HIDUP
DALAM HIKMAT DAN KASIH
Hidup dalam kekristenan bukan hanya untuk
kepentingan “nanti dan di sana’ tetapi juga untuk ‘kini dan di sini’. Dalam hal
inilah penulis kitab Kolose memberikan pengajaran bagaimana seharusnya orang
percaya menjalani kehidupan masa kini. Seiring dengan pertumbuhan kekristenan
juga muncul berbagai ajaran yang mengguncang iman orang percaya kepada Yesus
Kristus. Berbagai paham telah mengombang-ambingkan hidup orang percaya.
Menghadapi situasi itu, penulis Kolose memberikan nasehat bagi orang-orang
percaya agar dapat hidup lebih berhikmat dan kasih. Hikmat akan memampukan orang-orang
percaya melawan arus deras yang bertentangan imannya. Mereka memang harus
meninggalkan hidup masa lalu dan hidup sebagai umat kudus Allah yang baik.
Dengan demikianlah mereka dapat disebut sebagai umat yang hidup dalam hikmat
dan kasih. Praktek hidup masa lampaumereka harus nyata berbeda setelah memasuki
hidup baru.
Berbagai prilaku masyarakat sangat bertentangan
dengan yang seharusnya dijalani orang-orang percaya. Kecurangan sudah demikian
nyata dalam hidup masyarakat. Keadilan dan kejujuran yang dirindukan banyak
orang tidak lagi tampak. Ketidakadilan seperti sudah kebiasaan umum ; yang kuat
(tuan) menindas yang kecil (hamba). Ketidakadilan bukan hanya dilakukan oleh
penguasa terhadap rakyat tetapi juga di antara rakyat bawah terjadi tindas
menindas. Mereka yang kuat merasa tidak akan pernah mendapat ganjaran. Penulis
Kolose mengingatkan umat percaya bahwa keadilan pasti datang dari Dia yang ada
di sorga.
Penulis kitab Kolose
yang adalah seorang hamba Tuhan juga memberikan cara hidup praktis. Sebagai
orang yang telah hidup baru maka hidup ditandai dengan doa ucapan syukur penuh
sukacita. Praktek hidup yang penuh dengan keluh kesah yang sering ditampilkan
orang lain harus ditinggalkan. Doa sebagai salah satu ciri khas umat percaya
menjadi tuntutan yang harus dilakukan umat. Doa merupakan nafas kehidupan umat
percaya. Dalam hidup persekutuan, jemaat perlu berdoa untuk tugas pelayanan
para hamba Tuhan, sehingga mereka dimampukan membukakan rahasia Kristus yang disangkal oleh para pengajar sesat, yang tidak
percaya kepada Kristus. Banyak rahasia Kristus (misteri) yang perlu dibukakan
dan disampaikan kepada orang-orang yang belum percaya, misalnya ; (a) apakah
orang kafir ikut masuk ke dalam rencana keselamatan Allah, (b) bagaimana
hubungan gereja masa kini dengan masa yang akan datang ? Semua ini adalah
bahagian dari misteri pada zaman itu. Untuk itu jemaat perlu berdoa agar para
hamba dimampukan memahami setiap rahasia Kristus.
Berhadapan dengan orang-orang luar (yang
belum percaya) sangat diperlukan hikmat dan kasih. Ketika orang-orang tak
percaya mengarahkan seluruh waktunya (hidup) untuk kehidupan dunia ini, maka
orang-orang percaya harus menggunakan waktu untuk meyakini Kerajaan Allah. Di
sinilah orang-orang percaya perlu berhikmat. Segala sesuatu yang dilakukan/
diperbuat dengan hikmat akan mendatangkan sukacita dan kebahagiaan. Orang-orang
berhikmat memang sangat mungkin menjadi tertawaan dunia, namun pada akhirnya
akan menerima upah yang tidak kecil.
Selain berhikmat, orang percaya juga
dituntut untuk memberlakukan kasih. Dalam nas ini (ay.6), kasih dikaitkan
dengan perkataan. Ada pepatah yang berkaitan dengan perkataan (ucapan) :
‘memang lidah tak bertulang’. Artinya manusia bisa mengucapkan kata-kata apa
saja. Kata-kata itu memiliki kuasa yang dapat memberikan semangat dan kekuatan.
Itulah kata-kata yang penuh kasih.Tetapi ada juga kata-kata yang hambar, tak berguna,
bahkan ada kata-kata yang cukup menyakitkan, melemahkan dan membuat orang lain terluka. Seharusnya
perkataan anak-anak Tuhan harus penuh kasih. Orang-orang luar sangat mungkin
memperdebatkan bahkan menyerang iman/keyakinan orang-orang percaya kepada Kristus.
Orang-orang percaya perlu menjawabnya tetapi dengan penuh kasih. Justru dengan
kata-kata yang penuh kasih itu dapat membuat mereka memahami kebenaran. Dengan
kata-kata yang penuh kasih itu, maka orang percaya telah menyatakan kerajaan
Allah dan mewartakan keselamatan itu.
Hikmat dan kasih menjadi kunci bagi kita
dalam menjalani kehidupan ini, baik berhadapan dengan saudara, keluarga,
saudara seiman, maupun dengan orang yang tidak seiman. Pengetahuan/hikmat manusia sangat terbatas, dan di dalam
keterbatasan itulah manusia perlu merendahkan hati. Banyak soal kehidupan yang
tak terjawab oleh manusia. Ada rahasia Tuhan. Tuhan penuh misteri. Kita perlu memohon dengan doa
pada Tuhan. Sambil mencari hikmat, kita perlu hidup dalam kasih, terutama melalui
perkataan kita. Kita perlu berhati-hati dengan setiap ucapan kita, karena
kekuatan dari perkataan adalah sangat luar biasa. Ucapan dapat merugikan orang
lain tetapi juga dapat merugikan diri sendiri. Jangan heran jika ada orang yang
dijauhi orang karena perkataannya. "Siapa
mengumpat, membuka rahasia, sebab itu janganlah engkau bergaul dengan orang
yang bocor mulut." (Amsal 20:19). Kita perlu menjaga kata-kata
sebab hal itu menunjukkan siapa kita sebenarnya. Hendaklah kata-kata yang keluar dari kita
dapat menjadi berkat dan sukacita bagi banyak orang. AMIN