24 Oktober 2012

Yeremia 31:7-14 (Khotbah, 5 Januari 2014)



TUHAN MEMIMPIN UMATNYA (Yeremia 31:7-14)

Allah begitu mengasihi umatNya. Ia memilih umatNya, menuntun dari Mesir sampai memasuki tanah yang subur nan penuh madu. Mereka mendiami tanah yang Allah limpahkan bagi umatNya untuk menikmati kehidupan yang indah. Allah berjanji untuk memberkati mereka senantiasa, asalkan mereka setia kepadaNya. Allah menghendaki umatNya hidup dalam sukacita dan damai sejahtera. Pengalaman hidup bersama Allah itu menjadi kekuatan bagi mereka untuk menyatakan karya Allah bagi semua bangsa.
Umat Tuhan ternyata tidak setia ; mereka menyembah berhala, hidup dalam kedegilan, dan kesombongan. Sikap mereka yang demikian itu telah melanggar perjanjian dengan Tuhan. Pelanggaran atas janji itu membuat mereka menjadi umat buangan yang berserak dan dililiti penderitaan. Masa lalu yang begitu indah di Sion tinggal kenangan. Kini, mereka hanya mampu meneteskan air mata karena penderitaan di pembuangan. Yeremia mengingatkan, bahwa semua ini terjadi akibat mereka tidak setia kepada Allah, yang telah memberikan kepada mereka kehidupan indah pada masa lalu.
Sekalipun umat meninggalkan Allah, namun Allah tidak pernah meninggalkan mereka. Dia tetap memperhatikan mereka di tempat pembuangan. Allah setia kepada janjinya, bahwa Ia tidak akan pernah memusnahkan umatNya. Pembuangan merupakan pendidikan bagi umat Tuhan. Oleh sebab itu, ketika Tuhan melihat perubahan hati umatNya, Tuhan mengutus Yeremia untuk mengumandangkan suara Tuhan, memberikan pengharapan baru. Yeremia berbicara kepada bangsa Israel dan menjanjikan kepada mereka bahwa Allah akan membawa mereka kembali ke tempat dimana mereka pernah merajut hidup sukacita. Tuhan akan mengubah penderitaan menjadi sorak-sorai. Tuhan akan menyelamatkan umatNya yang tersisa, yaitu mereka yang masih hidup dan setia kepadaNya. Tuhan akan menyelamatkan umatNya, bukan hanya dari satu tempat tetapi dari segala ujung bumi ; bukan hanya mereka yang berfisik sehat tetapi juga yang buta dan lumpuh, dan perempuan-perempuan yang mengandung. Allah menunjukkan kasihNya bagi semua orang yang setia kepadaNya. Allah tidak memisah-misahkan umatNya. Sekalipun umat melanggar perjanjian tetapi Allah tak pernah ingkar janji. Sekalipun umat mengingkari perjanjian yang ditetapkan, tetapi Allah senantiasa mengasihi umatNya, Dia tetap menjadi Bapa bagi bangsa Israel. Allah kita adalah Allah yang memiliki kasih dan pengampunan yang tak terbatas.
Tuhan akan menunjukkan kebaikan dan menyelamatkan umatNya.  ‘Badai pasti berlalu’, itulah pengharapan yang tergiang di hati umat Tuhan. Tangis yang penuh keharuan akan menyertai mereka kembali memasuki negeri nan indah. Tetesan air mata umat bukan lagi karena penderitaan melainkan tangisan rasa haru atas kebaikan Tuhan. Allah akan mengumpulkan umatNya yang telah memberontak. Allah akan mendekap umatNya dengan penuh cinta kasih. Allah sungguh-sungguh mengasihi umatNya. Dan ketika mereka sudah berkumpul dan bersatu sebagai umat Tuhan di negerinya maka Tuhan akan menampakkan kasihNya sebagai seorang bapa terhadap anak kandungnya. Tuhan akan memelihara dan memimpin, sehingga mereka terpelihara dan berjalan di jalan Tuhan. Umat akan menikmati kasih Allah yang selalu baru.
Dalam pimpinan Tuhan, maka setiap orang akan menikmati sukacita. Para imam akan dipuaskan dengan berkat kelimpahan, sehingga mereka makin merasakan pimpinan Tuhan. Sementara, para umat akan makin diberkati dengan hikmat/kebajikan (14), sehingga mereka tahu dan mengerti yang seharusnya dilakukan. Tuhan sungguhsungguh memimpin umatNya.
Allah senantiasa memimpin seluruh kehidupan kita. Allah tidak akan membiarkan manusia meraba-raba jalan dalam kegelapan di dunia ini, sebab kita adalah pribadi yang penting di mata Allah. Kita adalah pribadi-pribadi yang sudah direncanakan Allah untuk menikmati kehidupan bahagia. Jika Allah menaruh perhatian dan merencanakan untuk kebahagiaan bagi kita, maka tentu kita sendiripun harus mempunyai minat yang besar untuk kebahagiaan itu. Kasih karunia Tuhan telah memilih dan menyelamatkan kita. Kita menikmati kasih karunia itu di dalam Kristus. Tuhan memperkenankan kita menjalani kehidupan yang pasti, di dalam kasih karuniaNya. Sekalipun penuh tantangan tetapi Tuhan juga memberikan kita melihat masa depan penuh harapan.  Tuhan telah dan akan terus bekerja dalam hidup kita untuk mengubah dan memulihkan kita.
Kita orang Kristen tentu sangat patut untuk bernyanyi gembira, karena Allah yang penuh belas kasih memimpin kita untuk memperoleh keselamatan. Sekalipun kita sempat menjadi anak yang hilang dari hadapanNya, tetapi oleh kematian dan kebangkitan Yesus, kita kembali kepada Bapa yang penuh kasih sayang. Di dalam sukacita yang penuh sorak-sorai itu, kita diingatkan oleh Tuhan untuk mewartakan dan mengatakan bahwa Tuhan telah menyelamatkan. Sekalipun dalam menjalani kehidupan ini kita selalu menghadapi pergumulan, tetapi pada kenyataannya kita dimampukan melewati badai tersebut. Melihat kenyataan ini, seyogyanya kita bersyukur. Kita patut mensyukuri, bahwa segala hidup yang kita miliki semata-mata hanya karena anugerah Tuhan. Sebagai orang Kristen, kita menyadari bahwa hidup kita ditopang oleh kasih karunia Tuhan. Kita diselamatkan oleh kasih karunia Tuhan dan hidup kita setiap saat dipenuhi oleh kasih karunia Tuhan. AMIN



