MENANTIKAN DAN
MEMPERCEPAT KEDATANGAN HARI TUHAN
Hari kedatangan Tuhan merupakan hari yang
misteri, tidak ada yang mengetahuinya. Namun, hari Tuhan dipahami sebagai hari
yang bersangkut paut dengan kehidupan dunia. Artinya, sebelum hari Tuhan
sungguh-sungguh nyata, maka setiap insan akan mempertanggungjawabkan seluruh
kehidupannya. Jika ia beriman (hidup benar), maka ia akan menikmati hari Tuhan
yang kekal itu dalam penuh sukacita. Namun, jika ia tidak beriman, maka ia
mengalami penderitaan yang kekal pula.
Petrus mengutip ucapan Yesus tentang waktu
hari Tuhan, seperti pencuri (Mat. 24
:42-43). Perkataan Tuhan Yesus ini memang cukup mendapat perhatian pada gereja
mula-mula, dimana orang-orang percaya sangat menantikannya. Mereka sangat
menantikan hari Tuhan itu karena beratnya derita yang harus mereka alami dalam
mengikut Kristus.
Bagi Tuhan, satu hari sama seperti seribu
tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari. Artinya, bagi Tuhan ; waktu
bukan diukur dari perputaran matahari, seperti penghitungan manusia. Tetapi
hari Tuhan itu pasti datang. Manusia tidak perlu menghitung kapan datangnya
hari Tuhan itu, tetapi biarlah setiap orang hidup dengan berjaga-jaga. Manusia
senantiasa hidup menuruti firman Tuhan, bukan mengikuti hawa nafsu dunia.
Pada hari kedatangan Tuhan digambarkan ada
langit dan bumi baru. Ada dua pemahaman tentang langit dan bumi baru ini. (a) Hancurnya segala perbuatan manusia,
terutama segala sesuatu yang Tuhan tidak kehendaki. Semua unsur-unsur dunia,
yaitu segala tingkah laku manusa yang tidak dikehendaki Tuhan, dan juga segala
yang diperbuat manusia (bangunan dan hal jasmani lainnya) akan dihancurkan.
Sementara, segala yang Tuhan ciptakan akan tetap terpelihara. Tuhan tidak akan
menghancurkan apa yang diperbuat olehNya sendiri. (b) Segala sesuatu, baik yang
diciptakan Tuhan (Kejadian 1) maupun segala yang dibangun manusia (jasmani)
akan lenyap. Lalu ada sebuah tempat (langit dan bumi) baru.
Kedua gambaran tentang hari Tuhan itu tidak
perlu mengguncangkan iman orang percaya, sebab harapan utama dari kedatangan
Tuhan adalah suasana ; dari suasana hati penuh derita karena kejahatan menjadi
kebenaran. Suasana hati mereka begitu mencekam ; mengalami tekanan dan ancaman
karena mengikut Kristus. Mereka ingin segera datangnya hari Tuhan, supaya
penderitaan mereka berakhir. Karena itu, yang utama dalam hari Tuhan itu adalah
suasana hati yang dipenuhi damai, sebagaimana disebutkan (Yesaya 65:17) : ‘Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit
yang baru dan bumi yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan
tidak akan timbul lagi dalam hati’. Seluruhnya umat manusia hidup dalam
kebenaran dan perdamaian. Itu pula sebabnya umat Tuhan sangat menantikan hari
Tuhan itu sedapat mungkin dapat mempercepat kedatangannya.
Sesungguhnya, Tuhan tak menghendaki
seorangpun dari manusia jatuh ke dalam penghukuman pada kedatanganNya. Itu pula
sebabnya, Tuhan tidak segera datang menghakimi manusia tetapi memberi waktu bagi umat manusia untuk
berbalik dan bertobat. Di sinilah peran orang-orang percaya untuk mempercepat
kedatangan Tuhan. Orang-orang percaya perlu mewartakan kebenaran bagi semua
umat manusia, menggunakan waktu bekerja dengan tekun dan melakukan
kebaikan-kebaikan. Itulah peran orang-orang percaya untuk mempercepat kedatangan
hari Tuhan, sehingga Tuhan bukan hanya mendapati umatNya tak bercacat dan tak
bernoda, tetapi semua manusia hidup dalam kebenaran. Dengan demikian,
kedatangan Tuhan bukanlah penghukuman melainkan perdamaian. Perdamaian berarti
: isi hati yang memiliki hubungan yang benar dengan Tuhan. Karena itu, dalam
penantian ini Hiduplah dengan benar, sehingga kapanpun kedatangan Tuhan, kita
telah siap.
Dunia adalah sebuah tempat sementara bagi
manusia untuk menjalani proses dalam menyambut hari kedatangan Tuhan dan
menikmati hidup kekal. Sadar atau tidak, manusia terlalu fokus pada dunia
sementara ini. Dunia ini seolah-olah kehidupan kekal. Manusia menumpahkan
seluruh hidupnya ; tenaga, pikiran, dan rohnya untuk menghiasi dirinya dengan
asesoris dunia ini. Padahal, semua itu tak menentukan dirinya pada hari kedatangan
Tuhan. Pada kedatangan Tuhan seluruh nilai-nilai dunia dihancurkan. Satu hal
yang perlu kita persiapkan saat kedatangan Tuhan adalah agar kita hidup dalam
kebenaran.
Firman Tuhan hari ini memberikan harapan
baru bagi kita akan adanya langit dan bumi yang baru. Kita jangan putus asa dan
jangan pernah mengatakan, bahwa ‘hidup ini begitu-begitu saja’, tetapi hidup
selalu mengalami perubahan. Puncak dari perubahan itu adalah datangnya hari Tuhan.
Hari Tuhan adalah, dimana manusia sudah hidup dalam kebenaran, sehingga tidak
ada lagi yang mencekam tetapi seluruhnya mengalami kedamaian. Itulah yang
disebut langit dan bumi baru.
Manusia mempunyai peran dalam hari Tuhan
itu, yaitu menantikan dan mempercepat. Menantikan dan mempercepat kedatangan
hari Tuhan bukan berarti berdiam diri tetapi menjalani hidup aktif dengan
menyatakan kebenaran dalam segala lapangan hidup yang kita jalani. Hari Tuhan
bukan soal kapan dan dimana, melainkan soal keadaan, dimana segala sesuatu
penuh kebenaran. Untuk mencapai kebenaran inilah, manusia mempunyai peran.
Manusia mempergunakan segala waktu yang dimiliki untuk mewujudkan kebenaran.
Itu sebabnya firman Tuhan (Efesus 5 : 16) mengatakan : “pergunakanlah
waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.” Di tengah-tengah dunia
yang makin jahat ini, orang-orang percaya perlu membangun hubungan yang benar
dengan Tuhan. Orang-orang yang demikianlah dapat menikmati hidup damai dalam
dunia ini maupun kedamaian saat kedatangan Tuhan. Kedatangan hari Tuhan adalah
dimana ada suasana kehidupan yang penuh kebenaran dan kedamaian. Suasana itu
tidak datang dan hadir begitu saja tetapi menjadi tugas setiap orang percaya
melalui tindakan dan perilakunya. Natal yang akan kita rayakan hendaknya
mengingatkan kita kembali supaya seluruh perilaku kita selalu dalam kebenaran
dan membawa kedamaian. AMIN
Tuhan berkati selalu bapa pendeta dlm setiap pelayanan baik di gereja dan di dalam keluarga...
BalasHapus