KESETIAAN ALLAH
Sudah lebih sebulan,
kita yang di Indonesia mengalami pandemic corona. Keadaan ini sangat membuat
kita tertekan. Kita belum paham sepenuhnya tentang corona ini, sehingga banyak
pertanyaan yang dapat dimunculkan. Apa – siapa – mengapa – bagaimana berapa lama ; adalah bentuk pertanyaan yang
tak mudah dijawab. Situasi corona juga
membuat kita mengalami tekanan, dimana kita harus berubah dalam kehidupan.
Tinggal di rumah saja. Corona menimbulkan kekhawatiran, bahkan sangat
menakutkan.
Sulitnya menjawab
pertanyaan sekitar corona ini dan beratnya tekanan yang dialami, membuat kita
mempertanyakan Tuhan, ‘mengapa Tuhan membiarkan peristiwa ini –apa dosa yang
kami perbuat – apakah Tuhan sedang murka – dimanakah keadilan dan kesetiaan
Tuhan ?’
Allah adalah benar,
demikian Paulus menegaskan dalam nas renungan ini. Allah telah mempercayakan
firmanNya, pertama-tama kepada orang Yahudi. Allah menghendaki ketaatan mereka
kepada firman itu sebagai penuntun hidup mereka. Mereka seharusnya menghidupi
diri mereka dengan firman itu. Namun mereka jauh dari firman itu. Mereka memang
melakukan sunat, yang sedikit disinggung dalam firman itu. Itu sebabnya
dikatakan (Roma 2:25) : ‘Sunat memang ada gunanya, jika engkau mentaati hukum
Taurat; tetapi jika engkau melanggar hukum Taurat, maka sunatmu tidak ada lagi
gunanya’. Sesungguhnya, sekalipun mereka melakukan sunat, itu bukan karena
firman itu. Mereka melakukan itu hanya karena tradisi saja. Dapat dikatakan,
mereka tidak dihidupi oleh firman itu. Mereka bukanlah umat yang setia.
Sekalipun mereka tidak setia, tetapi Allah tetap setia. Allah setia dengan
kasihNya. Dalam kemurahanNya, Allah menuntun setiap orang kepada pertobatan
(Roma 2:4b).
Allah kita adalah
Allah yang setia. Ia mengasihi saudara dan saya. Dalam pengasihanNya, Allah
menuntun kita untuk lebih mengenalNya. Allah telah memberikan firmanNya bagi
kita, sebagai penuntun hidup. Firman Tuhan (Alkitab) telah tersedia dalam
berbagai bentuk. Kita makin mudah menemukannya seiring dengan kemajuan zaman.
Kita juga mendengan firman Tuhan melalui sapaan para hamba Tuhan. Namun,
sejauhmana kita makin memahami dan memberlakukannya dalam kehidupan ini ?
Adakah firman Tuhan mengubahkan kita dengan tuntunan firman itu ? Atau, hidup
kita hanya sebagai tradisi saja ? Jika kita mau menolong atau memberi kepada
orang lain, benarkah itu karena didasari oleh firman Tuhan. Bukankah karena
didasari ‘take and give’ saja. ‘Ro au tu pestana asa ro sogot ibana tu
pestaku’. Bukankah juga banyak ‘perbuatan baik’ kita hanya sekedar popularitas
saja ? Adakah semua itu kita lakukan didasari dan digerakkan oleh kasih Kristus
? Adakah ibadah yang kita selenggarakan selama ini demi kemuliaan Tuhan ?
Bukankah kemegahan dan fasilitas gedung gereja yang utama ? Juga bukan rahasia
; jabatan dan kuasa menjadi bahan perebutan, baik oleh pejabat gereja maupun
tingkat jemaat. Sementara, pertumbuhan iman stagnan saja, bahkan tak sedikit
yang merasakan makin gersang. Saat ada gerakan sekarang ‘ibadah di rumah saja’,
bukankah kita lebih disibukkan medianya : zoom, live streaming, youtube,
online, facebook. Bukankah di dalam Alkitab ada juga ibadah ‘di rumah saja’
dengan fasilitas yang jauh dari memadai ? Rasanya, ‘pertobatan’ menjadi penting
kita gumuli lebih dalam, agar kita menjadi manusia yang setia kepada Tuhan.
Allah tetap setia.
Peristiwa saat ini bukanlah murka Allah. Saya mengimani, Allah tidak melibatkan
diri atas pembuatan corona ini, sebab Allah itu itu baik dan setia. Tetapi
orang-orang yang terlibat atas terjadinya peristiwa yang mengguncangkan dunia
ini adalah manusia bebal. Mereka adalah gambaran dari kejahatan manusia. Di dalamnya ada keangkuhan, keserakahan,
penyalahgunaan. Mungkin …., sekali lagi mungkin, kita juga pernah melakukan
kejahatan seperti yang mereka perbuat. Hanya saja, kejahatan yang kita lakukan itu
setingkat atau dua tingkat atau lebih dibawah para pelaku. Semua manusia pembohong, tetapi Allah itu
benar (4).
Situasi saat ini
boleh mengajar kita untuk mengenal Allah. Allah tidak sedang menghukum kita,
melainkan menuntun kita untuk hidup dengan firmanNya. Kiranya pandemic corona
ini segera berakhir, dan kita dapat memulai hidup baru. AMIN