25 Juli 2015

2 Rajaraja 4:42-44 (Minggu 26 Juli 2015)



                    PERCAYA DAN YAKIN AKAN KUASA TUHAN

Ada tujuh orang sekelompok yang hendak makan bersama. Ketika hendak makan, setiap orang memperhatikan bahwa lauk yang tersedia hanya enam ekor ikan. Masing-masing mereka tergerak hatinya, bahwa mereka tidak mungkin mengambil satu ekor. Lalu, tanpa ada aba-aba, setiap orang mengambil setengah dari ikan itu. Setelah makan, ikan tersisa dua setengah ekor. Ketika manusia memiliki logika dan hati yang tergerak (perasaan) saja terhadap sesamanya, maka segala sesuatu akan tercukupkan. Terlebih lagi jika Tuhan yang bekerja, maka manusia dapat berkelimpahan.

2 Juli 2015

Markus 6:1-13 (Minggu, 5 Juli 2015)



MEMBERITAHUKAN PERTOBATAN MENGUSIR SETAN, MENYEMBUHKAN PENYAKIT

Penginjilan adalah tugas utama Gereja. Setelah Tuhan Yesus menang atas kuasa maut, Dia mengutus murid-muridNya untuk memberitakan Injil. Tugas PI adalah mengangkat harkat manusia agar menjadi manusia seutuhnya. Tuhan mempercayakan tugas itu pada gereja. Paulus berkata, "... pemberitaan itu adalah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku" (1Korintus 9:17). Tuhan menyerahkan tugas mulia ini kepada gereja, maka setiap umat Tuhan patut memiliki rasa tanggung jawab terhadap penginjilan. 

5 Juni 2015

2 Korintus 4:13 - 5:1 (Minggu, 7 Juni 2015)



          MANUSIA BATINIAH DIBAHARUI HARI DEMI HARI

Pada gereja mula-mula, kehidupan orang-orang Kristen mengalami ancaman ; baik dari penguasa maupun ajaran-ajaran yang menyesatkan. Semua itu membuat orang-orang Kristen sangat merasa tertekan. Lalu, apakah karena tekanan itu membuat gentar orang Kristen ? Satu kata yang membuat orang Kristen tetap kokoh adalah ‘percaya’. Percaya bahwa Yesus Kristus dibangkitkan. Keyakinan itulah membuat semangat orang Kristen berkobar-kobar, bahkan membuat semakin banyak orang menjadi percaya. Kebangkitan itu membuat orang-orang Kristen mengarahkan hidupnya pada kehidupan kekal. Buahnya, orang-orang Kristen bukan hanya dikuatkan tetapi turut dimampukan bersyukur di tengah-tengah penderitaan itu untuk memuliakan Allah. Bagaimana orang bisa bersyukur sementara penderitaan menghampiri dirinya ? Paulus melihat bahwa manusia terdiri dari lahiriah dan batiniah. Manusia lahiriah hanya mampu memperhatikan yang kelihatan. Tak dapat disangkal, penderitaan yang dialami umat Kristen itu membuat manusia lahiriah mereka makin merosot. Mereka menjadi manusia yang tak diperhitungkan, tetapi semua itu hanya sementara. Penderitaan, ancaman, tekanan, kemiskinan dsb hanyalah lahiriah dan sementara. 

26 Februari 2015

Markus 8:31-38 (Minggu, 1 Maret 2015)



         MENYANGKAL DIRI DAN MEMIKUL SALIB

Ada sebuah nyanyian Sekolah Minggu yang sudah cukup menggereja:
Mengikut Yesus keputusanku…
Mengikut keputusanku
Mengikut Yesus keputusanku…`
ku tak ingkar - `ku tak ingkar
Lagu ini bukan hanya digemari oleh anak-anak Sekolah Minggu tapi orang tua. Menyanyikan lagu itu memang sangat menyenangkan dan dapat meneguhkan hati. Tapi apakah orang yang sudah menyanyikan lagu itu sanggup mengikut Yesus ? Mengikut Yesus diperlukan kesiapan menghadapi ancaman, sebab Yesus sendiri disebutkan (ay.31) : ‘Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan, ditolak oleh tua-tua, imam-imam, ahli Taurat, lalu dibunuh’.

Kejadian 17:1-7 ;15-16 (Epistel)


                     PERJANJIAN ALLAH DENGAN ABRAHAM

Abraham dikenal sebagai ‘bapa orang percaya’. Sebutan itu melekat pada Abraham karena perjalanan hidupnya dipenuhi oleh janji-janji Allah. Ia taat dengan mem-pasrah-kan hidupnya pada janji itu. Ia tidak takut dan hanyut pada godaan dan ancaman dunia.
Perjanjian Allah dengan Abraham ditandai dengan syarat agar Abraham hidup dengan tidak bercela. Dalam hidup yang demikianlah, Allah memenuhi janji-janjiNya kepada Abraham.

Mazmur 119:9-16 (Epistel)



        BERSUKACITA MENAATI FIRMAN TUHAN

119:9 Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.
119:10 Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, janganlah biarkan aku menyimpang dari perintah-perintah-Mu.
119:11 Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.
119:12 Terpujilah Engkau, ya TUHAN; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
119:13 Dengan bibirku aku menceritakan segala hukum yang Kauucapkan.
119:14 Atas petunjuk peringatan-peringatan-Mu aku bergembira, seperti atas segala harta.
119:15 Aku hendak merenungkan titah-titah-Mu dan mengamat-amati jalan-jalan-Mu.
119:16 Aku akan bergemar dalam ketetapan-ketetapan-Mu; firman-Mu tidak akan kulupakan. AMIN

20 Februari 2015

Markus 1:9-15 (Sermon)


                                       BAPTISAN

Baptis mulai dikenal dalam Perjanjian Baru. Tokoh yang cukup sentral memperkenalkan baptisan ialah Yohannes ; sampai ia kemudian dijuluki Yohannes Pembaptis. Baptis mempunyai arti mencemplungkan diri, menyelamkan diri dengan sekujur tubuh ke dalam air. Kegunaan baptisan pada awalnya adalah untuk mereposisi masyarakat Yahudi yang menyelewang dari norma Hukum Taurat.  Kata ‘baptis’ kemudian menjadi bahasa rohani yang berarti : penyucian diri/pembersihan diri, menguburkan segala dosa.