18 Oktober 2012

Amsal 23:15-26 (Minggu, 1 Nop 2015)



           TUJUKANLAH HATIMU KE JALAN YANG BENAR


Sembilan bulan lamanya seorang anak dalam kandungan dan kemudian dilahirkan oleh ibunya. Anak itu kemudian dirawat, dipelihara, dibesarkan oleh orangtuanya. Apa yang diharapkan orang tua dari anak yang dikandung, dilahirkan, dirawat dan dibesarkan itu ? Tak lain dan tidak bukan, hanyalah agar anak tersebut bertumbuh menjadi orang yang bijak. Orang tua akan bersukacita, bersukaria, dan bersorak-sorak bila anak-anaknya tumbuh menjadi orang yang bijak. 

5 Oktober 2012

Ibrani 2:5-12 (Khotbah)



                      GEREJA YANG BERSAKSI
Sebahagian dari nas ini dikutip dari kitab Mazmur 8 : 4 – 6 ; Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. Mazmur ini merupakan puisi yang berisi pujian tentang kemuliaan manusia seperti yang dimaksudkan oleh Allah. Puisi pujian dalam Mazmur ini merupakan perluasan dari janji Allah ketika menciptakan alam semesta dalam kitab Kejadian 1:28. Allah berfirman, supaya manusia berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi. Jadi, manusia itu sungguh mulia ; dimana manusia diciptakan hampir sama dengan Allah, dan Allah memberi kuasa kepada manusia atas segala yang ada di dunia ini.

