11 Mei 2013

Mazmur 148:1-14



 PUJILAH TUHAN

Mazmur ini mengungkapkan spiritualitas orang beriman. Di dalamnya terungkap pengagungan terhadap Allah. Pemazmur memulai pujian terhadap Allah di surga. Pemazmur mengajak para malaikat untuk memuji Allah. Itu berarti surga dan dunia bersatu dalam satu hatinya untuk memuji Allah. Sungguh spiritualitas pemazmur amat dalam, surga dan dunia menyatu di dalam hatinya. 
Pada hakekatnya kita pun dapat berada dalam spiritualitas seperti itu, sebab melalui Doa Bapa Kami, kita diajar agar kehendak Allah terlaksana di dunia sama seperti di surga. Dengan ungkapan tersebut, dunia menyatu dengan surga dalam kehidupan kita. Oleh karena itu kita dapat mengatakan bahwa kita bersyukur dan memuji Tuhan juga bersama dengan para malaikat di surga. Dari surga pemazmur turun ke bawah untuk mengajak matahari, bulan dan bintang. Langit juga diundangnya, termasuk  langit di atas langit. Pemazmur ini seperti seorang maestro dirigen dari sebuah orchestra, memimpin alam semesta untuk memuji dan menyanyikan pujian pengagungan bagi Allah.
Alasan pemazmur untuk memuji Allah diungkapkannya: “Sebab Dia memberi perintah maka semuanya tercipta. Allah tidak hanya menciptakan, tetapi Ia juga menghendaki agar semua yang diciptakan-Nya itu terus ada dan dalam rangka melakukan kehendak-Nya. Ditambahkan pemazmur lagi, ketetapan Allah itu tidak dapat dilanggar oleh alam semesta.
Setelah memanggil surga dan langit serta benda benda yang ada di langit itu, pemazmur turun lagi ke bawah. Sekarang bumi yang diajaknya untuk memuji Tuhan. Berbicara tentang bumi, pemazmur memahami adanya mahluk mahluk raksasa yang mendiami samudera raya. Mahluk ini pun diajak untuk memuji Tuhan. Tidak ada satu mahluk pun yang tidak turut ambil bagian dalam memuji Tuhan, semua elemen elemen yang ada di dalam bumi harus turut memuji Tuhan, sebab Tuhan itu layak dipuji. Semua makhluk harus tunduk dan turut memuji Allah.
Terakhir pemazmur mengajak manusia untuk memuji Tuhan. Pemazmur mengajak orang yang paling tinggi, yakni raja, pembesar dan kaum tua juga yang muda. Jika alasan yang pertama mengapa Tuhan harus di puji ialah: karena Dialah pencipta kita, di sini pemazmur mengungkapkan alasan mengapa kita harus memuji Dia, karena Tuhan telah meninggikan tanduk  umat-Nya. Tanduk berbicara tentang kekuatan. Umat Tuhan adalah persekutuan yang tidak akan ada yang dapat mengalahkannya. Dosa dan maut pun tidak akan dapat mengalahkanNya. Oleh karena itu layaklah orang pilihan Allah mengagungkan Dia yang adalah raja.
Sebuah perenungan muncul di dalam hati: adakah kita pernah mengajak semua mahluk di bumi dan di surga bersama dengan diri kira memuji Tuhan yang telah begitu baiknya secara pribadi ? Apakah kita pernah merasa bersama dengan semua orang percaya yang sedang berdoa di hadapan tahta kasih karunia Allah ? Marilah memuji Tuhan di dalam segala kehidupan kita. AMIN

3 Mei 2013

Kisah Rasul 1:6-14 (Kenaikan TY, 9 Mei 2013)



KAMU AKAN MENERIMA KUASA TUHAN
Pada hari ini kita beribadah dalam rangka memperingati hari kenaikan TY ke sorga.
Kenaikan TY ke sorga terjadi 40 hari setelah kebangkitanNya. Sebelum kita melihat makna kenaikan TY ke sorga; kita melihat sejenak; Bagaimanakah orang-orang disekitar Yesus memandang Yesus. Ada tiga tahapan; yang dapat kita buat cara pandang orang terhadap Yesus: (a) Ketika Yesus mulai melakukan visiNya secara nyata, yaitu : memilih murid, melakukan penyembuhan, memberi orang banyak makan, memperbaiki citra rumah ibadah, keberpihakan Yesus terhadap yang lemah.

