MAMPU
MENANGGUNG PENCOBAAN
Godaan dan tantangan selalu diperhadapkan
dengan kehidupan manusia, tanpa terkecuali. Hanya saja,
bagaimana tiap-tiap orang menyikapi godaan dan tantangan itu. Manusia yang
tidak kuasa menghadapi godaan dan tantangan dunia ini akan jatuh dalam
menjalani kehidupan ini.
Godaan dan tantangan bukan saja menghampiri
orang yang tidak rohani tetapi juga yang rohani. Tuhan telah memilih umatNya
dan membaptis mereka dalam awan dan dalam laut. Mereka telah menjadi umat yang
rohani. Tuhan menunjukkan perlindungan, pimpinan, berkat, majizat bagi umatNya. Tuhan bukan saja membuat mereka menjadi
umat yang rohani tetapi juga memelihara umatNya dengan cara yang luar biasa;
mereka diberi makanan secara supra alami, yaitu : manna (Kel. 14:4) dan batu karang rohani yang
memberikan air (Kel.17:6). Umat yang telah diberkati dengan berkat rohani dan
jasmani ini pun tidak lepas dari godaan dan tantangan. Iblis sukses memperdaya
umat dengan godaan yang menggiurkan. Umat pilihan itu terjebak pada godaan
sehingga jatuh ke dalam berbagai kejahatan.Mereka tidak puas dengan berkat yang
Tuhan berikan sehingga mereka menyembah berhala agar mereka memperoleh lebih
banyak. Mereka tidak menjaga kekudusannya sehingga mereka berbuat cabul. Mereka
tidak bersyukur atas berkat-berkat yang Tuhan telah curahkan sehingga melakukan
pencobaan terhadap Tuhan.Mereka tidak puas dengan apa yang mereka miliki
sehingga sungut-sungut mewarnai hidup mereka. Mereka tergoda.
Ketidakmampuan mereka menahan godaan dan
tantangan itu membuat mereka mati dan binasa. Sekalipun orang Israel sudah
dipilih Tuhan menjadi umatNya dan menerima penyucian tetapi mereka bukan
berarti tidak berhadapan dengan godaan dan tantangan. Paulus mengungkapkan
kisah historis yang dialami umat Tuhan. Mereka tergoda kepada kejahatan ;
mereka tetap menyembah berhala, melakukan percabulan, mencobai Tuhan, dan hidup
dengan sungut-sungut. Kehidupan yang demikian tidak diinginkan oleh Tuhan.
Orang-orang yang melakukan itu akan mendapat hukuman dari Tuhan. Begitu besar
anugerah yang Tuhan berikan kepada mereka, namun mereka tidak setia. Tuhan
tidak berkenan kepada kehidupan yang demikian, akibatnya mereka tidak sampai ke
tanah yang Tuhan janjikan, kecuali Kaleb dan Yosua. Historis kehidupan umat
Israel kuno ini diungkapkan Paulus untuk mengingatkan ancaman dosa yang yang
selalu ada. Apa yang terjadi pada umat Israel dahulu harus menjadi pelajaran
berharga untuk kehidupan umat Kristen di Korintus dan tentunya bagi
kita sekarang ini. Tujuan Paulus adalah untuk menguatkan dan mengingatkan
mereka agar jauh dari godaan yang dapat mencemari hidup mereka. Terlebih Jemaat Korintus
dikenal sebagai sebuah jemaat yang maju dan moderen. Korintus merupakan kota
perdagangan dan budaya. Di tengah-tengah kota yang demikian godaan dan
tantangan setiap saat akan menghampiri hidup masyarakat/jemaatnya. Peluang untuk meraup
keuntungan cukup terbuka dan mereka bisa saja tergoda mencari cara
pintas, yang tidak sesuai lagi dengan iman kristiani. Dibalik sebuah kota yang
tumbuh gemerlapan muncul juga berbagai problem kehidupan. Persaingan ekonomi
yang ketat dapat membuat orang tidak kuat. Tapi pada sisi lain, penduduk kota
dapat mereguk keuntungan dengan cepat, tapi memiliki resiko besar. Karena
persaingan yang tinggi mungkin menimbulkan kerugian yang membuat mereka susah.
Orang Kristen tidak lepas dari
pencobaan. Percobaan bukan datang dari Tuhan tapi dari iblis maupun
dari diri sendiri. Tapi
ia tak diberikan pencobaan luar biasa. Pencobaan di sini mencakup pengujian dan
penggodaan. Allah mengijinkan godaan dan tantangan menghampiri manusia untuk
memperteguh imannya, jika ia tidak menjadi lemah (band. Ayub). Ay.
13 ini diberikan kepada yang takut dan yang putus asa. Ini adalah firman yang
memberikan kepastian dan kekuatan.
‘Pengalaman merupakan guru terbaik’.
Ungkapan ini mestinya menjadi renungan bagi kita dalam menjalani kehidupan ini.
Setiap orang hendaknya dapat memetik pelajaran berharga dari pengalaman untuk
tidak mengulangi kesalahan yang sama. ‘Keinginan’ inilah yang teramat sering
menghampiri banyak orang yang mengalami pencobaan,
yaitu dorongan kepentingan, bukan karena kebutuhan. Kita perlu melawan godaan
yang dapat membawa kita pada jalan sesat (KJ. 436 Lawanlah godaan). Kita
perlu melawan godaan dengan penuh ketekunan yang menimbulkan tahan uji dan
tahan uji menimbulkan pengharapan (Roma 5:4). Bagi orang-orang beriman
pencobaan harus dipandang sebagai ujian untuk dapat memperoleh nilai dalam
pandangan Allah. Sebagai orang beriman, mari kita hadapi setiap ujian dengan
mengandalkan firman Tuhan. Percayalah, pada waktu kamu dicobai Ia akan
memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kita pun
menang melawan godaan. AMIN