MENYANGKAL
DIRI DAN MEMIKUL SALIB
Ada
sebuah nyanyian Sekolah Minggu yang sudah cukup menggereja:
Mengikut Yesus
keputusanku…
Mengikut
keputusanku
Mengikut Yesus
keputusanku…`
ku tak ingkar -
`ku tak ingkar
Lagu ini bukan hanya digemari oleh anak-anak
Sekolah Minggu tapi orang tua. Menyanyikan lagu itu memang sangat menyenangkan
dan dapat meneguhkan hati. Tapi apakah orang yang sudah menyanyikan lagu itu
sanggup mengikut Yesus ? Mengikut Yesus diperlukan kesiapan menghadapi ancaman,
sebab Yesus sendiri disebutkan (ay.31) : ‘Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan, ditolak oleh tua-tua,
imam-imam, ahli Taurat, lalu dibunuh’.
Yesus tahu penderitaan yang akan
dialamiNya. Karena itu Yesus hendak memberitahukan, bahwa siapa yang akan
mengikut Dia akan turut menderita. Tapi ketika Yesus hendak memberitahukan hal
itu kepada murid-murid, Petrus menarik Yesus. Menurut Petrus, Yesus tidak perlu
memberitahu bahwa diriNya akan menderita. Petrus khawatir, murid-murid sendiri
akan undur diri untuk mengikut Yesus.
Tapi Yesus berkata (ay. 33) : "Enyahlah
Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa
yang dipikirkan manusia."
Yesus tidak ingin membodohi murid-muridNya,
Yesus ingin memberitahukan apa sesungguhnya yang terjadi jika orang mengikut
Yesus. (1) mau menyangkal diri. Menghilangkan segala keinginan-keinginan dunia,
yang mengganggu kehidupan kita sendiri, maupun orang lain. Termasuk ; sifat
sombong, dengki, iri, benci, dan kejahatan lainnya. (2) kehilangan nyawa.
Siapapun pasti takut kehilangan nyawa. Tetapi, bagaimanapun, manusia pasti akan
kehilangan nyawa. Masalahnya, untuk apa saya kehilangan nyawa ? Tuhan Yesus
berkata, barangsiapa kehilangan nyawa karena Aku, dan Injil, ia akan
menyelamatkannya. Siapa yang kehilangan nyawa, siapa yang berlelah demi
kemuliaan Tuhan, Allah akan memberi keselamatan baginya. Ay. 36 dikatakan : “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia,
tetapi ia kehilangan nyawanya.”
Kita mungkin akan mulai ragu jika dikatakan
bahwa mengikut Yesus adalah penderitaan. Murid Yesus sendiri sulit menerima
realita jika mengikut Yesus adalah penderitaan. Mengikut Yesus memang
membutuhkan kesiapan hati. Mengikut Yesus secara jasmani sangat mungkin
menderita, namun dibalik semua penderitaan itu, setiap orang yang mengikut
Yesus akan menemukan kekayaan rohani yang sangat berharga. Kita akan mengalami
keteguhan iman di dalam menjalani kehidupan ini. Orang yang mengalami keteguhan
iman itulah sesungguhnya orang yang mengalami kebahagiaan. Dan yang terutama,
setiap orang yang mengikut Yesus pasti akan memperoleh Kerajaan Allah sebagai
upah bagi setiap orang percaya kepada Tuhan Yesus.
Jangan dustai dirimu untuk mau mengikut
Yesus tetapi sesungguhnya tujuanmu untuk beroleh kesenangan dunia ini. Setiap
orang yang mengikut Yesus haruslah dalam kesadaran. Pengikut Yesus yang tidak
menyadari tujuan dari mengikut Yesus bukan hanya akan mengecewakan dirinya
sendiri, tetapi juga dapat mengganggu/menghambat misi Yesus. Mengikut Yesus
berarti berjalan bersama Yesus, menerima Yesus, mengasihi Yesus, menyerahkan
diri sepenuhnya kepada Yesus, berkarya untuk misi Yesus. Mengikut Yesus berarti
: (a) menyangkal diri. Menyangkal
diri berarti mengabaikan kepentingan diri sendiri, bahkan melawan keinginan
diri sendiri, tidak memaksakan keinginan hati dan pikiran sendiri. Sebab, siapa
yang menginginkan kehendaknya dirinya berarti melawan keinginan Tuhan Yesus.
(b) memikul salib. Salib adalah
lambang penderitaan ; beban berat, yang harus dipikul. Yang dimaksud dengan
salib adalah penderitaan yang bukan karena perbuatan jahat oleh diri sendiri,
melainkan penderitaan yang disebabkan oleh orang lain. Memikul salib adalah
orang yang taat mengikut Yesus sekalipun ia sedang menanggung penderitaan.
Pengikut Yesus tidak perlu takut menyangkal diri dan memikul salib, sebab para
pengikut Yesus tidak lagi dikuasai oleh dunia yang justru sering membuat
manusia itu menderita. Mereka yang mengikut Yesus adalah orang-orang yang hidup
dalam roh Allah.
Manusia seringkali merasa nyawanya berasal
atas kekuatannya sendiri. Lalu, manusia itu mempertahankan nyawanya (hidup)
dengan harta dunia. Seolah-olah harta itu dapat mempertahankan nyawanya.
Padahal harta dunia tidak dapat menjamin kelangsungan nyawa (hidup) manusia,
apalagi mengganti nyawa. (ay. 26) : “Apa
gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?” Kehidupan
duniawi menjadi tidak memiliki arti jika manusia kehilangan roh. Manusia akan
kehilangan nyawa sebab ia tidak percaya kepada Yesus.
Mengikut Yesus bukan membawa manusia di
dunia ini selalu berada pada zone aman. Justru, ketika kita mengikut Yesus,
maka ancaman dan gangguan makin sering menghampiri. Tetapi kita percaya, Yesus
akan memberikan upah setiap orang yang mengikutNya. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar