17 Juli 2014

Yesaya 44:6-8 (Minggu, 20 Juli 2014)



                TUHAN SATUSATUNYA ALLAH (Yesaya 44:6-8)

Seorang Kristen yang sakit berdoa : ‘Ya Tuhan, Engkau adalah Tuhan yang Maha Kuasa, Tabib dari segala tabib. Tolonglah aku, ya Tuhan, supaya Engkau menjamahku. Sembuhkanlah aku, ya Tuhan’. Seorang Kristen lain, yang bergumul tentang biaya sekolah anaknya berdoa : ‘Ya Tuhan, Engkau adalah Tuhan yang Maha Baik, Penolong orang-orang yang miskin. Tolonglah aku, ya Tuhan, agar dapat membiayai anak-anakku, supaya mereka dapat melanjutkan studinya. Engkau adalah Tuhan yang Maha Kaya’.

Roma 8:26-30 (Minggu, 27 Juli 2014)


          ALLAH BEKERJA UNTUK KEBAIKAN ORANG PERCAYA

Kehidupan umat Tuhan di kekaisaran Romawi cukup menderita. Mereka mengalami tekanan dari luar ; dianiaya, ditangkap, dan dibunuh.  Dengan berbagai cara, penganiayaan dilakukan kepada pengikut Kristus. Contoh. Ada kisah yang sangat menyakitkan bagi orang Kisten. Suatu kali terjadi kebakaran di kota Roma. Lalu, pemerintahan Romawi menuduh bahwa yang membakar itu adalah orang Kristen. Akibatnya, orang Kristen ditangkapi, dipenjara dan dibunuh.
Orang-orang Kristen bukan saja menderita secara fisik tetapi juga mental. Mereka hampir saja jatuh ke dalam keputusasaan, begitu lemahnya. Perlu revolusi mental. Paulus sangat menyadari kondisi orang-orang percaya ini. Dalam rangka menghadapi yang dialami umat percaya, Paulus menguatkan mereka dengan memberikan pengharapan, bahwa mereka tidak dalam kesendirian tetapi ada Roh Tuhan yang menolong dan turut bekerja.
Allah memberikan Roh kepada orang percaya. Roh berarti : nafas atau kuasa. Jadi Roh itu tidak terlihat mata tapi dapat dirasakan manusia. Tuhan mencurahkan RohNya kepada manusia, agar manusia mengenal dan mengetahui kehendak Allah.
Paulus mengatakan (8:26) ; “kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa’. Dua hal yang menjadi alasan Paulus mengatakan demikian. (a) Kita tidak dapat tentang apa yang akan terjadi. Situasi yang cukup berat dihadapi orang-orang Kristen membuat mereka tak berdaya, mental mereka begita rapuh. Suasana hati yang kacau-balau sungguh-sungguh hilangnya segala pengharapan. Semua itu membuat mereka tidak mampu menatap masa depan. (b) Tidak tahu apa yang terbaik. Penderitaan yang luar biasa itu membuat mereka tidak tahu lagi apa yang terbaik, mereka sulit menentukan pilihannya. 
Paulus mengingatkan bahwa berdoa bukan rumusan-rumusan manusia tetapi Roh akan membantu. Roh akan menolong umatNya untuk segala yang mereka ucapkan. Roh itu berfungsi membuka hati, menyampaikan pengharapan, mengungkapkan segala hasrat kepada Tuhan. Doa ialah yang ilahi di dalam diri kita memohon kepada Yang Ilahi di atas kita’. Doa yang sempurna adalah “Bapa, ke dalam tanganMu aku menyerahkan rohku. Bukan kehendakku, melainkan kehendakMu jadilah.’ Mereka tidak perlu menyebutkan secara mendetail keinginan mereka tetapi yang terbaik adalah menyerahkan sepenuhnya kepada kehendak Tuhan. Roh akan membantu setiap orang yang berkenan menguduskan hidupnya.
Tuhan tidak pernah membiarkan umatNya dalam penderitaan secara terus-menerus. Tuhan, yang Maha Bijaksana itu akan bekerja bagi orang-orang yang mengasihiNya. Tuhan mau mendatangkan kebaikan bagi umatNya yang tahan uji. Kesabaran, keteguhan, dan pengharapan menjadi penting dalam menantikan segala yang Tuhan perbuat. Dalam penantian yang berat dan panjang itu, Tuhan akan tetap menjagai dan beban yang mereka pikul tidak akan melebihi kekuatan umatNya. Yang pasti, Tuhan akan memberikan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia. Sesungguhnya Tuhan yang memilih, memanggil, membenarkan setiap orang yang mengasihiNya. Namun, mereka harus menghadapi ujian sebagai bukti iman mereka pada Tuhan. Dan pada akhirnya, mereka yang ditentukan itu akan mengalami kehidupan yang indah.

