17 Februari 2013

Kejadian 15:1-6 (Khotbah Minggu, 24 Februari 2013)



TUHAN SETIA DENGAN JANJINYA

Selama di dunia ini, hampir seluruh kurun hidup manusia dilanda ketakutan. Seorang bayi akan takut dan menangis jika ibunya tidak memberi air susu; anak-anak takut menghadapi mata kuliah selama studi; selesai kuliah, para sarjana takut tidak memperoleh pekerjaan; anak-anak muda takut tidak mendapatkan pasangan hidup; keluarga muda takut menjalani kehidupan rumah tangganya; orangtua takut anak-anaknya terpengaruh oleh setan dunia masa kini; dan hampir semua manusia takut tidak mendapatkan harta dunia. Saat mendekati ajal pun, banyak yang takut meninggal. Yang ditakutkan bukan soal dia ke neraka atau ke sorga. Salah satu (tapi paling sering) yang membuat orang takut meninggal adalah memikirkan yang akan ditinggalkannya, yaitu anak dan hartanya.

15 Februari 2013

Matius 4:1-11 (Khotbah, 17 Februari 2013)


                                                              ENYAHLAH, IBLIS

Kisah pencobaan Yesus di padang Gurun tentunya sudah menjadi sebuah cerita yang tidak asing lagi. Cerita ini sudah melekat bagi kita, karena isinya mengenai percakapan, tawar-menawar di antara dua tokoh yang populer, yaitu Yesus dan iblis. Menjadi menarik, karena keduanya merupakan tokoh yang  saling bertentangan.
Kalau kita melihat cerita ini, Yesus sesungguhnya tidak ingin mengalami pencobaan ini. Tetapi ini adalah suatu kehendak Bapa. Pada ay.1 dikatakan : “Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai iblis.” Roh Allah menuntun, menyertai Yesus dalam pencobaan ini, dan Allah menunjukkan bahwa kuasa Yesus jauh melampaui kuasa iblis. Ada tiga tawaran yang disajikan iblis kepada Yesus : (a) Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti (b) Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah dirimU ke bawah (c) Jika Engkau sujud menyembah aku, semua dunia ini akan kuberikan kepadaMu.

28 Januari 2013

Yeremia 1:4–10 (Khotbah Minggu, 31 Jan 2016)

                   DIPILIH SEJAK DARI KANDUNGAN



Ketika kita mengajak seseorang menjadi hamba Tuhan, entah sebagai Pendeta, Penatua, atau Majelis ; cenderung menolak. Alasannya sangat klasik : belum/tidak terpanggil. Memang, menjadi hamba Tuhan butuh panggilan pribadi. Tanpa ada panggilan hati maka tugas yang mestinya diemban akan menjadi beban berat. Lepas dari panggilan hati, ada alasan yang terukur untuk menolak panggilan itu, seperti yang diungkapkan Yeremia ; ‘aku tidak pandai bicara dan masih muda’.  

26 Januari 2013

Lukas 4:16-21 INJIL YANG MEMBEBASKAN


          INJIL YANG MEMBEBASKAN

Pendidikan dalam bentuk ajar – mengajar sebuah tradisi dalam kehidupan umat Tuhan. Proses belajar tentu sangat memberikan pencerahan. Layak kemudian jika Israel dikenal sebagai bangsa yang ‘hebat’. Tempat utama untuk melaksanakan proses ajar-belajar adalah rumah ibadat.

13 Desember 2012

Zepanya 3:14-20 (Khotbah Minggu, 16 Desember 2012)


BERSORAK-SORAILAH KARENA TUHAN MENGERJAKAN KESELAMATAN

Ketika kita menghadapi masalah/pergumulan hidup ini, kita tentu berpikir dan berharap ada jalan keluar atas masalah itu. Apabila kita tidak lagi melihat harapan atau jalan keluar atas masalah yang dihadapi maka kita menjadi lemah-lesu. Namun, sekalipun kita menghadapi masalah berat, jika kita masih memiliki harapan penyelesaian maka kita tetap memiliki kekuatan.

6 Desember 2012

Maleakhi 3:1-4 (Khotbah, 9 Desember 20120


TUHAN MENYURUH UTUSANNYA UNTUK MENTAHIRKAN UMATNYA

Kehidupan umat Tuhan telah diwarnai oleh hiruk-pikuk nubuat para nabi ; tentang hari Tuhan dan datangnya raja yang adil. Banyak sudah nabi-nabi yang menubuatkan tentang kedatangan Tuhan atau raja, atau pemimpin yang dianggap dapat menolong kehidupan umat. Setidak-tidaknya mereka berharap akan datangnya seorang pemimpin seperti Daud atau Salomo yang bijaksana. Namun, nubuat para nabi tak kunjung datang. Umat pun menjadi apatis dan mengabaikan firman Tuhan yang disampaikan para nabi. Kondisi ini telah mempengaruhi semangat para nabi, tidak banyak lagi nabi yang menyampaikan nubuat. Hal ini menimbulkan bias bagi dinamika keagamaan umat. 

24 November 2012

Daniel 7:9-10;13-14 (Khotbah, 25 Nopember 2012)


MENGHADAPKAN MANUSIA PADA PENGHAKIMANNYA

Daniel dikenal sebagai orang yang ahli mimpi. Suatu ketika, raja Babel bernama Nebukadnezar bermimpi. Sang raja penasaran dengan mimpinya, sebab ia tidak dapat lagi merekonstruksikan, apalagi mengartikan mimpinya. Raja mengadakan sayembara; memanggil orang yang berilmu, ahli jampi, ahli sihir (2:2). Tugas mereka : menceritakan ulang dan mengartikan itu. Banyak para peramal, orang pintar, dukun, datu, ahli sihir memberi minat, namun tak seorangpun dapat menerangkan mimpi itu.