25 Agustus 2014

Yehezkiel 33:7-11 (Minggu 7 Sept. 2014)

             DIUTUS UNTUK MEMBERITAKAN PERTOBATAN (Yeh. 33:7-14)

Mengapa ada penderitaan dan apakah itu takdir ; bukankah segala sesuatu dapat diubahkan ? Persoalan hidup demikian menjadi perlu dicermati dalam kehidupan umat Tuhan yang sudah berada di pembuangan. Mereka memahami bahwa pembuangan adalah akibat dosa para pendahulu mereka. Mereka menerima pembuangan itu sebagai takdir dan konsekwensi logis atas dosa nenek moyangnya. Pemahaman yang demikian telah membuat mereka menjadi makin degil, keras kepala, bergelimang dalam dosa, tiada lagi pengharapan. Mereka akan selalu mencemooh orang-orang yang memberikan nasihat, karena semua itu dianggap omong kosong. 

19 Agustus 2014

Roma 12:1-8 (Minggu, 24 Agst 2014)



                PEMBAHARUAN BUDI MENURUT RUPA KRISTUS (Roma 12:1-8)

Manusia terdiri dari tubuh, roh, dan jiwa. Namun tidak semua budaya (agama) memiliki pemahaman yang sama ; ada yang memisahkan secara tajam (Yunani), tetapi ada juga yang memahaminya sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan (Yahudi). Bagi Paulus, tubuh dan roh itu saling mendukung, jika tak dapat disebut menyatu. Itu sebabnya dikatakan (1) : ‘persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan yang hidup ; itu adalah ibadahmu yang sejati’. Ibadah (latreia) dapat berarti bekerja, melayani, mengabdi untuk pekerjaan. 

16 Agustus 2014

Mazmur 67:2-8 (Minggu, 17 Agst 2014)



           TUHAN MEMERINTAH DENGAN ADIL

Hari ini merupakan tepat Hari Ulang Tahun kemerdekaan RI. Rakyat Indonesia menyambut kemerdekaan ini dengan sukacita, 69 Tahun lalu. Kemerdekaan itu tentu menggembirakan rakyat Indonesia. Bangsa Indonesia mengaminkan, bahwa kemerdekaan itu merupakan rahmat Tuhan. Kemerdekaan itu layak disyukuri oleh seluruh rakyat Indonesia.

9 Agustus 2014

Matius 14:22-33 (Minggu, 10 Agst 2014)

JANGAN TAKUT, TUHAN MENYERTAI (Matius 14:22-33)

Seorang pendeta melayani beberapa jemaat (gereja) di pedalaman. Salah satu jemaat yang dilayani harus menempuh jalan kaki sekitar delapan jam, dengan melewati hutan lindung. Sang pendeta telah beberapa kali melayani ke jemaat ini. Kebiasaan sang pendeta jika melayani ke jemaat ini berangkat dari rumahnya pada hari Sabtu siang sehingga tiba sekitar magrib, dengan membawa paying dan senter. Suatu ketika, pendeta ini berangkat menjelang sore dikarenakan ada kesibukan lain. Saat melewati hutan, hari sudah gelap dan hujan rintik-rintik. Situasi ini sudah biasa dialami sang pendeta. Yang tidak biasa di hutan gelap dan hujan rintik-rintik kali ini adalah, di kejauhan sana terlihat nyala lampu teplok seperti menggantung di sebuah teras rumah. Sang

1 Raja 19:9-18 (Epistel)


LAYANILAH TUHAN (1 Raja 19:9-18)

Di dalam hidup ini, kita seringkali menghadapi pergumulan. Akibat dari pergumulan, tidak sedikit manusia mengalami rasa stress. Banyak hal yang membuat manusia menjadi stress : Tuntutan hidup , membuat kesalahan sendiri, menyaksikan peristiwa yang tidak benar. Termasuk pilpres yang tak berkesudahan. 

30 Juli 2014

Yesaya 55:10-13 (Khotbah Minggu))



     FIRMAN TUHAN TIDAK SIA-SIA

Entah nafsu apalah yang merajalela dalam hidup manusia sehingga ia tak pernah merasa berkecukupan. Seorang manusia miskin berjuang untuk mencukupi hidupnya dengan sandang, pangan, dan papan. Ia pun dapat hidup mapan. Cukupkah ? Tidak, nafsu manusia memerlukan hidup yang tak berbatas. Ia pun mengicar jabatan untuk memperoleh penghormatan. Ia pun gelisah untuk merebut itu. Ketika ia berada posisi yang menggiurkan itu, maka jabatan pun digunakan untuk memerintah orang seenaknya. Ia bukan saja memerintah orang-orang bawahannya ; tak sedikit orang memuaskan hasrat dirinya untuk berkuasa di lapangan yang bukan arenanya ; dalam masyarakat, keluarga,….hmmm…juga gereja.  Selama orientasi hidup manusia pada nilai-nilai dunia ini maka ia hidup dalam kegelisahan dan kekhawatiran.   

25 Juli 2014

Mazmur 119:129-136 (Epistel)




PENYERTAAN TUHAN MEMAMPUKAN MANUSIA

PENDAHULUAN

Di tengah dunia ini kita hidup dengan berbagai keinginan yang tak terbatas. Keinginan itu membuat manusia tidak lagi memperhatikan etika kehidupan, sehingga jatuh ke dalam dunia yang jahat ini. Akibatnya, manusia bukannya memperoleh kesegaran jiwa tetapi jatuh ke dalam kegalauan hidup. Firman Tuhan dapat menyegarkan jiwa manusia, memberi tuntunan untuk hidup dalam kebenaran. Inilah yang dipaparkan dari bagian Mazmur 119 ini.