13 Desember 2012

Zepanya 3:14-20 (Khotbah Minggu, 16 Desember 2012)


BERSORAK-SORAILAH KARENA TUHAN MENGERJAKAN KESELAMATAN

Ketika kita menghadapi masalah/pergumulan hidup ini, kita tentu berpikir dan berharap ada jalan keluar atas masalah itu. Apabila kita tidak lagi melihat harapan atau jalan keluar atas masalah yang dihadapi maka kita menjadi lemah-lesu. Namun, sekalipun kita menghadapi masalah berat, jika kita masih memiliki harapan penyelesaian maka kita tetap memiliki kekuatan.

6 Desember 2012

Maleakhi 3:1-4 (Khotbah, 9 Desember 20120


TUHAN MENYURUH UTUSANNYA UNTUK MENTAHIRKAN UMATNYA

Kehidupan umat Tuhan telah diwarnai oleh hiruk-pikuk nubuat para nabi ; tentang hari Tuhan dan datangnya raja yang adil. Banyak sudah nabi-nabi yang menubuatkan tentang kedatangan Tuhan atau raja, atau pemimpin yang dianggap dapat menolong kehidupan umat. Setidak-tidaknya mereka berharap akan datangnya seorang pemimpin seperti Daud atau Salomo yang bijaksana. Namun, nubuat para nabi tak kunjung datang. Umat pun menjadi apatis dan mengabaikan firman Tuhan yang disampaikan para nabi. Kondisi ini telah mempengaruhi semangat para nabi, tidak banyak lagi nabi yang menyampaikan nubuat. Hal ini menimbulkan bias bagi dinamika keagamaan umat. 

24 November 2012

Daniel 7:9-10;13-14 (Khotbah, 25 Nopember 2012)


MENGHADAPKAN MANUSIA PADA PENGHAKIMANNYA

Daniel dikenal sebagai orang yang ahli mimpi. Suatu ketika, raja Babel bernama Nebukadnezar bermimpi. Sang raja penasaran dengan mimpinya, sebab ia tidak dapat lagi merekonstruksikan, apalagi mengartikan mimpinya. Raja mengadakan sayembara; memanggil orang yang berilmu, ahli jampi, ahli sihir (2:2). Tugas mereka : menceritakan ulang dan mengartikan itu. Banyak para peramal, orang pintar, dukun, datu, ahli sihir memberi minat, namun tak seorangpun dapat menerangkan mimpi itu.

17 November 2012

Ibrani 10:19-25 (Khotbah, 18 Nopember 2012)



DATANGLAH DENGAN TULUS
KEPADA PENGAMPUNAN DARAH KRISTUS

Ibrani 9:24-28 (Khotbah Minggu lalu) menjelaskan bahwa Kristus Yesus telah mencurahkan darahNya untuk menyucikan manusia dari belenggu dosa. Yesus yang telah mengorbankan diriNya untuk pengampunan dosa. Pengorbanan Yesus memberi jaminan bagi manusia untuk memperoleh hidup kekal. Manusia lepas dari kekhawatiran, ketakutan, tapi boleh hidup dalam pengharapan dan pembaharuan.
NASEHAT PRAKTIS

10 November 2012

Ibrani 9:24-28 (Khotbah 8 Nopember 2015)




                                            MATI SATU KALI UNTUK KESELAMATAN SEMUA

Orang Batak cukup bersahabat dengan sebutan darah. Saya tidak membawa pikiran kita makan sangsang, panggang na margota, ataupun manuk na pinadar. Sebab, kalau itu so pasti enak di bibir. Tetapi ada sebutan yang lebih indah lagi berkaitan dengan darah, yaitu :  ‘samudar’ (satu marga).  Dalam pengertian seperti ini segera tumbuh rasa kekeluargaan, merasakan bahwa kita satu. 

29 Oktober 2012

Markus 12:28-34 (Khotbah Minggu, 20 Oktober 2013)


HUKUM YANG TERUTAMA : MENGASIHI

Setiap orang ingin hidup di dalam kasih. Saling-mengasihi merupakan hidup yang didambakan manusia, karena di dalam kasih penuh keindahan. Persahabatan, kekeluargaan, dan persekutuan yang dibangun akan terasa begitu indah jika di dalamnya diliputi kasih oleh seorang dengan yang lain.
Mengasihi Allah dan mengasihi sesama manusia adalah perintah Tuhan Yesus yang tidak asing lagi bagi pendengaran kita. Mengasihi Tuhan dan sesama manusia adalah pusat dari seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. Perintah ini sesungguhnya juga sudah dituliskan oleh Tuhan di dalam hati setiap manusia. Itu sebabnya, manusia selalu akan rindu untuk hidup dalam kasih. Pada Minggu yang berbahagia ini, kita diingatkan agar saling mengasihi. Perintah saling mengasihi ini dilihat dalam dua relasi hidup manusia.