Yohanes 17:20-23 (Minggu 26 Agustus 2018)


             SUPAYA MEREKA MENJADI SATU

Yohanes 20:1-26  merupakan satu keutuhan dari Doa Tuhan Yesus. Doa Tuhan Yesus yang panjang ini dapat dibagi dalam tiga bagian : (a) bagian pertama (1- 8) merupakan Doa Tuhan Yesus tentang pribadiNya, (b) bagian kedua (10-19) adalah Doa Tuhan Yesus mengenai murid-muridNya. Yesus mendoakan murid-muridNya agar mereka tetap memiliki semangat memberitakan Injil.  (c) bagian ketiga (bacaan kita, 20-23) adalah Doa Tuhan Yesus mengenai orang-orang percaya. Orang percaya adalah orang yang telah menerima Injil, melalui pemberitaan murid-murid Yesus. Yesus berdoa bagi orang-orang percaya ini, supaya mereka semua menjadi satu’. 

30 April 2013

Roma 12:9-12 (Khotbah Minggu, 5 Mei 2013)





 BERTEKUN DI DALAM DOA

Adalah sepasang suami-isteri yang sejak masa muda mereka sudah bergaul dengan Allah. Setiap bulannya mereka menyisihkan 10 % dari pendapatan masing-masing. Uang yang disisihkan itu kemudian dimasukkan ke dalam sebuah kotak.
Setiap memasukkan perpuluhan itu ke dalam kotak, mereka selalu mendahuluinya dengan doa. Saat mereka sudah mempunyai anak-anak, kebiasaan itu tetap mereka lakukan, dan menjelaskan kegunaannya kepada anak-anaknya. Ketika anak-anak itu beranjak dewasa dan sudah bekerja, maka anak-anak itu turut serta melakukannya. Semua mereka menyisihkan pendapatannya dan selalu didahului dengan doa.

19 April 2013

Mazmur 66:1-7 (Khotbah Minggu, 21 April 2013)

MULIAKAN NAMANYA
Banyak orang tertarik menikmati kitab Mazmur dengan berbagai alasan, salah satunya karena kitab Mazmur diimani sebagai ungkapan hati. Para penulis menuangkan pengalaman imannya bersama Allah. Banyak nas dalam kitab Mazmur mengajak umat agar bersorak-sorai bagi Allah ; Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi (66:1). Sorak-sorai merupakan ekspresi sukacita atas peristiwa yang telah dialami dan adanya pengharapan. Sorak-sorai dapat diungkapkan dengan bernyanyi, berdoa, dan bertindak, yang penting didasari adanya semangat !

4 April 2013

Matius 9:35-38 (Khotbah Minggu, 14 April 2013)



TERGERAK OLEH BELAS KASIHAN

Ayat-ayat Matius fasal 9 ini didahului dengan menampilkan pelayanan Yesus yang begitu banyak dan mengagumkan : (1 – 8) Yesus menyembuhkan orang lumpuh di Yerusalem, (9 – 13) Yesus memberitahukan apa yang seharusnya dilakukan manusia, (14 – 17) Yesus mengajarkan hal berpuasa, (18 – 26) Yesus menyembuhkan orang yang sakit pendarahan, (27 – 31) Yesus menyembuhkan orang buta, (32 – 34) Yesus menyembuhkan orang bisu. Setelah melakukan pelayanan yang begitu banyak dan berat, Yesus sungguhsungguh dapat merasakan derita yang dialami manusia. Yesus melihat dan merasakan banyak penderitaan/penyakit manusia. Yesus juga tahu, bahwa manusia itu sesungguhnya lelah dan terlantar. Yesus empati. Yesus peduli. Tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan menyaksikan manusia itu.

Kisah Rasul 11:15-18 (Khotbah Minggu, 28 April 2013))



MEMULIAKAN ALLAH

Di dalam baptisan yang kita selenggarakan didasari pada rumusan ; Allah Bapa, Allah Anak, dan Roh Kudus. Baptisan yang demikian adalah baptisan yang sudah mencakup secara keseluruhan makna baptisan, yaitu, diterimanya orang-orang menjadi anggota persekutuan orang-orang percaya (gereja). Seiring dengan itu mereka menjadi pewaris di dalam kerajaan Allah. Setiap orang yang telah menerima baptisan telah dicatat dalam kerajaan Allah dan dia telah menjadi anak-anak Allah, termasuk saudara dan saya yang telah menerima baptisan. Rasanya, kita tidak perlu lagi mempertentangkan bagaimana dan dimana dibaptis, asalkan baptisan itu berlangsung di dalam Nama Allah Bapa, AnakNya Tuhan Yesus, dan Roh Kudus.
Dengan baptisan, Allah telah mempersatukan kita menjadi warga Kerajaan Allah, tanpa membedakan status sosial, jabatan, bahasa dan suku.  Kekristenan harus mampu merangkul semuanya dan menjadi media yang dapat mempersatukan dan memperdamaikan semua perbedaan. Yesus Kristus telah berkorban untuk itu. Kita sebagai orang Kristen yang sudah dipersatukan di dalam warga kerajaan Allah dapat menjadi berkat bagi orang lain.
Sebagai wujud dari baptisan yang sempurna itu, maka kita layak menjadi orang-orang yang mampu berkata-kata dengan bahasa roh dan bernubuat. Bahasa roh dan bernubuat mestinya terjadi dalam keluarga Allah, dimana terciptanya hidup  baru  oleh  Roh  Kudus. Kita orang-orang percaya, yang telah menerima karunia dapat menggunakannya untuk  membangun  jemaat. Jemaat  yang  mendapatkan  berbagai  karunia  kalau  tidak  digunakan  untuk  membangun  tubuh  Kristus  tentu  akan  sia-sia.  Rasul  Paulus  mengatakan  walaupun  kita  memiliki  iman  untuk  dapat  memindahkan  gunung  namun  bila kita  tidak  memiliki  kasih, maka hal tersebut  tidak  ada  gunanya  atau  sering  dikatakan  oleh   rasul  Paulus  sama  seperti  bunyi  yang  nyaring  yang  tidak  memiliki  arti  ( I Kor  13:1-5  ). 

Manusia patut memuliakan Allah. Sikap yang demikian menunjukkan  kerendahan hati dan ketaatan terhadap Tuhan. Manusia tidak patut menunjukkan keangkuhan, sebab manusia yang dijadikannya itu telah dipenuhi dosa dan kejahatan. Kita perlu menghampiri takhta Tuhan dan menyerahkan hidup kita dalam penggembalaanNya. Kita memuliakan Allah karena dia telah mempersatukan kita tanpa ada perbedaan disebabkan status sosial, jabatan, bahasa dan juga kesukuan. Sebagai orang yang memuliakan Allah, kita harus mampu menunjukkannya dengan cara merangkul orang-orang lain. Orang Kristen yang sudah dipersatukan di dalam warga kerajaan Allah dapat menjadi berkat bagi orang lain.
Orang yang dikuasai atau dipenuhi Roh Kudus akan dapat menguasai diri. Ia akan mampu mengelola hidupnya dengan baik ; perkataan maupun perbuatannya akan makin selaras dengan kehendak Allah. Ketaatan kepada Allah harus dipancarnyatakan dalam perilaku hidup orang percaya. Roh Kudus memungkinkan orang percaya itu mengalami kehidupan Kristus yang bangkit dalam dirinya. Roh adalah pencipta, sumber dan penata kekuatan sepanjang hidup dalam proses pertumbuhan spritual.
Hari ini disebut minggu KANTATE : Nyanyikanlah Nyanyian baru bagi Tuhan. Bersorak-sorai dengan menyanyikan pujian bagi Allah (Kantate) adalah perbuatan yang Allah kehendaki dari setiap warga kerajaan Allah. Penghayatan yang benar terhadap kasih Allah dapat diungkapkan dengan nyanyian penuh semangat dan sukacita. Ketika terjadi perang salib, ada  lagu yang mengobarkan semangat orang percaya KJ. No. 340. Lagu ini telah mengobarkan semangat dan keyakinan yang tinggi kepada Kristus. Di saat letih lesu, kita pun bisa bernyanyi mengembalikan semangat hidup.
Nyanyian bukan saja ungkapan emosi/semangat tetapi dapat juga menjadi seruan, mis, judul lagu SATUKANLAH. Lagu ini menghimbau betapa pentingnya penyatuan hati, sehingga persekutuan menjadi terasa damai. Ibadah memberikan kesejukan dan kedamaian. AMIN

David Badiaraja Sihombing
                                                                                                                              Mah. UKDW Fak. Teologi