27 September 2012

Mazmur 19:8-14 (Khotbah Minggu)


                                              FIRMAN TUHAN LEBIH MANIS DARIPADA MADU 
         Ada kewajiban bagi pengendara sepeda motor untuk menggunakan helm. Suatu kali saya naik sepeda motor dengan tidak mengenakan helm. Memang tidak ada polisi yang menangkap tetapi rasa was-was menghantui hati, sebab bagi yang melanggar aturan akan kena tilang. Hati saya tidak nyaman selama mengenderai. Hati yang tidak nyaman itu adalah akibat melanggar aturan lalu lintas, yang mestinya saya taati.

20 September 2012

Yeremia 11:18-20 (Khotbah GKPI)


PEMBALASAN ADALAH HAK TUHAN

Ketika kita ditunjuk atau dipilih menjadi hamba Tuhan ; Pendeta atau Penatua segera ada penolakan dari diri kita. Cerita para Pendeta terdahulu, sangat banyak orang tidak mau menikah dengan Pendeta. Alasan yang sederhana mungkin karena kehidupan ekonomi Pendeta sangat tidak memadai. Namun, ketika kehidupan para hamba Tuhan sudah sedikit memadai, tetap saja orang tidak mudah mau menikah dengan seorang Pendeta. Rupa-rupanya mereka menyadari, bahwa terlalu banyak pergumulan atau beban hidup dengan hamba Tuhan.
Pergumulan hamba Tuhan itu dapat dilihat dari pengalaman nabi Yeremia. Yeremia adalah nabi yang cukup populer di kalangan umat Yahudi. Ia merupakan seorang pribadi yang sangat peka dan penuh pertimbangan dalam tugasnya sebagai pemberita firman Tuhan. Sebagai Nabi, ia harus mengkritisi kehidupan umat berdasarkan firman Tuhan. Seorang nabi harus mau dan berani mengkritisi hidup umat Tuhan yang tidak lagi sesuai dengan kehendak Tuhan.

6 Agustus 2012

Yohanes 6:41-51


                                                            ROTI DARI SORGA
6:41 Maka bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang Dia, karena Ia telah mengatakan: "Akulah roti yang telah turun dari sorga."
6:42 Kata mereka: "Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapa-Nya kita kenal? Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah turun dari sorga?"
6:43 Jawab Yesus kepada mereka: "Jangan kamu bersungut-sungut.
6:44 Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.
6:45 Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku.
6:46 Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa.
6:47 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal.
6:48 Akulah roti hidup.
6:49 Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati.
6:50 Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati.
6:51 Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."

19 Juli 2012

Efesus 2:11-22 (Khotbah, 22 Juli 2012)


GEREJA ADALAH PERSEKUTUAN PENDAMAIAN
Di tengah-tengah gencarnya semangat  pekabaran Injil, Paulus harus dimampukan menerobos berbagai perbedaan. Ketika orang-orang Yunani bertobat menjadi Kristen tetapi mereka sulit menyatu dengan orang Yahudi Kristen. Yahudi merupakan umat pilihan Tuhan. Di dalam keterpilihannya itu, mereka bertumbuh menjadi suatu bangsa yang memiliki ‘kelebihan’ dibandingkan  dengan bangsa lain. Bagi orang Yahudi, sejarah mempunyai arah dan tujuan. Mereka begitu yakin, bahwa masa depan adalah masa gemilang. Hidup adalah suatu perjalanan menuju Allah. Mereka memiliki pengharapan akan masa depan. Jelaslah, bahwa suatu bangsa yang menyadari tujuan hidup yang seperti itu akan menampilkan hidup yang dinamis. Sedangkan bagi bangsa lain, sejarah tidak mempunyai arti, kehidupan hanyalah pengulangan belaka.