BERSORAKLAH BAGI TUHAN
Daud mengalami perubahan hidup yang luar biasa ; dari seorang gembala domba menjadi
seorang pemimpin bangsa besar. Perubahan hidup yang dialami tidak membuatnya
lupa diri. Bagi Daud, kesuksesan hidup yang dinikmatinya diimani
sebagai kasih Tuhan. Karena itu, Daud selalu mengungkapkan rasa syukur kepada
Tuhan. Ungkapan syukur Daud bukan hanya dengan mulut tetapi juga melalui
perbuatan. Daud bersyukur dengan memberi perhatian memelihara
Tabut Perjanjian Allah. Ia menempatkan Tabut itu ke Yerusalem.
Saat pemindahan tabut Allah itu, Daud sangat bersyukur dan bersukacita.
Luapan sukacitanya begitu nyata dalam puji-pujian yang dikumandangkan bagi
Tuhan. Daud bernyanyi dengan penuh sorak-sorai. Ia sungguh-sungguh
ber-JUBILATE. Daud merasakan bahwa alam pun turut bersukacita. Ia melukiskan :
‘langit
bersukacita dan bumi turut bersorak-sorak’. ‘Gemuruh laut dan
guncangan angin’ bukan hal yang menakutkan. Malahan, gemuruh laut dan angin
badai telah membuat pohon menari-nari’. Seolah-olah ciptaan Tuhan itu pun
mengerti kasih Tuhan. Mereka turut memuji-muji Tuhan di tempat kudusNya.
Daud menikmatimati
seluruh peristiwa alam itu sebagai keindahan.
Di tengah-tengah rasa sukacita itu, sesungguhnya umat Tuhan juga sedang mengalami ancaman dari
bangsa-bangsa lain. Namun, bagi Daud, Tuhan berkuasa mengendalikan
segala bangsa dan memelihara umat pilihanNya. Pada saatnya,
bangsa-bangsa lain pun turut memuliakan Tuhan sebagai Raja.
Bahaya yang mengancam
tidak membuatnya putus asa melainkan tetap berpengharapan kepada Tuhan. Dalam luapan
sukacita – sorak-sorai – dan harapan, Daud mengajak umat berseru : ‘Selamatkanlah
kami, ya TUHAN Allah’.
Umat Tuhan
mengungkapkan syukur atas pekerjaan Tuhan yang begitu dahsyat. Ada banyak
pekerjaan Tuhan yang begitu luar biasa.
Firman Tuhan ini
mengajak kita sekalian bersorak-sorai. Kita sebagai orang
percaya sepatutnya merasakan kasih Allah. Kita memang
sepatutnya mensyukuri kasih Tuhan yang terjadi dalam hidup ini. Rasa syukur itu pula yang membuat kita bersorak-sorai
memuji dan memuliakan Allah. Sorak-sorai adalah gambaran sukacita, semangat,
dan harapan.
Apalah manusia di hadapan Tuhan.
Manusia hanya debu dan lumuran dosa, tetapi
Tuhan senantiasa mengasihi. Manusia begitu rendah
dihadapan Tuhan tetapi Tuhan berkenan mengangkat umatNya. Manusia hanya dapat
bersyukur dan memohon belas kasih Tuhan yang maha kuasa itu. Tuhan menghendaki
manusia untuk mensyukuri atas semua pengasihanNya.
Kita pun masing-masing memiliki
pengalaman iman, dimana kita pernah mengalami peristiwa-peristiwa yang luar
biasa. Apa yang kita nyatakan dengan peristiwa luar biasa itu ? Bukankah itu
membuktikan ada kekuatan di luar diri kita ? Apakah kekuatan itu kita aminkan
sebagai perbuatan Tuhan atas diri kita ?
Harapan ! merupakan
hal penting dimiliki setiap manusia dalam hidup ini. Dan itu sesungguhnya yang
mencirikan orang percaya. Berharaplah akan muncul kebaikan dan keindahan dalam
hidup ini.
Bersyukur
adalah perbuatan yang Allah kehendaki dari setiap orang yang menyatakan percaya
kepada Tuhan. Ungkapan syukur kepada Allah harus dilakukan dengan sukacita.
Kalau ibadah kita adalah bagian dari
pengungkapan syukur, maka seharusnya ibadah kita lakukan dengan semangat.
Semangat ibadah tetap bergelora sekalipun hanya di rumah. Ibadah adalah rasa syukur pada Tuhan atas pengasihanNya, sehingga
kita layak bersukacita memuji dan menyembahNya.
Ancaman yang sedang
terjadi saat ini janganlah membuat hati kita surut merasakan kasih Allah.
Bersyukurlah atas kasih Allah. Bersorak-soraklah atas kasih Allah yang ajaib
dalam hidup kita. Berharaplah senantiasa kepadaNya. Bahkan dibalik peristiwa
yang terjadi saat ini (corona) tetaplah bersyukur kepada Tuhan. Temukan kasih Tuhan dalam suasana sulit ini. Kita mestinya tidak hanya
melihat kesulitan yang terjadi tetapi juga dapat menemukan keindahan, manfaat
atau makna atas STAY AT HOME ini.
Karena itu, bersyukurlah .... jangan stres. Dan berharaplah hidup kita akan segera dipulihkan. AMIN