Paulus mendorong dan menekankan pentingnya pengharapan yang jauh lebih indah. Pengharapan orang percaya adalah, bahwa Tuhan tidak membiarkan umatNya menghadapi segala persoalan hidup. Tuhan mengetahui kekuatan umatNya. Karena itu, Tuhan tidak membiarkan umatNya dalam kesendirian menghadapi dunia yang keras ini. Tetapi, Tuhan turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi umatNya. Dengan demikian, kita memiliki pengharapan yang melampaui akal dan pikiran manusia.
Tuhan itu baik dan Dia selalu mendatangkan yang terbaik bagi umatNya. Karena itu, serahkanlah seluruh hidupmu bagi Tuhan yang maha bijaksana itu. AMIN

11 Juli 2014

Mazmur 65:2-14 (Epistel)




PUJILAH TUHAN
PENDAHULUAN
Bagi umat percaya membaca kitab Mazmur sangatlah bersukacita, sebab di dalamnya penuh dikisahkan keagungan/kebesaran Tuhan. Kebesaran Tuhan itu begitu diyakini oleh umatNya, sehingga mereka memuji dan memuliakan Tuhan.
Bacaan kita ini merupakan ungkapan iman seorang Pemazmur tentang pengalaman imannya dengan Tuhan. Ada tiga bagian yang dapat kita lihat dalam Mazmur 65 ini, sebagai ungkapan iman dari si pemazmur.

PENJELASAN NAS
2 – 4 Tuhan mendengar doa dan menghapus kesalahan
Tuhan menjawab orang yang berseru kepadaNya. Tuhan tidak mengabaikan setiap orang yang berseru kepadaNya. Ia menjawab setiap seruan umatNya. Pemazmur adalah orang yang berseru kepada Tuhan dan Tuhan menjawab seruannya.  Pemazmur juga menikmati pengampunan. Pengampunan Tuhan itu bukanlah karena kebaikan sang pemazmur tetapi hanya karena kasih setia Tuhan. Pengalaman iman itu telah membangkitkan semangatnya untuk mengungkapkan akan kasih setia Tuhan. Sesungguhnya, kasih setia Tuhan pula yang membebaskan umatnya dari berbagai kesalahan sehingga mereka layak disebut sebagai umat Tuhan. Tuhan tidak mengingat-ingat kesalahan dan di dalam Tuhan senantiasa tersedia pengampunan. Pemazmur mengajak seluruh umat untuk senantiasa berharap pada kasih setia Tuhan
5 – 9 Perbuatan ajaib
Sejenak kita mengamati dunia ciptaan ini, betapa muncul rasa kagum dalam diri kita.  Betapa luar biasanya pencipta alam semesta ini. Siapakah pencipta itu, dan bagaimana manusia merespon/memandang yang menjadikan seisi dunia ini ? Pemazmur menggambarkan kebesaran kuasa Tuhan itu melalui seluruh alam ciptaanNya ; gunung-gunung, laut, beserta seluruh bumi ciptaanNya. Kekuasaan Tuhan bukan hanya menciptakan dunia tetapi Ia juga memeliharanya. Merenungkan kuasa Tuhan itu, maka pemazmur mengajak agar setiap umat takut kepadaNya.
10 – 14 Pemenuhan kebutuhan manusia
Allah juga kasih bagi umatNya. Tuhan mengaruniakan kebutuhan manusia, makanan dan minuman disediakan Tuhan. Tuhan memang tidak memberikan begitu saja kebutuhan manusia tetapi memberikan kepada manusia untuk berkreasi (bekerja) melalui sarana yang disediakan.

