YESUS ADALAH
KEBANGKITAN DAN HIDUP
Menurut
tanggalan Gerejawi, hari ini disebut MINGGU AKHIR TAHUN GEREJA. Minggu ini
sebuah waktu bagi kita mengingatkan akan adanya kematian. Karena itu, peringatan
ini bukan untuk menangisi saudara yang telah mendahului kita, melainkan
menyadarkan kita akan adanya akhir hidup di dunia ini.
Setiap orang pasti akan mengalami kematian
itu. Kematian adalah berakhirnya kehidupan manusia di dunia fana ini. Hanya
saja, bagaimana kita memandang kematian itu. Kalau kita memandang kematian itu
secara jasmani, maka kematian adalah akhir segalanya. Cara pandang yang seperti
itulah yang membuat kita menjadi sangat merasa sedih jika seorang saudara yang
kita kasihi meninggal. Namun, jika kita memandang kematian dari sudut keimanan,
maka kematian bukan akhir segalagalanya, tetapi ada pengharapan yaitu
kebangkitan.
Yesus berkata : AKULAH KEBANGKITAN DAN
HIDUP. Pernyataan ini mengungkapkan, bahwa Yesus telah mengalahkan kuasa maut,
kuasa yang ditakutkan manusia. Kebangkitan adalah keoknya kuasa iblis yang membelenggu manusia. Yesus telah
mengerjakan keselamatan bagi manusia, melalui kematianNya di kayu salib. Yesus
mengalahkan kuasa maut dan bangkit menggetarkan liang kubur. Kemenangan atas
kuasa maut itu merupakan proklamasi untuk hidup baru umat manusia. Kehidupan
yang Yesus nyatakan di sini bukan hidup dunia yang penuh penderitaan melainkan
hidup yang penuh sukacita. Yesus
menjanjikan kehidupan kekal, dimana ada langit dan bumi baru. (Wahyu 21 : 5) "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu
baru!" Dunia yang baru itulah yang sesungguhnya tujuan hidup orang
percaya. Manusia tidak lagi dikuasai maut itu.
Orang percaya ialah orang yang yakin bahwa Allah
akan memberi hidup yang kekal. Manusia akan beroleh keselamatan itu apabila
percaya atas segala yang Yesus perbuat dan perintahkan. Siapa yang percaya
kepada Yesus mendapat kehidupan, walaupun sesaat harus menempuh kematian
jasmani. Jika kita percaya pada kebangkitan Yesus, maka hilanglah rasa takut
kita pada kematian. Orang-orang percaya akan bertemu kembali dalam suasana
sukacita, tanpa pendaritaan.
Hidup ini memang penuh penderitaan,
kegelisahan, ketakutan, kekhawatiran, dan tangis. Seorang ahli menggambarkan
hidup manusia itu dalam beberapa tahapan. Tahap I (1–11 Tahun), manusia belum
banyak mengerti, tetapi ia memiliki kebutuhan yang mendasar. Ketika kebutuhan
itu tidak terpenuhi, maka dia akan menangis sebagai simbol penderitaannya.
Tahap II (12-23 Tahun), ia membutuhkan
pengakuan dari orang-orang di sekitarnya. Ketika ia tidak mendapat pengakuan
itu, ia akan bertindak semaunya. Ini pun
penderitaan. Tahap III (25-55), ia menentukan masa depannya, ia harus bekerja.
Muncul ambisi untuk meraup isi dunia ini. Ambisi yang tidak terkendali, telah
menyusahkan dirinya sendiri. Tahap IV (55-70), manusia sudah sampai pada puncak
karir : sukses atau gagal. Ia membutuhkan hubungan sosial dan mulai haus akan
kerohanian. Tahap V (70 dst), ia menderita berbagai hal, terutama rasa
kesepian.
Melihat isi
tahapan hidup ini, maka sesungguhnya manusia tidak pernah lepas dari
penderitaan. Manusia dipenuhi rasa
gelisah, kabut yang tak menentu, cobaan silih berganti, dan sengsara yang
membuat hati lemah. Manusia
mengalami semua itu karena manusia menjadikan dunia ini segalagalanya. Manusia
hanya fokus ke dalam dunia ini, mengejar segala yang ditawarkan dunia, ingin
memiliki semuanya. Manusia lupa, bahwa ia pasti meninggalkan dunia ini dan ia
harus menghadapi penghakiman. Mestinya, manusia mengingat hari kematiannya.
Yesus bangkit. Kebangkitan Yesus
adalah kemenangan atas kejahatan dunia ; kedengkian, kebencian, keserakahan,
ketidakpedulian, dan berbagai kejahatan lainnya, adalah hal yang tidak diingini
oleh Yesus. Yesus telah menguburkan dan mengalahkan kejahatan itu lewat
kematianNya. Ini juga yang perlu kita tindak lanjuti, bahwa kebangkitan Yesus
membawa semangat baru bagi kita untuk melakukan pembaharuan diri. Pembaharuan
utama kita lakukan adalah adanya pengharapan masa depan yang lebih indah. Kebangkitan
Yesus adalah sinar yang dipancarkan Yesus untuk memimpin manusia mengarungi
hidup baru. Kebangkitan Yesus mengalahkan maut akan ditandai dengan kehidupan
kita yang penuh sukacita. Kebangkitan Yesus menegarkan kita menghadapi
tantangan dunia ini. Kita tidak perlu berduka, apalagi takut menghadapi
kematian. Karena itu, percaya bukan hanya dalam pikiran (imajinasi) tetapi
tampak dalam tutur kata dan nyata dalam tingkah laku serta perbuatan
(berkarya). Dengan demikianlah engkau menjalani kehidupan dengan penuh sukacita
dan memandang kematian sebagai kemenangan. Percayakah engkau akan hal itu. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar