi cukup rumit. Satu sisi ia berhadapan dengan rasul-rasul
palsu, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus. Mereka menyelinap masuk ke
jemaat Korintus, sehingga merusak persekutuan. Sisi lain, Paulus menyadari,
bahwa jemaat Korintus yang berlatar belakang animisme ini belumlah jemaat yang
dewasa. Paulus berkata tentang jemaat (I Korintus 3:2) : ‘Susulah yang
kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya.
Dan sekarang pun kamu belum dapat menerimanya’.
Paulus memang
belum memberikan
pengajaran yang lebih luas dan mendalam tentang Kekristenan. Mereka belum mampu menerima ajaran dan tujuan Kristen
yang sesungguhnya. Persekutuan
Gereja Tuhan di Korintus belum paham tentang Hidup Dalam
Kebenaran Kristus.
Warga Jemaat
Korintus sebenarnya orang-orang pintar. Tapi mereka gagal paham. Paulus yang
rendah hati tapi dianggap bodoh, Paulus yang tidak menuntut tunjangan tapi dianggap
berkecukupan. Padahal, Paulus sesungguhnya membutuhkan dukungan dana dalam
pelayanannya. Namun demikian, Jemaat Makedonia yang ‘tidak sehebat‘ Korintus
telah mendukung pelayanan Paulus.
Paulus terus
memberitakan Injil dengan giat. Menghadapi jemaat yang demikian, Paulus tampil
dengan karakternya. Ia tidak banyak berbicara. Sekalipun ia dianggap bodoh,
Paulus dengan rendah hati berkata : ‘terimalah kebodohan saya‘.
Paulus berusaha sepenuh hati untuk hidup
tak bercela. Paulus tidak meminta keuntungan finansial agar mereka dapat
ditinggikan. Paulus menyangkal jaminan materi agar jaminan rohani mereka terpenuhi.
Paulus puas hidup sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang (2
Kor.6:10).
Tuhan mengumpulkan orang-orang percaya
dalam satu persekutuan, adalah untuk menantikan kedatanganNya.
Di dalam persekutuan, kita memuliakan Tuhan
atas pengasihanNya bagi hidup kita. Kita memuji Tuhan sebagai rasa syukur
kepadaNya.
Sebagai persekutuan orang-orang percaya,
kita harus membangun hubungan yang baik di antara sesama. Agar hubungan dengan
sesama dapat terpelihara dengan baik maka perlu ada kerendahan hati, mencoba
berusaha saling memahami. Jangan sampai gagal paham.
Sebagai persekutuan yang diberi mandat
memberitakan Injil, maka kita haruslah mengambil peran, yang dapat mendukung
pekerjaan mulia itu.
Masing-masing anggota juga melakukan yang berguna, dan yang membangun, sehingga
setiap orang makin merasakan berkat Tuhan. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar