30 April 2013

Roma 12:9-12 (Khotbah Minggu, 5 Mei 2013)





 BERTEKUN DI DALAM DOA

Adalah sepasang suami-isteri yang sejak masa muda mereka sudah bergaul dengan Allah. Setiap bulannya mereka menyisihkan 10 % dari pendapatan masing-masing. Uang yang disisihkan itu kemudian dimasukkan ke dalam sebuah kotak.
Setiap memasukkan perpuluhan itu ke dalam kotak, mereka selalu mendahuluinya dengan doa. Saat mereka sudah mempunyai anak-anak, kebiasaan itu tetap mereka lakukan, dan menjelaskan kegunaannya kepada anak-anaknya. Ketika anak-anak itu beranjak dewasa dan sudah bekerja, maka anak-anak itu turut serta melakukannya. Semua mereka menyisihkan pendapatannya dan selalu didahului dengan doa.

19 April 2013

Mazmur 66:1-7 (Khotbah Minggu, 21 April 2013)

MULIAKAN NAMANYA
Banyak orang tertarik menikmati kitab Mazmur dengan berbagai alasan, salah satunya karena kitab Mazmur diimani sebagai ungkapan hati. Para penulis menuangkan pengalaman imannya bersama Allah. Banyak nas dalam kitab Mazmur mengajak umat agar bersorak-sorai bagi Allah ; Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi (66:1). Sorak-sorai merupakan ekspresi sukacita atas peristiwa yang telah dialami dan adanya pengharapan. Sorak-sorai dapat diungkapkan dengan bernyanyi, berdoa, dan bertindak, yang penting didasari adanya semangat !

4 April 2013

Matius 9:35-38 (Khotbah Minggu, 14 April 2013)



TERGERAK OLEH BELAS KASIHAN

Ayat-ayat Matius fasal 9 ini didahului dengan menampilkan pelayanan Yesus yang begitu banyak dan mengagumkan : (1 – 8) Yesus menyembuhkan orang lumpuh di Yerusalem, (9 – 13) Yesus memberitahukan apa yang seharusnya dilakukan manusia, (14 – 17) Yesus mengajarkan hal berpuasa, (18 – 26) Yesus menyembuhkan orang yang sakit pendarahan, (27 – 31) Yesus menyembuhkan orang buta, (32 – 34) Yesus menyembuhkan orang bisu. Setelah melakukan pelayanan yang begitu banyak dan berat, Yesus sungguhsungguh dapat merasakan derita yang dialami manusia. Yesus melihat dan merasakan banyak penderitaan/penyakit manusia. Yesus juga tahu, bahwa manusia itu sesungguhnya lelah dan terlantar. Yesus empati. Yesus peduli. Tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan menyaksikan manusia itu.

Kisah Rasul 11:15-18 (Khotbah Minggu, 28 April 2013))



MEMULIAKAN ALLAH

Di dalam baptisan yang kita selenggarakan didasari pada rumusan ; Allah Bapa, Allah Anak, dan Roh Kudus. Baptisan yang demikian adalah baptisan yang sudah mencakup secara keseluruhan makna baptisan, yaitu, diterimanya orang-orang menjadi anggota persekutuan orang-orang percaya (gereja). Seiring dengan itu mereka menjadi pewaris di dalam kerajaan Allah. Setiap orang yang telah menerima baptisan telah dicatat dalam kerajaan Allah dan dia telah menjadi anak-anak Allah, termasuk saudara dan saya yang telah menerima baptisan. Rasanya, kita tidak perlu lagi mempertentangkan bagaimana dan dimana dibaptis, asalkan baptisan itu berlangsung di dalam Nama Allah Bapa, AnakNya Tuhan Yesus, dan Roh Kudus.
Dengan baptisan, Allah telah mempersatukan kita menjadi warga Kerajaan Allah, tanpa membedakan status sosial, jabatan, bahasa dan suku.  Kekristenan harus mampu merangkul semuanya dan menjadi media yang dapat mempersatukan dan memperdamaikan semua perbedaan. Yesus Kristus telah berkorban untuk itu. Kita sebagai orang Kristen yang sudah dipersatukan di dalam warga kerajaan Allah dapat menjadi berkat bagi orang lain.
Sebagai wujud dari baptisan yang sempurna itu, maka kita layak menjadi orang-orang yang mampu berkata-kata dengan bahasa roh dan bernubuat. Bahasa roh dan bernubuat mestinya terjadi dalam keluarga Allah, dimana terciptanya hidup  baru  oleh  Roh  Kudus. Kita orang-orang percaya, yang telah menerima karunia dapat menggunakannya untuk  membangun  jemaat. Jemaat  yang  mendapatkan  berbagai  karunia  kalau  tidak  digunakan  untuk  membangun  tubuh  Kristus  tentu  akan  sia-sia.  Rasul  Paulus  mengatakan  walaupun  kita  memiliki  iman  untuk  dapat  memindahkan  gunung  namun  bila kita  tidak  memiliki  kasih, maka hal tersebut  tidak  ada  gunanya  atau  sering  dikatakan  oleh   rasul  Paulus  sama  seperti  bunyi  yang  nyaring  yang  tidak  memiliki  arti  ( I Kor  13:1-5  ). 

Manusia patut memuliakan Allah. Sikap yang demikian menunjukkan  kerendahan hati dan ketaatan terhadap Tuhan. Manusia tidak patut menunjukkan keangkuhan, sebab manusia yang dijadikannya itu telah dipenuhi dosa dan kejahatan. Kita perlu menghampiri takhta Tuhan dan menyerahkan hidup kita dalam penggembalaanNya. Kita memuliakan Allah karena dia telah mempersatukan kita tanpa ada perbedaan disebabkan status sosial, jabatan, bahasa dan juga kesukuan. Sebagai orang yang memuliakan Allah, kita harus mampu menunjukkannya dengan cara merangkul orang-orang lain. Orang Kristen yang sudah dipersatukan di dalam warga kerajaan Allah dapat menjadi berkat bagi orang lain.
Orang yang dikuasai atau dipenuhi Roh Kudus akan dapat menguasai diri. Ia akan mampu mengelola hidupnya dengan baik ; perkataan maupun perbuatannya akan makin selaras dengan kehendak Allah. Ketaatan kepada Allah harus dipancarnyatakan dalam perilaku hidup orang percaya. Roh Kudus memungkinkan orang percaya itu mengalami kehidupan Kristus yang bangkit dalam dirinya. Roh adalah pencipta, sumber dan penata kekuatan sepanjang hidup dalam proses pertumbuhan spritual.
Hari ini disebut minggu KANTATE : Nyanyikanlah Nyanyian baru bagi Tuhan. Bersorak-sorai dengan menyanyikan pujian bagi Allah (Kantate) adalah perbuatan yang Allah kehendaki dari setiap warga kerajaan Allah. Penghayatan yang benar terhadap kasih Allah dapat diungkapkan dengan nyanyian penuh semangat dan sukacita. Ketika terjadi perang salib, ada  lagu yang mengobarkan semangat orang percaya KJ. No. 340. Lagu ini telah mengobarkan semangat dan keyakinan yang tinggi kepada Kristus. Di saat letih lesu, kita pun bisa bernyanyi mengembalikan semangat hidup.
Nyanyian bukan saja ungkapan emosi/semangat tetapi dapat juga menjadi seruan, mis, judul lagu SATUKANLAH. Lagu ini menghimbau betapa pentingnya penyatuan hati, sehingga persekutuan menjadi terasa damai. Ibadah memberikan kesejukan dan kedamaian. AMIN

David Badiaraja Sihombing
                                                                                                                              Mah. UKDW Fak. Teologi


31 Maret 2013

Kisah Rasul 5:27-32 (Khotbah Minggu, 7 April 2013)






LEBIH TAAT KEPADA ALLAH

Kita baru saja memperingati malam passion, kematian dan kebangkitan Yesus. Dari seluruh rangkaian peringatan itu, pesan yang hendak disampaikan adalah pengampunan dosa dan kehidupan kekal.
Setelah kebangkitan Yesus, murid-murid membangun persekutuan untuk melanjutkan pelayanan Yesus. Mereka memiliki semangat baru dan Roh Kudus menguasai mereka. Dalam pelayanan yang penuh semangat dan kuasa Roh Kudus maka mereka dimampukan melakukan mujizat kesembuhan, Pelayanan mereka pun tersiar di seluruh kota Yerusalem. Namun tidak semua orang bersukacita ; banyak orang tidak percaya, bahkan ada yang iri hati atas pelayanan para murid Yesus. Akibatnya, penguasa mengeluarkan larangan mengajar dalam nama Yesus. (Kisah Rasul 5:17-18: Akhirnya mulailah Imam Besar dan pengikut-pengikutnya, yaitu orang-orang dari mazhab Saduki, bertindak sebab mereka sangat iri hati. Mereka menangkap rasul-rasul itu, lalu memasukkan mereka ke dalam penjara kota).Pelayanan para murid Yesus telah mengalami hambatan dari orang-orang yang iri hati. Murid-murid yang melaksanakan misi Yesus pun ditangkap dan diperhadapkan dengan Mahkamah Agama. 

30 Maret 2013

Matius 28:1-10 (Khotbah Minggu, 31 Maret 2013)


JANGAN TAKUT, YESUS SUDAH BANGKIT

Kebangkitan Yesus merupakan bukti dari kekalahan kuasa maut dan jaminan akan keselamatan. Orang-orang percaya layak merespon kebangkitan itu dengan penuh sukacita. Kebangkitan Yesus menegarkan kita menghadapi tantangan dunia ini. Kita tidak perlu berduka, apalagi menjauh dari Tuhan hanya karena tawaran dunia fana ini. Kebangkitan Yesus juga mestinya menguatkan persekutuan orang percaya di dalam Kristus. Persekutuan bertumbuh di dalam kasih Yesus, dimana setiap orang menumbuhkan rasa cinta kasih. 

29 Maret 2013

Matius 23:33-39 (Khotbah Jumat Agung)


SALIB YESUS DAN PENGAMPUNAN

Hari ini dinamai Jumat Agung. Disebut Agung, karena pada hari ini kita memperingati peristiwa yang teramat besar, yaitu kematian Tuhan Yesus. Kematian Tuhan Yesus menjadi sentral dari kesaksian Kitab Suci. Karena itu, kematian Tuhan Yesus harus diberitakan.