RENUNGAN
Kita patut merenungkan kemahakuasaan Tuhan di dalam kehidupan ini. Sesungguhnya Tuhan berkuasa atas seluruh ciptaanNya. Tuhan yang mengendalikan seluruh ciptaan dengan kuasa yang ada padaNya.
Pemazmur memahami Tuhan itu baik dan maha pengampun. Karena itu, umat percaya harus meninggikan Tuhan melalui kehidupannya. Manusia patut mengucap syukur dengan pujian atas keagungan Tuhan yang senantiasa memelihara umatNya. Manusia juga harus hidup benar karena Tuhan telah membenarkan manusia melalui Tuhan Yesus Kristus. Hendaklah manusia mengasihi Tuhan dengan melakukan firmanNya. Hendaklah umatNya memuji Tuhan dengan penuh kebenaran. Pujian pada Tuhan tidak sekedar ibadah seremonial, tetapi lebih dari itu, kita berbuah di dalamNya. AMEN

1 Juli 2014

Mazmur 145:8-14 (Minggu, 6 Juli 2014)



PEMERINTAHAN ALLAH KEKAL SELAMANYA DAN PENUH KASIH SAYANG

Pada tahun politik ini, Negara kita mempersiapkan pemerintahan lima tahun ke depan. Rakyat Indonesia turut terlibat di dalamnya melalui pemilihan Legislatif yang telah dilaksanakan pada bulan April lalu. Kita telah memilih dan menetapkan pilihan kita, sehingga nanti terbentuk DPR/DPRD dan DPD. Keterlibatan rakyat Indonesia(termasuk kita) masih diperlukan lagi kontribusinya untuk menentukan Presiden dan wakil Presiden. Kita selayaknya menggunakan hak konstitusi kita. Kita berhak menentukan pilihan kita. Kita tentunya berharap, Presiden dan wakil Presiden terpilih dapat menjalankan roda pemerintahan yang baik. Karena itu, mari kita bersama dengan seluruh rakyat ikut ambil bagian dengan memberi hak suara dalam pilpres pada hari Rabu, 9 Juli 2014.

26 Juni 2014

Yeremia 28:5-9 (Epistel)



KATAKANLAH KEBENARAN

Nabi dikenal sebagai penyambung suara Tuhan. Mereka menerima wahyu/penglihatan dan menyampaikannya sebagai nubuat ; baik itu berupa hukuman atau keselamatan. Seorang nabi yang memegang teguh panggilannya akan menyatakan firman itu dengan benar, tidak menambah atau mengurangi inti dari firman Tuhan. Melenceng dari firman Tuhan atau menyampaikan sesuatu yang bukan berdasarkan suara Tuhan, maka itu bukanlah  nubuat atau wahyu.  Seorang nabi hanyalah menubuatkan sesuatu peristiwa tanpa mengetahui waktu dan suasana peristiwa, sebab segala nubuatan akan dilakukan oleh Tuhan sendiri. 

17 Juni 2014

Matius 10:24-39 (Minggu, 22 Juni 2014)



MENGAKUI YESUS DI DEPAN MANUSIA (Matius 10:24-39)

Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami (Yohanes 14:9).
Pengalaman bersama Yesus telah membuat para rasul paham benar akan segala tugas yang harus mereka emban. Yesus mematangkan panggilan para rasul untuk memasuki medan pelayanan yang begitu hebat dan mengerikan. Yesus mengingatkan mereka akan ancaman dan resiko yang sangat mungkin mereka hadapi. Tetapi Yesus juga memberikan penguatan bagi para murid, ‘Jangan kamu takut’. Tiga kali Yesus mengatakan kalimat itu. Yesus mengungkapkan kalimat ini untuk menguatkan para rasul, karena mereka akan diutus untuk memberitakan Injil. Tugas dan medan pelayanan pemberitaan Injil memang ganas dan mengerikan. Matius 10:16 menggambarkan tantangan itu seperti domba masuk ke tengah-tengah serigala. Domba yang lugu akan segera diterkam dan dicabikcabik oleh serigala untuk dijadikan makanan empuk.  

Yeremia 20:7-13 (Epistel)



JANGAN MELAWAN HAMBA TUHAN

Yeremia adalah nabi muda dan tidak pandai bicara. Namun, kalau sudah Tuhan yang memilih dan menetapkan maka kuasa Allah akan bekerja baginya. Yeremia tak kuasa menolak panggilannya. Ia pasrah. Kemudaan Yeremia cukup membuatnya untuk membaca situasi dan kemampuan menyampaikan firman Tuhan secara tajam dan mengena dalam konteksnya. Akibatnya, Yeremia menghadapi resiko yang teramat berat. inilah yang diungkapkan Yeremia dalam nas renungan ini.