24 Oktober 2012

Yeremia 31:7-14 (Khotbah, 5 Januari 2014)



TUHAN MEMIMPIN UMATNYA (Yeremia 31:7-14)

Allah begitu mengasihi umatNya. Ia memilih umatNya, menuntun dari Mesir sampai memasuki tanah yang subur nan penuh madu. Mereka mendiami tanah yang Allah limpahkan bagi umatNya untuk menikmati kehidupan yang indah. Allah berjanji untuk memberkati mereka senantiasa, asalkan mereka setia kepadaNya. Allah menghendaki umatNya hidup dalam sukacita dan damai sejahtera. Pengalaman hidup bersama Allah itu menjadi kekuatan bagi mereka untuk menyatakan karya Allah bagi semua bangsa.
Umat Tuhan ternyata tidak setia ; mereka menyembah berhala, hidup dalam kedegilan, dan kesombongan. Sikap mereka yang demikian itu telah melanggar perjanjian dengan Tuhan. Pelanggaran atas janji itu membuat mereka menjadi umat buangan yang berserak dan dililiti penderitaan. Masa lalu yang begitu indah di Sion tinggal kenangan. Kini, mereka hanya mampu meneteskan air mata karena penderitaan di pembuangan. Yeremia mengingatkan, bahwa semua ini terjadi akibat mereka tidak setia kepada Allah, yang telah memberikan kepada mereka kehidupan indah pada masa lalu.
Sekalipun umat meninggalkan Allah, namun Allah tidak pernah meninggalkan mereka. Dia tetap memperhatikan mereka di tempat pembuangan. Allah setia kepada janjinya, bahwa Ia tidak akan pernah memusnahkan umatNya. Pembuangan merupakan pendidikan bagi umat Tuhan. Oleh sebab itu, ketika Tuhan melihat perubahan hati umatNya, Tuhan mengutus Yeremia untuk mengumandangkan suara Tuhan, memberikan pengharapan baru. Yeremia berbicara kepada bangsa Israel dan menjanjikan kepada mereka bahwa Allah akan membawa mereka kembali ke tempat dimana mereka pernah merajut hidup sukacita. Tuhan akan mengubah penderitaan menjadi sorak-sorai. Tuhan akan menyelamatkan umatNya yang tersisa, yaitu mereka yang masih hidup dan setia kepadaNya. Tuhan akan menyelamatkan umatNya, bukan hanya dari satu tempat tetapi dari segala ujung bumi ; bukan hanya mereka yang berfisik sehat tetapi juga yang buta dan lumpuh, dan perempuan-perempuan yang mengandung. Allah menunjukkan kasihNya bagi semua orang yang setia kepadaNya. Allah tidak memisah-misahkan umatNya. Sekalipun umat melanggar perjanjian tetapi Allah tak pernah ingkar janji. Sekalipun umat mengingkari perjanjian yang ditetapkan, tetapi Allah senantiasa mengasihi umatNya, Dia tetap menjadi Bapa bagi bangsa Israel. Allah kita adalah Allah yang memiliki kasih dan pengampunan yang tak terbatas.
Tuhan akan menunjukkan kebaikan dan menyelamatkan umatNya.  ‘Badai pasti berlalu’, itulah pengharapan yang tergiang di hati umat Tuhan. Tangis yang penuh keharuan akan menyertai mereka kembali memasuki negeri nan indah. Tetesan air mata umat bukan lagi karena penderitaan melainkan tangisan rasa haru atas kebaikan Tuhan. Allah akan mengumpulkan umatNya yang telah memberontak. Allah akan mendekap umatNya dengan penuh cinta kasih. Allah sungguh-sungguh mengasihi umatNya. Dan ketika mereka sudah berkumpul dan bersatu sebagai umat Tuhan di negerinya maka Tuhan akan menampakkan kasihNya sebagai seorang bapa terhadap anak kandungnya. Tuhan akan memelihara dan memimpin, sehingga mereka terpelihara dan berjalan di jalan Tuhan. Umat akan menikmati kasih Allah yang selalu baru.
Dalam pimpinan Tuhan, maka setiap orang akan menikmati sukacita. Para imam akan dipuaskan dengan berkat kelimpahan, sehingga mereka makin merasakan pimpinan Tuhan. Sementara, para umat akan makin diberkati dengan hikmat/kebajikan (14), sehingga mereka tahu dan mengerti yang seharusnya dilakukan. Tuhan sungguhsungguh memimpin umatNya.
Allah senantiasa memimpin seluruh kehidupan kita. Allah tidak akan membiarkan manusia meraba-raba jalan dalam kegelapan di dunia ini, sebab kita adalah pribadi yang penting di mata Allah. Kita adalah pribadi-pribadi yang sudah direncanakan Allah untuk menikmati kehidupan bahagia. Jika Allah menaruh perhatian dan merencanakan untuk kebahagiaan bagi kita, maka tentu kita sendiripun harus mempunyai minat yang besar untuk kebahagiaan itu. Kasih karunia Tuhan telah memilih dan menyelamatkan kita. Kita menikmati kasih karunia itu di dalam Kristus. Tuhan memperkenankan kita menjalani kehidupan yang pasti, di dalam kasih karuniaNya. Sekalipun penuh tantangan tetapi Tuhan juga memberikan kita melihat masa depan penuh harapan.  Tuhan telah dan akan terus bekerja dalam hidup kita untuk mengubah dan memulihkan kita.
Kita orang Kristen tentu sangat patut untuk bernyanyi gembira, karena Allah yang penuh belas kasih memimpin kita untuk memperoleh keselamatan. Sekalipun kita sempat menjadi anak yang hilang dari hadapanNya, tetapi oleh kematian dan kebangkitan Yesus, kita kembali kepada Bapa yang penuh kasih sayang. Di dalam sukacita yang penuh sorak-sorai itu, kita diingatkan oleh Tuhan untuk mewartakan dan mengatakan bahwa Tuhan telah menyelamatkan. Sekalipun dalam menjalani kehidupan ini kita selalu menghadapi pergumulan, tetapi pada kenyataannya kita dimampukan melewati badai tersebut. Melihat kenyataan ini, seyogyanya kita bersyukur. Kita patut mensyukuri, bahwa segala hidup yang kita miliki semata-mata hanya karena anugerah Tuhan. Sebagai orang Kristen, kita menyadari bahwa hidup kita ditopang oleh kasih karunia Tuhan. Kita diselamatkan oleh kasih karunia Tuhan dan hidup kita setiap saat dipenuhi oleh kasih karunia Tuhan. AMIN