BERDIRILAH DENGAN
TEGUH DALAM TUHAN
Pergumulan berupa ancaman dan tekanan acap
kali menghampiri hidup manusia. Ancaman yang begitu hebat, selain mengganggu
aktifitas juga dapat mengganggu iman percaya. Namun, sebagai orang percaya,
ancaman apapun yang menghampiri dan darimana pun sumbernya hendaklah kita tetap
berdiri dengan teguh dalam Tuhan.
Paulus dan para penginjil lainnya sering
menghadapi masa yang cukup berat tetapi mereka senantiasa percaya kepada Tuhan
Yesus, sehingga mereka tetap dapat berdiri kokoh. Pengalaman demi pengalaman
menjadi kekuatan bagi Paulus, sehingga dirinya dapat menjadi teladan bagi
orang-orang percaya saat menghadapi pergumulan.
Filipi merupakan sebuah jemaat yang paling
dikasihi (kesayangan) Paulus. Jemaat Filipi menjadi jemaat kesayangan karena
Persekutuan jemaat Filipi bukanlah sekedar berkumpulnya orang-orang demi
kesenangan mereka sendiri tetapi mengutamakan pemberitaan Injil. Namun
perjalanan waktu mengubah suasana persekutuan jemaat Filipi. Persekutuan jemaat
Filipi menghadapi ancaman berat dari ‘seteru salib Kristus’. Paulus harus dengan berat hati menyebutkan
mereka. Paulus mengungkapkan tentang ‘seteru salib Kristus’ ini dengan sangat
sedih, sambil menangis. Agaknya Paulus berat hati menyebut para ‘seteru salib Kristus’
itu, karena mereka adalah juga bagian dari persekutuan Kristen. Mereka adalah
orang-orang yang pernah mendengar salib Kristus tetapi kemudian
menolak/menentangnya. Mereka kemudian menjadi ancaman bagi setiap pengikut
Kristus. 2 Timotius 3:1-5 Paulus berkata,
“……secara lahiriah mereka menjalankan ibadahnya, tetapi pada hakekatnya mereka
memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!” Mereka ada di dalam persekutuan
namun hati mereka tidak percaya kepada Tuhan Yesus. Mereka adalah
orang-orang Kristen yang berhaluan Yahudi. Paulus memberikan cirri dari ‘seteru
salib Kristus’ itu.
Tuhan
mereka ialah perut mereka
Mereka mengutak-atik macam-macam aturan
tentang makanan halal dan haram, tahir dan najis, yang memang dalam agama
Yahudi sangat penting. Mereka rupanya hanya memakan makanan tertentu atau
mungkin berpuasa untuk sekedar
menunjukkan betapa mereka sangat
mengasihi Allah. Padahal, dalam ber-Tuhan bukan soal perut (jasmani) tetapi
soal rohani.
kemuliaan
mereka ialah aib mereka
Mereka juga terlalu bangga dengan sunat
(kedagingan). Kristen Yahudi menganggap dirinya lebih kudus dari yang bukan
Yahudi. Keyahudian mereka begitu kental mewarnai hidup persekutuan yang
akibatnya melemahkan yang lain.
pikiran
mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi
Apa yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi
itu hanyalah sekitar perkara-perkara duniawi, sama sekali tidak menyentuh
rohani umat.
Paulus mengingatkan kelompok ‘seteru salib
Kristus’ itu dengan begitu keras, bahwa kesudahan mereka adalah kebinasaan.
Mereka menjadi binasa karena mereka tidak percaya akan kehidupan kekal. Sementara
orang percaya memiliki kewargaan di dalam sorga. Bagi orang percaya, dunia ini
adalah tempat ziarah, persinggahan. Hidup orang percaya tidak sekedar dunia
ini. Yesus Kristus adalah Juruselamat yang mengubah tubuh hina ini menjadi
mulia, serupa dengan tubuh-Nya. Itulah pengharapan orang percaya. Karena itu,
Paulus menguatkan jemaat Filipi agar tetap berdiri teguh dalam Tuhan. Jangan
goyah !
Bagaimanakah orang-orang Kristen masa kini
memandang gereja ? Banyak orang memandang gereja sebagai sebuah persekutuan
indah, yang berbeda dengan persekutuan (kumpulan) lainnya. Gereja dirasakan
sebagai persekutuan yang saling mengasihi, saling menguatkan, saling
menghormati dalam ketulusan. Mereka melakukan Penyembahan dan memberi
Persembahan kepada Tuhan, sebagai rasa syukur dan disertai pengharapan.
Namun bukan tidak mungkin ada orang-orang
yang berkumpul di gereja menjadi seteru salib Kristus, seperti disebutkan
Paulus. Keadaan ini sangat bisa terjadi karena gereja dianggap sama dengan
kumpulan lainnnya, pengaruh luar terbawa kedalam gereja. (a) Ada warga gereja
memiliki jabatan atau pangkat tinggi di bidang profesinya. Tentu saja ia
dihormati oleh orang-orang sekitarnya, terlebih yang menjadi bawahannya. Ia
dapat memerintah dengan kuasa dan jabatan yang melekat pada dirinya. Kita tentu
bersyukur untuk itu. Namun sangat disayangkan, jika orang itu melakukan hal
yang sama di dalam gereja. Kalau sudah demikian, jangankan sesama jemaat,
pendeta pun ia atur. Tidak ada lagi saling menghormati. Itulah seteru salib
Kristus, sebab orang-orang yang demikian telah menjadi ancaman bagi jemaat
lain. (b) Budaya. Ada nilai-nilai budaya yang berkaitan erat dengan nilai-nilai
kekeristenan, tapi tak sedikit pula nilai-nilai budaya yang bertentangan dengan
kekristenan. Segala yang bertentangan itu tak boleh turut dibawa ke dalam
persekutuan.
Firman Tuhan ini menjadi koreksi bagi
setiap orang percaya dalam kehadirannya di tengah-tengah persekutuan. Kehadiran
setiap orang percaya di dalam persekutuan mestinya mmberi dan beroleh sukacita.
AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar