ALLAH KEHIDUPAN,
PIMPINLAH KAMI PADA KEADILAN DAN PERDAMAIAN
Membaca Yesaya pasal 42:1 ini, kita seperti
dibawa menyaksikan pelantikan seseorang, yang akan memangku tugas baru. Ia adalah
pilihan yang dipercaya dapat melaksanakan tugas yang diembankan kepadanya.
Hamba yang dipilih dan ditetapkan itu diperlengkapi
dengan Roh Tuhan. Disebutkan, ay.1) “Aku telah menaruh RohKu atasnya”. Hamba yang dipilih dan ditetapkan itu berada
di dalam lindungan dan kekuatan Tuhan. Tuhan memberikan RohNya, karena hamba
itu akan menjalankan rencana Tuhan. Dengan Roh Tuhan yang telah ditaruh atas
hamba itu, maka ia akan dimampukan mengemban amanat Tuhan, yaitu supaya ia
menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa.
Ada dua hal yang perlu kita renungkan dari
tugas hamba Tuhan ini.
1.
Menyatakan
hukum. Dalam kehidupan umat Tuhan hukum itu berasal dari Tuhan, dan IA adalah
hakim tertinggi (Ul. 1:17). Tuhan yang memiliki keputusan, Tuhan memiliki cara
sendiri untuk sampai pada keputusan. Hukum Tuhan itu mendapat arti yang khas :
(a) Keputusan Allah menjadi hukum bagi umatNya, (b) Hukuman Allah atas umat
yang melanggar perjanjianNya, dan (c) Pengasihan Tuhan atas orang-orang yang
sengsara. Dengan demikian tugas hamba itu bukan membuat keputusan apalagi
mengeksekusi. Ia hanya menyatakan (membawa) Hukum Tuhan. Tuhanlah yang memberi
vonis terhadap pelanggaran atas hukumNya, bukan sang hamba.
2.
Kepada
bangsa-bangsa. Hukum yang dibawa oleh hamba itu tidak hanya berlaku bagi umat
Israel, tetapi melingkupi seluruh bangsa-bangsa. Hukum Taurat dibawakan oleh
Musa kepada Israel saja di dalam lingkungan perjanjian antara Israel sendiri
dengan Allah. Tetapi hukum baru berlaku untuk segala bangsa, agar semua umat
manusia memperoleh keselamatan.
Hukum Tuhan dilandasi oleh cinta kasihNya.
Hukum Tuhan bukanlah untuk mematikan tetapi menyelamatkan. Dalam nas ini (ay.3)
Yesaya menyampaikan pesan : ‘Buluh yang
patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak
akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum.’ Pesan
ini menjadi berita sukacita bagi semua umat, terlebih yang mengalami kemiskinan,
kekerasan, dan diskriminasi. Firman ini menjadi harapan bagi umat manusia,
bahwa keadilan dan kebenaran Allah akan dinyatakan di tengah-tengah dunia ini.
Dalam rangka ulang Tahun PGI ke 63 hari,
peribadahan kita diberi tema agar kita dipimpin pada keadilan dan perdamaian. Keadilan
dan perdamaian hanya akan tercapai bila setiap orang taat dan tunduk pada Hukum
Tuhan. Realita yang terjadi adalah adanya Krisis
Global. Banyak orang-kecil yang tidak mampu berdiri tegak
karena Hukum tidak lagi dipatuhi dengan benar. Hukum telah diselewengkan, yang
mengakibatkan banyak orang kehilangan haknya. Begitu banyak orang-orang jahat, orang-orang
yang degil hatinya. Globalisasi telah membuat yang lemah kian tersingkir.
Globalisasi bisa membawa kemajuan bila di
dalamnya terdapat keadilan dan cinta kasih. Namun jika diorientasikan
semata-mata untuk perolehan keuntungan, persaingan, dan penghambaan diri pada
kuasa-kuasa dunia, maka globalisasi akan menjadi malapetaka karena hilang aspek
keadilannya.
Gereja-gereja dipanggil untuk menjadi
agen-agen perubahan bagi dunia dan masyarakat, dimana gereja berada. Orang-orang
percaya bersama dengan seluruh umat berperan melindungi kaum yang
terpinggirkan. Seluruh gereja perlu secara bersama- sama untuk menjawab
persoalan yang dihadapi demi menyelamatkan dunia dari ambang kehancuran.
Gereja-gereja perlu
lebih merenungkan kembali akan fungsi kehadirannya di tengah-tengah dunia.
Gereja dituntut untuk mengubah wajahnya bukan lagi doktrinal, yang sibuk dengan
klaim kebenaran. Gereja harus mengubah wajahnya menjadi lebih kenabian (profetis)
terhadap persoalan kehidupan manusia yang kompleks.
Ditengah-tengah suasana sekarang ini,
rasanya sulit mencapai Keadilan dan Perdamaian itu. Tetapi Tuhan tidak akan
membiarkan keadilan dan Perdamaian itu punah dari atas bumi. Tuhan yang telah
menciptakan dunia ini tidak akan membiarkan digeroti oleh kehancuran. Tuhan
menghendaki dunia ini tertata dengan baik, sehingga setiap orang menikmati
kehidupan yang penuh keadilan dan perdamaian.
Kita orang-orang percaya adalah bagian dari
hamba-hamba Tuhan. Melalui firman Tuhan hari ini, kita diingatkan kembali untuk
dapat membawa Berita Sukacita bagi setiap orang. Kita dipanggil untuk
membebaskan orang-orang dari kungkungan kegelapan dan penderitaan. Tuhan telah
memberikan Roh bagi kita untuk menyatakan hukumNya. Oleh sebab itu, marilah
memohon kepada Tuhan, agar kita dipimpin untuk memberlakukan Keadilan dan
Perdamaian itu. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar