MEMULIAKAN
ALLAH
Di dalam
baptisan yang kita selenggarakan didasari pada rumusan ; Allah Bapa, Allah
Anak, dan Roh Kudus. Baptisan yang demikian adalah baptisan yang sudah mencakup
secara keseluruhan makna baptisan, yaitu, diterimanya orang-orang menjadi
anggota persekutuan orang-orang percaya (gereja). Seiring dengan itu mereka menjadi
pewaris di dalam kerajaan Allah. Setiap orang yang telah menerima baptisan
telah dicatat dalam kerajaan Allah dan dia telah menjadi anak-anak Allah,
termasuk saudara dan saya yang telah menerima baptisan. Rasanya, kita tidak
perlu lagi mempertentangkan bagaimana dan dimana dibaptis, asalkan baptisan itu
berlangsung di dalam Nama Allah Bapa, AnakNya Tuhan Yesus, dan Roh Kudus.
Dengan baptisan, Allah telah mempersatukan
kita menjadi warga Kerajaan Allah, tanpa membedakan status sosial, jabatan,
bahasa dan suku. Kekristenan harus mampu
merangkul semuanya dan menjadi media yang dapat mempersatukan dan memperdamaikan
semua perbedaan. Yesus Kristus telah berkorban untuk itu. Kita sebagai orang
Kristen yang sudah dipersatukan di dalam warga kerajaan Allah dapat menjadi
berkat bagi orang lain.
Sebagai
wujud dari baptisan yang sempurna itu, maka kita layak menjadi orang-orang yang
mampu berkata-kata dengan bahasa roh dan bernubuat. Bahasa roh dan bernubuat
mestinya terjadi dalam keluarga Allah, dimana terciptanya hidup
baru oleh Roh Kudus. Kita
orang-orang percaya, yang telah menerima karunia dapat menggunakannya
untuk membangun jemaat. Jemaat yang mendapatkan
berbagai karunia kalau tidak digunakan
untuk membangun tubuh Kristus tentu akan
sia-sia. Rasul Paulus mengatakan walaupun
kita memiliki iman untuk dapat memindahkan
gunung namun bila kita tidak memiliki kasih, maka
hal tersebut tidak ada gunanya atau sering
dikatakan oleh rasul Paulus sama
seperti bunyi yang nyaring yang tidak
memiliki arti ( I Kor 13:1-5 ).
Manusia
patut memuliakan Allah. Sikap yang demikian menunjukkan kerendahan hati dan ketaatan terhadap Tuhan.
Manusia tidak patut menunjukkan keangkuhan, sebab manusia yang dijadikannya itu
telah dipenuhi dosa dan kejahatan. Kita perlu menghampiri takhta Tuhan dan
menyerahkan hidup kita dalam penggembalaanNya. Kita memuliakan Allah karena dia
telah mempersatukan kita tanpa ada perbedaan disebabkan status sosial, jabatan,
bahasa dan juga kesukuan. Sebagai orang yang memuliakan Allah, kita harus mampu
menunjukkannya dengan cara merangkul orang-orang lain. Orang Kristen yang sudah
dipersatukan di dalam warga kerajaan Allah dapat menjadi berkat bagi orang
lain.
Orang yang dikuasai
atau dipenuhi Roh Kudus akan dapat menguasai diri. Ia akan mampu mengelola
hidupnya dengan baik ; perkataan maupun perbuatannya akan makin selaras dengan
kehendak Allah. Ketaatan kepada Allah harus dipancarnyatakan
dalam perilaku hidup orang percaya. Roh Kudus memungkinkan orang percaya itu
mengalami kehidupan Kristus yang bangkit dalam dirinya. Roh adalah pencipta,
sumber dan penata kekuatan sepanjang hidup dalam proses pertumbuhan spritual.
Hari ini disebut minggu KANTATE : Nyanyikanlah
Nyanyian baru bagi Tuhan. Bersorak-sorai dengan menyanyikan pujian bagi Allah
(Kantate) adalah perbuatan yang Allah kehendaki dari setiap warga kerajaan
Allah. Penghayatan yang benar terhadap kasih Allah dapat
diungkapkan dengan nyanyian penuh semangat dan sukacita. Ketika terjadi perang
salib, ada lagu yang mengobarkan
semangat orang percaya KJ. No. 340. Lagu ini telah mengobarkan semangat dan keyakinan yang tinggi kepada
Kristus. Di saat letih lesu, kita pun bisa bernyanyi mengembalikan semangat
hidup.
Nyanyian bukan
saja ungkapan emosi/semangat tetapi dapat juga menjadi seruan, mis, judul lagu
SATUKANLAH.
Lagu ini menghimbau betapa pentingnya penyatuan hati,
sehingga persekutuan menjadi terasa damai. Ibadah memberikan kesejukan dan
kedamaian. AMIN
David Badiaraja Sihombing
Mah. UKDW Fak. Teologi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar